Eposdigi.com – Tulisan ini seharusnya tayang kemarin, 22 Desember, tepat saat kita merayakan Hari Ibu. Namun, semoga, tidak mengurangi pesan yang ingin kami sampaikan dalam tulisan ini.
Hari Ibu, di Indonesia diperingati sebagai momen yang bertepatan dengan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kemudian Melalui Keppres No 316 Tahun 1959, Hari Ibu menjadi peringatan wajib di Indonesia.
Namun Merayakan hari Ibu harusnya melampaui peringatan Kongres Perempuan Indonesia tersebut. Perayaan Hari Ibu adalah merayakan peran sentral perempuan dalam kehidupan setiap orang. Peran perempuan sebagai Ibu yang meletakan dasar-dasar dan kemudian mengisinya dengan segala yang dibutuhkan oleh setiap anak seiring pertumbuhan mereka.
Baca Juga:
Mencegah Stunting Sekaligus Pewarisan Nilai Lewat Posyandu Remaja
Dan peran seorang Ibu selalu menjadi pusat dari kehidupan setiap anak, seumur hidup mereka, bahkan setelah sang ibu meninggal dunia.
Pada tahun 2024 ini, perayaan Hari Ibu mengusung tema ”Ibu Berdaya Bangsa Sejahtera” dengan memberi perhatian besar pada pemberdayaan perempuan di berbagai aspek kehidupan.
Memberi perhatian pada kesehatan ibu dan anak sebagai pondasi keluarga yang kuat. Meningkatkan akses pendidikan bagi perempuan sebagai landasan untuk menciptakan generasi penerus yang cerdas.
Mendukung peran ibu dalam sektor ekonomi seperti usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan juga pengakuan akan peran perempuan di bidang sosial politik dalam menjaga keharmonisan dan keberagaman di dalam masyarakat.
Pada saat yang sama stunting masih menjadi persoalan serius yang dihadapi Indonesia.Stunting menjadi persoalan serius sebab stunting bukan semata-mata persoalan tinggi dan berat badan yang tidak sesuai dengan usia pertumbuhan pertumbuhan seorang anak.
Baca Juga:
Benarkah Banyak Anak Menjadi Penyebab Tingginya Angka Kemiskinan dan Stunting di NTT?
Lebih dari pada itu. Stunting adalah deficit gizi yang pertama-pertama mempengaruhi perkembangan otak yang tentu saja mempengaruhi kecerdasan seorang anak. Apalagi karena defisit gizi ini tidak dapat diperbaiki lagi, jika tidak ada upaya serius yang dilakukan pada saat usia emas anak.
Tingginya angka stunting itu memberi gambaran akan kualitas sumber daya manusia seperti apa yang kita miliki 20 – 30 tahun mendatang yang diisi oleh sumber daya manusia yang mengalami stunting pada masa kecilnya.
Ini berkaitan dengan tingkat kecerdasan, kesehatan dan produktivitas mereka pada saat besar nanti.
Mengatasi stunting berarti membicarakan persoalan perempuan. Sebab stunting bukan serta merta ada pada saat seorang anak lahir. Jauh sebelum itu, persoalan stunting berangkat dari defisit gizi bawaan jauh sebelum seorang perempuan menjadi ibu.
Remaja perempuan yang mengalami masalah gizi maka kemungkinan besar anaknya nanti akan lahir dengan kondisi stunting.
Baca Juga:
Program Ini Mulai Wajib Diikuti oleh Calon Pengantin Baru pada Tahun 2024
Karena itu intervensi soal stunting bukan hanya dilakukan pada saat seorang anak dalam usia emas atau 0 – 5 tahun pertama, namun jauh sebelum itu, intervensi stunting harus dimulai dengan memperhatikan gizi para remaja, terutama remaja perempuan.
Tidak hanya remaja, intervensi stunting berikutnya adalah pada para pasangan yang baru menikah, yang merencanakan memiliki anak. Pada pasangan ini persoalan defisit gizi harus dituntaskan sebelum kehamilan.
Kemudian pada orang tua yang baru memiliki anak. Bisa jadi banyak orang tua belum memahami kebutuhan akan nutrisi yang seimbang bagi anak sesuai dengan perkembangan usia pertumbuhannya.
Pada orang tua yang memiliki anak usia emas ini, harus diberi pemahaman mengenai gizi seimbang dari sumber-sumber pangan yang berada di dekat mereka, yang tentu saja mudah diakses dan murah.
Baca Juga:
Pada saat yang sama, pada usia emas anak, kebutuhan lainnya juga harus terpenuhi, bukan hanya persoalan gizi tapi juga kebutuhan akan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya.
Dengan demikian, intervensi stunting harus melibatkan perempuan sebagai ujung tombak. Dan semoga perayaan Hari Ibu berikutnya, kita boleh sambil merayakan bebasnya Indonesia dari stunting.
Foto ilustrasi dari republika.co.id
Leave a Reply