Eposdigi.com – Akhir-akhir ini sedikit berbeda. Biasanya sebelum subuh Pasar Mirek sudah ramai pedagang. Terutama pada hari pasar setiap Hari Minggu, Selasa dan Jumat. Pada hari-hari ini, tidak hanya oleh pedagang setempat, Pasar Mirek ramai oleh pedagang dari luar.
Pasar tradisional yang terletak di Desa Oringbele, Kecamatan Witihama di Pulau Adonara, Flores Timur ini beraktifitas tiap hari. Dari pagi hingga menjelang siang. Para pedagang dan pembeli tumpah ruah memenuhi lapangan sepak bola di Desa Oringbele itu.
Benar. Pasar Mirek bertempat di tanah lapang yang juga digunakan sebagai lapangan sepak bola desa tersebut.
Di tengah pandemi corona, dan dalam rangka mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2 ini, Pemerintah Desa Oringbele juga melakukan berbagai upaya dalam rangka cegah tangkal penyebaran virus corona.
Diawali dengan sosialisasi oleh Pemerintah Kecamatan Witihama beberapa hari sebelumnya, dilanjutkan hari ini dengan berbagai aktifitas, terutama di pos I Siaga Corona Desa Oringbele di Namatukan.
Sama Seperti Hari Jumat dan Minggu lalu, denyut aktivitas di Pos satu siaga corona mulai terasa jam 3 pagi hari ini (Selasa, 19/05/2020). Agustinus Ama Mai, Blasius Keli Ehan Pugel, Philipus Zakarias Taran, diserahi tanggung jawab besar menjaga gerbang masuk Desa Oringbele.
Pada hari pasar, seperti hari ini, ratusan pedagang dari luar Desa Oringbele, bahkan dari luar Kecamatan Witihama, datang menggerakkan roda perekonomian di Witihama, kampung yang juga kemudian menjadi nama kecamatan di Pulau Adonara ini.
Witihama adalah kampung yang besar. Ada lima desa yang berada di satu kampung tersebut. Ini berarti “pasar” yang luas karena banyak orang yang berada di kampung tersebut. Karenanya Pasar Mirek selalu saja ramai.
Pagi ini, aktifitas di pos satu siaga corona terbilang sangat ramai. Tidak hanya petugas jaga, segenap aparat desa mulai dari kepala desa dengan segenap aparat pemerintahan desa, anggota DPD, para kepala dusun dan beberapa ketua RT, Hansip desa siap siaga menyambut para pedagang.
Kepala Dusun III Desa Oringbele Swardin Tokan membenarkan bahwa hari pasar menjelang Lebaran ini lebih ramai, demikian juga dengan aktifitas di pos satu siaga corona Desa Oringbele
“Semua aparatur desa terlibat dalam mencegah corona tanpa imbalan apa-apa. Kami (aparatur desa –red) sudah terbiasa diomongin. Memang (yang mendapat bayaran) hanya 3 orang yang jaga. Tidak apa-apa. Tugas kami melayani masyarakat” ungkap Swardin Tokan.
Sumber eposdigi di Desa Oringbele melaporkan bahwa jam 3 pagi lebih sedikit para pedagang dari luar mulai berdatangan. Semua petugas disiplin di meja tugas masing-masing.
Mulai dari pendataan menurut kluster pedagang. Pedagang didata secara lengkap. Nama dan alamat termasuk yang utama. Kemudian dicluster menurut jenis dagangan. Ada sembako, asesoris – termasuk mainan anak, sirih pinang, pedagang pakaian, kue-kue jajanan pasar, berbagai perabot rumah tangga.
Petugas yang lain memeriksa dan memastikan semua orang untuk mengenakan masker. Para pengunjung pasar yang bisa meninggalkan kendaraan diminta untuk mencuci tangan. Sedangkan yang tetap bertahan dikendaraan diberi cairan disinfektan. Yang lain sibuk menyemprot kendaraan dan barang dagangan dengan cairan disinfektan yang khusus untuk itu.
Agustinus dan Blasius terlihat memaksa beberapa anak muda yang tampak tidak mengenakan masker untuk tidak melewati pos jaga satu. Sementara Zakarias sedang mengingatkan pengunjung lainnya yang memakai masker di dagu, bukan menutup mulut dan hidung.
Para pengunjung pasar ditahan sedikit lama. Selain untuk mendata lebih lengkap para pengunjung, juga untuk memastikan procedural pencegahan corona dipatuhi oleh semua orang. Minimal memakai masker dan mencuci tangan. Sebelum pasar dibuka untuk aktifitas jual beli mulai pukul 05:30 hingga menjelang tengah hari.
Hal ini ternyata mengundang simpati dan apresiasi dari pengunjung pasar. Siti Samsiah Saleh, penjual gula pasir, telur dan berbagai kue-kue yang berasal dari Dusun I , Desa Waiburak kecamatan Adonara Timur memberi apresiasi.
“Pasar yang baru di mulai jam setengah enam (05:30 pagi – red) membuat kami lebih nyaman dan tidak tergesa-gesa untuk sahur. Semua pedagang baru menggelar dagangan bersama-sama jadi kami tidak buru-buru. Kami juga masih sempat solat subuh di masjid” kata Siti Samsiah.
Pos satu siaga corona Desa Oringbele di Namatukan memang bersebelahan dengan Mesjid Besar At-Taqwa Witihama.
Tepat pukul 05:30, portal di pos satu dibuka. Para pedagang terlihat tertib dalam antrian memasuki pasar. Para pengunjung pasar, baik pedagang maupun pembeli terlihat disiplin mengenakan masker.
Aneka motif dan model dari masker yang dikenakan pengunjung, membuat Pasar Mirek pagi ini penuh warna. (Foto : Qboll Purab)
[…] Baca Juga: Warna Warni di Pasar Mirek […]
[…] Ayo Baca Juga: Warna Warni di Pasar Mirek […]
[…] Baca Juga: Warna Warni di Pasar Mirek […]