Eposdigi.com – Setiap orang tua, mengharapkan hubungan yang dekat dengan anak-anak mereka. Hubungan yang dekat versi orang tua pasti banyak sekali. Sederet kriteria mengenai hubungan yang dekat penuh mengisi harapan-harapan orang tua.
Secara tradisional, semua orang tua berharap agar ia memiliki kedekatan fisik dan emosional dengan anak-anak. Sebab kedekatan dan hubungan harmonis dalam keluarga merupakan pondasi utama dalam rumah tangga.
Sebuah pesan yang sangat luar biasa dari Ibu Teresa dari Kalkuta tentang keharmonisan dalam keluarga, patut menjadi perhatian setiap orang tua. Ibu Teresa mengatakan bahwa “Jika menginginkan perdamaian dunia, pulanglah (ke rumah) dan cintailah keluarga Anda”{kata dalam kurung kami tambahkan}.
Baca Juga:
Bahasa Apa yang Anda ’tuturkan’ Dalam Komunikasi Dengan orang-orang Terdekatmu?
Kutipan dari Ibu Teresa ini sederhana. Namun maknanya sungguh mendalam. Bahwa untuk menciptakan hal sebesar perdamaian dunia, haruslah dimulai dari hal sederhana yang bisa kita masing-masing pribadi lakukan. Hal sederhana ini adalah pulang ke rumah dan mencintai keluarga kita masing-masing.
Kasih Sayang dan harmoni dalam keluarga akan menciptakan harmoni dalam komunitas, bangsa negara dan akhirnya menciptakan harmoni dan kedamaian dunia. Sebuah tindakan sederhana. Saling mencintai di antara anggota keluarga.
Mencintai seluruh anggota keluarga adalah hal indah. Hal ideal. Sederhana. Namun dalam praktek bukan hal yang mudah dilakukan oleh banyak orang.
Setiap orang yang terlahir dengan keunikan dan kekhasan masing-masing, dengan ego dan harapan masing-masing, pola komunikasi, dan berbagai macam bentuk perjuangan yang menjadikan harmoni dan kedamaian dalam keluarga, cinta diantara anggota keluarga, butuh upaya lebih keras untuk mencapainya.
Baca Juga:
Lanjutan Tulisan Tentang Bagaimana Membentuk Rasa Percaya Diri Pada Anak
Jika cinta diantara pasangan orang tua saja butuh dipupuk hari demi hari, maka cinta diantara orang tua dengan anak dalam konteks hari ini pasti jauh lebih sulit untuk mewujudkannya.
Berbagai macam kendala dalam kehidupan modern saat ini tidak dapat kita pungkiri menjadi semacam batu sandungan yang membuat cinta dalam keluarga butuh usaha lebih keras dan disiplin setiap hari untuk mewujudkannya.
Orang tua manapun pasti memiliki keinginan untuk mengupayakan apapun yang terbaik bagi anak-anaknya. Namun batasannya adalah, kadang keinginan para orang tua ini belum tentu selaras dengan kebutuhan anak.
Karena itu orang tua mestinya lebih peka, untuk memahami dan menemukan apa yang sebenar-benarnya dibutuhkan oleh anak, alih-alih keinginan orang tua.
Baca Juga:
Belajar dari Kasus Nikita dan Putrinya untuk Mengembangkan Relasi yang Lebih Sehat dengan Anak
Barangkali beberapa hal berikut ini yang bisa menjadi alarm bagi orang tua untuk mawas diri, menciptakan hubungan yang lebih baik dengan anak, agar dapat mengenali dan menemukan apa yang seharusnya anak butuhkan dari orang tua.
Pertama: Menuntut terlalu Banyak dari Anak. Atas nama kasih sayang, kita para orang tua cenderung mengedepankan ego kita untuk memaksakan ukuran kita pada anak-anak kita.
Kita menginginkan agar anak-anak tumbuh sesuai ukuran kita. Padahal anak-anak memiliki keinginan dan kehendak sendiri yang bisa saja bertentangan dengan keinginan orang tua.
Karena itu orang tua perlu mengesampingkan ego dan memberi dukungan kepada anak-anaknya untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kekhasan mereka masing-masing.
Memang perlu dikomunikasikan dengan baik agar anak-anak tidak terjerumus pada pilihan yang salah. Namun jauh lebih penting adalah membuka diri untuk mendengarkan pilihan anak.
Kedua: Ketika anak mulai berbohong. Tidak kita sadari bahwa kebohongan yang dipilih oleh anak sebenarnya adalah buah dari apa yang kita tanam.
Baca Juga:
Lima Hal yang Harus Dihindari Orang Tua, Agar Anak Tumbuh Dewasa dan Bermental Tangguh
Anak terpaksa berbohong hanya untuk menghindari masalah dari orang tua. Anak berbohong ketika berbicara jujur justru menjadi masalah bagi mereka.
Karena itu butuh sikap terbuka untuk mau mendengarkan anak secara jujur. Bahwa kadang kejujuran anak bisa saja menyakiti kita para orang tua. Ketika kejujuran anak menjadi sesuatu yang menyakitkan itu pertanda bahwa kita mengharapkan sesuatu yang terlalu besar dari anak.
Kejujuran anak yang menyakitkan adalah pertanda bahwa ego kita lebih besar dari kasih sayang yang mengharuskan kita menerima anak-anak kita apa adanya. Kejujuran anak menjadi menyakitkan ketika menghakimi lebih besar daripada kesedian untuk mengampuni dan menerima anak-anak apa adanya dalam perkembangan mereka.
Biarkan anak-anak nyaman berbicara. Bahkan ketika membicarakan sesuatu yang tidak ingin kita para orang tua dengar.
Ketiga: Ketika mendapatkan respon tidak sesuai dengan keinginan. Anak-anak berpikir dan bertindak sesuai dengan perkembangan mereka. Kita para orang tua tidak boleh menarik anak-anak masuk dalam ‘dunia’ kita.
Baca Juga:
Empat Hal Ini, Harus Dilakukan Oleh Orang Tua Dalam Mendampingi Remaja
Sebab zaman ini adalah zamannya anak-anak kita. Kita yang terjebak dan hidup dalam dunia mereka. Karena itu ada banyak hal yang mengharuskan kita para orang tua untuk menyesuaikan diri sedemikian rupa dengan tindakan anak-anak kita.
Tidak mudah mengkomunikasikan harapan para orang tua kepada anak. Bukan salah harapannya. Yang belum tentu pas adalah cara kita para orang tua mengkomunikasikan harapan itu. Kesalahan cara inilah yang mungkin menyebabkan respon dari anak tidak sesuai dengan yang kita inginkan.
Empat: Mengharapkan Waktu Berkualitas bersama anak. Pekalah ketika anak-anak sudah mulai menjauh secara fisik. Enggan bertemu. Tidak ada lagi kebersamaan. Ini jelas masalah kita para orang tua bukan semata-mata salah anak-anak.
Dalam usia pertumbuhan mereka ada sat-saat kritis ketika teman dan pertemanan mereka menjadi pusat segalanya, bukan kelekatan dengan orang tua.
Pada saat kritis seperti inilah para orang tua harus bisa menjelma diri menjadi teman, bukan lagi orang tua. Berteman dan melakukan hal-hal ‘konyol’. Menerima mereka dengan segala tindakan yang mungkin absurd bagi ukuran kita para orang tua.
Baca Juga:
Apa Dampak Pola Asuh Permisif Orang Tua Pada Anak, Ketika Anak Dewasa?
Menciptakan kedekatan fisik dan mental dengan anak bisa jadi bukan sesuatu yang mudah bagi orang tua. Kita harus membuka diri untuk mengenali saat-saat mana, atau momen-momen mana, peristiwa-peristiwa apa saja yang membuat anak-anak nyaman berada dan bersama kita para orang tua.
Dan seharusnya hal-hal sederhana bisa saja menjadi momentum yang pas untuk menciptakan waktu yang berkualitas bersama seluruh keluarga.
Lima: Lebih Banyak Menghakimi. Yang paling penting dalam peristiwa komunikasi adalah kemauan, sikap dan antusiasnya kita dalam mendengarkan. Sikap dan bahwa tubuh, tindakan yang membuat siapa saja yang berbicara dengan kita tahu bahwa kita memberi tanggapan yang paling dibutuhkan anak saat mereka berbicara.
Komunikasi antara orang tua dengan anak akan berlangsung baik jika ada telinga hati dari para orang tua untuk mendengarkan anak. Kepekaan kita sebagai orang tua untuk mengenali dan memahami apakah anak-anak menjadi nyaman dan terbuka dalam komunikasi.
Baca Juga:
Pola Asuh Toxic Ini Harus Dihindari Orang Tua Agar Tumbuh Rasa Percaya Diri pada Anak
Ketika anak diterima apa adanya, pasti ada keterbukaan dan kejujuran untuk membicarakan apapun. Kadang mendengarkan juga menjadi nasehat terbaik bagi anak. Menyela dan menggurui pada saat anak sedang curhat barangkali baik bagi kita para orang tua, namun belum tentu itu yang dibutuhkan oleh anak.
Menahan diri untuk memberi pandangan atau nasihat hanya ketika anak meminta butuh keterampilan yang dilatih secara serius oleh kita para orang tua. Ego sebagai orang tua, pengalaman hidup dan berbagai standard dan harapan kita orang tua menjadikan kesediaan untuk tidak memberi nasihat atas apapun yang dialami oleh anak menjadi tidak mudah.
Baca Juga:
Bukan ukuran cinta kita kepada anak. Pada akhirnya, anak-anak kita menjadi lebih terbuka, nyaman, dekat secara fisik dan emosional dengan kita para orang tua adalah ketika anak-anak kita percaya bahwa kita mencintai mereka. Mencintai mereka apa adanya.
Foto ilustrasi dari visecoach.com
Leave a Reply