Hak Istimewa Para Politisi

Sospol
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Saya tidak mengenalnya, pun ayahnya secara pribadi. Walaupun tahu bahwa ayahnya adalah seorang politisi yang sudah malang melintang baik di legislatif maupun di eksekutif. Apalagi ayahnya adalah salah satu kandidat kuat untuk presiden RI periode berikut.

Saya baru tahu bahwa dia adalah putra tunggal ayahnya. Tapi bukan itu yang mau dihadirkan dalam tulisan ini.

Tidak sengaja, tentu saja, saya menemukan sebuah video reals yang berisi wawancara dengan Rosi dari kompas tv. Wawancara yang juga dihadiri oleh orang tuanya; ayah dan ibunya.

Adalah Alam Ganjar. Nama lengkapnya Muhammad Zinedine Alam Ganjar. Alam adalah putra semata wayang Politisi PDIP, Gubernur Jawa Tengah yang terakhir dan Calon Presiden RI kandidat dari PDIP, Ganjar Pranowo.

Baca Juga:

Budaya Politik dan Politik Berbudaya

Tapi bukan Ganjar Pranowo, bapaknya, yang mau kita hadirkan dalam tulisan ini. Dalam video reals yang dimaksud di atas, jawaban Alam atas salah satu pertanyaan dari Rosi yang benar-benar menginspirasi hadirnya tulisan ini.

Dalam video reals yang dibagikan itu, Alam mengemukakan pendapatnya mengenai kekuasaan. Menurut Alam, kekuasaan adalah bentuk tanggung jawab tertinggi yang dimiliki oleh seorang pemegang kekuasaan kepada masyarakat. Kekuasaan adalah tanggung jawab.

Namun jawaban ini juga bukanlah juga merupakan point penting yang menginspirasi tulisan ini.

“..juga privilege untuk menuangkan pikiran, idealisme dan apa yang kita punya untuk khalayak banyak. Itu privilege paling tinggi menurut saya,” jawab Alam kepada Rosi atas pertanyaan apa itu kekuasaan saat wawancara tersebut.

Baca Juga:

Belajar dari Ismail Bachtiar: Lolos DPRD Provinsi Tanpa Baliho

Dengan kekuasaan ditangan seorang politisi, dia memiliki hak istimewa (privilege) untuk merealisasikan gagasannya untuk membangun masyarakat, sekaligus tanggung jawab tertinggi bahwa gagasan yang dimilikinya dapat terukur pencapaiannya untuk membawa masyarakat berubah kearah yang lebih baik.

Alam benar. Bahwa pemegang kekuasaan memiliki hak istimewa untuk menuangkan ide, gagasan untuk masyarakat banyak. Syarat dari itu adalah “apa yang kita punya”.

Dalam banyak kesempatan, dan tulisan-tulisan sebelumnya selalu disampaikan bahwa kekuasaan harus lahir dari ide, dari gagasan. Karena itu politisi yang hendak merebut kekuasaan harus memiliki ide, memiliki gagasan.

Dari apa yang disampaikan oleh Alam, kita harus serius bertanya, “jika politisi tidak memiliki gagasan, apa yang mau dituangkannya untuk membangun masyarakat?”

Baca Juga:

Kenapa Caleg Harus Melangkah di Jalan Politik Gagasan?

Karena itu, dalam musim-musim pemilu seperti saat yang akan kita masuki sebentar lagi, sebagai masyarakat pemegang hak suara, kita harus benar-benar memastikan bahwa ada banyak ide tentang pembangunan yang boleh kita pilih.

Ide tentang pembangunan mana yang paling baik, yang ditawarkan oleh banyak politisi itu yang paling relevan untuk daerah kita masing-masing.

Masyarakat pemilih yang cerdas pasti akan melahirkan pemimpin – pemegang kekuasaan – yang berkualitas. Masyarakat pemilih yang cerdas pasti akan memilih ide, memilih gagasan, bukan semata-mata memilih siapa orangnya.

Karena itu kampanye bukan lagi bertujuan  untuk mengenalkan diri. Saya si A dari partai B, nomor urut kesekian, sebagai calon ini itu dan lain-lain. Bukan itu.

Baca Juga:

Para Caleg Jangan Diam Saja, Ayo Bantu Cegah TPPO di NTT

Kampanye kita hari ini adalah mengkomunikasikan ide dan gagasan kita untuk bersama membangun masyarakat. Kata kuncinya adalah gagasan dan bersama masyarakat.

Kekuasaan itu harus hadir dalam bentuk gagasan dan berada bersama di tengah masyarakat agar setiap tahapan eksekusi gagasan itu menjadi bagian dari masyarakat. Begitu pula dengan ukuran pencapaian dan umpan balik dalam bentuk evaluasi terhadap pencapaian pembangunan tersebut.

Foto dari bisnis.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of