Fenomena Crazy Rich: Haruskah Dipamer?

Budaya
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Frasa crazy rich menjadi populer pada meja pembaca dalam kurun waktu sebulan terakhir. Istilah crazy rich itu sendiri sebenarnya sudah lama dikenal luas oleh masyarakat sejak dirilisnya film Crazy Rich Asians pada 2018.

Crazy rich itu sendiri merupakan sebutan bagi orang yang dianggap sangat kaya raya, yang kerap memamerkan barang-barang dengan harga fantastis, berpenampilan glamor, dan memperlihatkan gaya hidup supermewah dalam kesehariannya.

Di Indonesia, muncul berbagai julukan yang berkaitan dengan crazy rich, semisal Crazy Rich Medan, Crazy Rich Tanjung Priok, Crazy Rich Bekasi, Crazy Rich Bandung, Crazy Rich Surabaya, Crazy Rich Malang, dan beberapa crazy rich lainnya yang berasal dari berbagai daerah.

“Bencana” dan Bencana – Relawan dan “Relawan”

Memahami fenomena crazy rich, tentu tidaklah mudah. Berbagai pertanyaan pun diajukan ke ruang publik. Semisal, haruskah kekayaan itu dipamerkan? Bukankah cara seperti itu bagian dari keangkuhan dan kesombongan diri? Mengingat masih banyak orang yang hidupnya di bawah garis kemiskinan, bahkan tak tersentuh oleh kata sejahtera?

Tulisan ini berusaha untuk membaca fenomena crazy rich sebagai gaya hidup baru masyarakat kita, sekaligus menangkap pembelajaran penting di balik fenomena tersebut.

LifeStyle dan Kerja Pengakuan

Fenomena crazy rich tak lepas dipisahkan dari konsep lifestyle dan kerja pengakuan. Perilaku mempertontonkan kekayaan dan segala hal yang mengikutinya di ruang publik (ruang maya dan ruang nyata) merupakan sebuah upaya untuk memperkenalkan diri dan segala hal yang melekat dalam dirinya.

Baca juga : Motor Ambulans, Penyelamat Nyawa Ibu dan “Buah Hati”

Berbagai macam hal tersebut, bukan hanya yang sifatnya tangible tetapi juga yang intangible. Para crazy rich dengan mudah dan gampang menyebut dan memamerkan kekayaan yang melekat pada diri mereka.

Mobil, motor, rumah, dan benda fana lainnya viral di media sosial. Perilaku verbal yang mengkonfirmasi tentang kekayaan pun dengan lantang disuarakan. Semisal apaan beli barang harga segitu. Murah banget.

Apa yang sedang dilakukan oleh para crazy rich merupakan bentuk lifestyle atau gaya hidup. Orang dengan latar belakang status yang berbeda-beda berjuang untuk menampilkan gaya hidupnya semaksimal mungkin. Pertanyaan refleksi, untuk apa semuanya itu dilakukan?

Satu hal yang pasti bahwa apa yang sedang dilakukan oleh para crazy rich merupakan upaya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Seseorang ingin diakui, dianggap “orang kaya”, “berpengaruh”, “harta bergelimang”, dan sederet harapan lainnya.

Pengakuan sekaligus rasa kagum sejatinya menjadi puncak tertinggi dalam perjalanan hidup para crazy rich. Untuk apa menjalankan hidup jika tidak mendapatkan pengakuan dari orang lain?

Pro dan Kontra

Menyaksikan para crazy rich memamerkan kekayaannya di media sosial, pada akhirnya mengusik ketenangan hati yang membangkitkan hasrat untuk segera merespon. Ada yang menilai bahwa apa yang dilakukan oleh para crazy rich adalah hal yang wajar.

Baca juga : Strategi Bisnis Tukang Pangkas Rambut

Hal ini didasari pada argumen mereka bahwa setiap proses yang dilalui dan dinikmati oleh para crazy rich harus dibayar mahal dengan pengakuan. Tidak ada yang salah dengan sikap dan perilaku mereka. Ibarat seseorang yang baru memenangkan sebuah lomba dan memamerkan piala beserta uang pembinaan di media sosial.

Sementara itu, pada saat yang bersamaan tak sedikit publik yang menaruh rasa prihatin seiring dengan luapan emosional atas apa yang dilakukan para crazy rich. Kelompok yang kontra menilai bahwa yang dilakukan kelompok crazy rich merupakan wujud nyata dari sikap angkuh/ sombong.

Di tengah maraknya masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, nyatanya para crazy rich justru mempertontonkan perilaku yang tidak elok. Hal ini akan berimplikasi pada meningkatnya kecemburuan sosial yang bisa mengakibatkan disintegrasi sosial.

Sebuah Pembelajaran

Fenomena crazy rich memberikan banyak pelajaran buat kita. Penulis mencatat ada tiga poin penting yang dapat kita simpulkan dari merebaknya fenomena crazy rich di Indonesia.

Frugal Living: Gaya Hidup Orang yang Bermoral Tinggi

Pertama, fenomena ini menjadi preseden buruk seseorang dalam merayakan hidupnya. Keangkuhan dan kesombongan diri tidak perlu dipublikasikan secara massal. Karena hal ini bisa saja berorientasi pada kecemburuan sosial yang berdampak pada lahirnya perilaku-perilaku yang anarkistis.

Kedua, fenomena crazy rich juga sejatinya mengingatkan kita dalam mengelola emosi, memanfaatkan media sosial secara bijaksana dan bertanggung jawab. Sebab, tak sedikit dari para crazy rich ini justru melakukan tindakan-tindakan yang tidak bermoral seperti penipuan di media sosial untuk kepentingan memperkaya diri.

Ketiga, popularitas tidak diukur dari kekayaan yang melekat pada diri kita. Tetapi sejauh mana kita menghadirkan diri yang ideal dengan segala kesederhanaan dan ketulusan hidup bersama orang lain.

Artikel ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto: idxchannel.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of