Menimba Inspirasi dari Cara Finlandia Mengelola Pendidikan Dasarnya

Internasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Di Finlandia, pendidikan dasar yang sesunguhnya baru terjadi di kelas 3 sampai kelas 6 sekolah dasar. Yang dilakukan di kelas 1 dan 2 SD adalah upaya meletakkan dasar yang kokoh bagi proses pendidikan dan pengajaran yang baru dimulai di kelas 3 hingga kelas 6 SD.

Oleh karena itu, hal yang dilakukan di kelas 1 dan 2 SD adalah mendorong tumbuhnya kesejahteraan psikis pada murid agar proses belajar mengajar di SD dapat berjalan secara kondusif mencapai tujuan. Selain itu, belajar membaca dan berhitung serta upaya menumbuhkan minat baca.

Setelah peletakan dasar ini dilakukan, di kelas 3 hingga kelas 6 SD, pendidikan dasar dalam pengertian yang sesungguhnya baru dilakukan melalui berbagai kebijakan seperti tampak pada uraian berikut ini.

Uraian ini dibuat berdasarkan buku Sistem Pendidikan Finlandia karya Ratih D. Adiputri dan beberapa sumber lain dari Kedutaan Besar Finlandia di Jakarta.

  1. Mata Pelajaran

Jika di kelas 1 dan 2 jumlah kegiatan dalam 1 hari sekolah dapat dikenali melalui aktivitas misalnya membaca, menulis, berhitung maka di kelas 3 hingga kelas 6 SD jumlah kegiatan dalam satu hari sekolah dapat dikenali melalui jadwal mata pelajaran.

Sejak duduk di kelas 3 SD, sebutan mata pelajaran mulai dikenal. Terdapat jadwal mata pelajaran yang harus diikuti oleh murid dalam 1 minggu. Selain guru kelas, atau wali kelas, ada guru mata pelajaran untuk beberapa mata pelajaran seperti matematika dan bahasa, terutama bahasa asing.

Baca Juga:

Mengintip Orientasi dan Praktik Pendidikan di Kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar Finlandia

Seperti di Indonesia, guru mata pelajaran dapat berganti-ganti. Sejak kelas 3 SD penilaian hasil belajar tidak lagi bersifat kualitatif melainkan kuantitatif atau dalam bentuk angka, termasuk pada laporan akhir tahun.

Mata pelajaran yang diajarkan adalah Bahasa Finlandia, Bahasa Inggris, Olah raga, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Menggambar,  Pekerjaan Tangan, Musik dan Mata pelajaran Agama. Di kelas 5 ada tambahan mata pelajaran yakni Bahasa Asing. Dan di kelas 6 ada Bahasa Swedia.

  1. Mata Pelajaran Bahasa

Di Finlandia pelajaran bahasa yang wajib diikuti oleh semua murid adalah Bahasa Finlandia, Bahasa Swedia dan Bahasa Inggris. Dua bahasa yang pertama adalah bahasa yang dipakai, digunakan sebagai bahasa resmi negara. Sedangkan Bahasa Inggris, harus dikuasai karena sebagai bahasa internasional.

Baca juga : 

Di Finlandia Pendidikan Demokrasi Dimulai Sejak Taman Kanak Kanak

Selain Bahasa Inggris, bahasa asing yang di pelajari adalah Bahasa Jerman, Bahasa Prancis, dan Bahasa Spanyol. Di beberapa sekolah ada tambahan bahasa asing yang dipelajari adalah Bahasa Rusia. Jika Bahasa Inggris wajib dipelajari maka bahasa asing lain yang tadi disebutkan adalah pilihan.

Untuk bahasa asing tingkat pencapaian yang diupayakan adalah A1. Dalam struktur pembelajaran bahasa di Eropa standarisasinya mulai dari A1 yang merupakan level capaian terendah, menyusul A2, B1, B2, C1 dan C2, sebagai level tertinggi. Untuk Bahasa Inggris, murid SD Finlandia sampai tingkat B.

Di sekolah di Finlandia, kemampuan bahasa sangat dihargai. Oleh karena itu, perkembangan kemampuan bahasa murid sangat diperhatikan. Sedangkan ketika lulus sekolah menegah, murid Finlandia biasanya dapat berkomunikasi dengan baik dalam 4 bahasa.

Untuk murid asing, murid yang mengikuti orang tuanya tugas di Finlandia, sekolah menyediakan pelajaran tambahan Bahasa Finlandia untuk orang asing, satu jam setiap minggu, terutama bagi murid yang mengalami kesulitan.

Jika tidak mengalami kesulitan, guru rutin memeriksa tugas yang dikerjakan dalam bahasa Finlandia 1 jam setiap minggu, untuk mengecek apakah murid asing tersebut menggunakan bahasa Finlandia dengan benar dalam mengerjakan tugas, dan memberi umpan baliknya.

  1. Mata Pelajaran Matematika dan IPA

Fokus pelajaran Matematika dan IPA bukan pada bagaimana agar murid memiliki kemampuan menyelesaikan soal-soal sulit terkait mata pelajaran Matematika dan IPA. Namun fokusnya pada bagaimana pelajaran matematika dan IPA dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga : 

Tiga Rahasia Hidup Bahagia Bagi Orang Finlandia

Murid diberi stimulus untuk berpikir kritis dan kreatif. Murid di Finlandia mengerjakan soal secara kreatif. Meskipun mereka mengerjakan soal-soal Matematika dan IPA murni, tetapi murid juga dibekali  keterampilan praktis dan  berpikir bagaimana belajar belajar matematika dengan gembira.

Inilah yang menyebabkan murid Finlandia dapat memperoleh skor tinggi dalam mengikuti tes seperti PISA. Karena soal-soal dalam tes PISA adalah soal penerapan logika Matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Sejak dari SD para murid sudah menyadari bahwa Fisika merupakan Matematika terapan bagi mereka sehari-hari misalnya dalam cara kerja mesin dan mobil, sudut lemparan bola, ataupun perputaran kinetic saat bermain sky es.

  1. Kegiatan Study Tour

Di Indonesia kegiatan study tour direncanakan sepenuhnya oleh guru dan dibiayai sepenuhnya oleh orang tua di awal tahun ajaran, atau mencicil sepanjang tahun berjalan. Sedangkan di Finlandia kegiatan kegiatan study tour, melibatkan murid dalam perencanaannya, termasuk dalam hal anggaran.

Murid dilibatkan dalam menetukan lokasi dan tujuan kegiatan. Dalam hal anggaran yang dibutuhkan, para murid ikut memutuskan jumlanya dan ikut mencari dana untuk menutupi kebutuhan aggaran untuk kegiatan tersebut.

Kegiatan ini juga melibatkan orang tua, misalnya dalam hal mencari sponsor untuk membiayai kegiatan tersebut. Atau orang tua membuat kue atau menyumbangkan tenaga, menjualkan produk yang disumbangkan oleh orang tua yang lain, misalnya pada acara sekolah.

Baca juga : 

Arab Saudi Mengembangkan Kurikulum Baru untuk Menumbuhkan Toleransi

Uang yang terkumpul, kemudian dikelola oleh orang tua murid untuk mebiayai study tour yang direncanakan. Setelah kegiatan dilaksanakan, pelaksanaan kegiatannya dan penggunaan anggarannya dilaporkan secara terbuka.

  1. Tidak ada ranking nilai kelas

Di Finlandia, semua anak didorong berkembang sesuai dengan bakat dan potensinya. Orang tidak harus menguasai dan mempunyai nilai tinggi dalam semua mata pelajaran. Jika berbakat di Matematika, murid harus berjuan untuk mendapat nilai bagus di bidang tersebut.

Suasana belajar yang didorong adalah suasana kerja sama antar murid, bukan suasana bersaing antara sesama murid. Murid didorong untuk mengenali bidang studi yang diminati dan membuktikan bahwa pada bidang studi tersebut ia memperoleh prestasi yang bagus.

Oleh karena itu ada banyak kesempatan kerja sama antara murid. Inilah yang menjadi faktor yang merekatkan hubungan di antara sesama murid. Misalnya murid yang berbakat di musik, banyak melakukan kerjasama misalnya menciptakan lagu bersama-sama.

Inilah yang menyebabkan antar murid terjalin hubungan yang sangat dekat di kegiatan sekolah. Hubungan dekat kemudian menyatukan mereka dalam aneka kegiatan di luar sekolah. Mereka merayakan ulang tahun bersama, janjian bermain bersama di taman.

Baca juga : 

Konsep Pendidikan Australia dalam Bingkai Pendidikan Indonesia

Kedekatan antar murid secara positif sangat kelihatan pada akhir tahun ajaran. Mereka dengan berbagai ekspresi mengucapkan selamat berlibur kepada teman-teman mereka. Tergambar ada kedekatan yang positif karena kerja sama di antara mereka.

  1. Bagaimana Mengakhiri Pendidikan Sekolah Dasar?

Tahun ke 6 di SD adalah tahun terakhir Murid Finlandia belajar di sekolah dasar. Selain ada kegiatan untuk menandai berakhirnya proses belajar mengajar, kegiatan yang mencolok adalah persiapan memasuki jenjang pendidikan berikutnya.

Di Finlandia tidak ada ujian akhir apalagi ujian akhir nasional. Oleh karena itu tidak ada hiruk-pikuk persiapan seperti yang pernah kita alami. Biasanya murid kelas enam merencanakan kegiatan bersama yang mereka kelola sendiri, meskipun didampingi oleh guru. Biasanya berupa kunjungan ke taman.

Biasanya acara lain yang penting adalah acara perpisahan, seperti acara perpisahan di Indonesia. Murid laki-laki maupun perempuan, hadir di aula sekolah dengan pakaian yang lebih rapi. Di acara ini semua murid menerima bunga mawar. Tidak ada penghargaan siswa berprestasi akademis.

Meskipun beberapa murid mendapat apresiasi karena perkembangan karakter baiknya selama di sekolah. Misalnya karena ketekunan dalam belajar, keaktifan ambil bagian dalam proses belajar di kelas dan  keaktifan dalam memotivasi teman-temannya.

Selain itu, kegiatan yang menarik bagi murid kelas 6 adalah kegiatan menyiapkan masa murid memasuki jenjang sekolah menegah pertama (kelas 7-9). Meskipun mereka otomatis masuk sekolah dalam rayon mereka namun bagaiman beradaptasi di sekolah berikunya para murid sudah disiapkan.

Baca Juga:

Menumbuhkan Minat Baca; Harus Mulai Dari Mana?

Proses persiapannya dilakukan oleh guru kelas enam juga guru dari sekolah yang dituju  datang kesekolah untuk memberi penjelasan, agar para murid menyiapkan diri dan memiliki bekal untuk beradaptasi pada awal tahun ajaran.

Itulah sekelumit gambaran tentang SD di Finlandia terutama terkait kegiatan di kelas 3 hingga kelas 6. Gambaran ini diharapkan menginspirasi pendidik di Indonesia untuk melakukan transformasi ke arah pendidikan dan pengajaran yang lebih baik. 

Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com / Foto: kelaspintar.id

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of