Mengintip Orientasi dan Praktik Pendidikan di Kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar Finlandia

Internasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Finlandia adalah negara yang pengelolaan pendidikan formalnya sangat berorientasi pada kesejahteraan psikis murid-murid. Ini bertumpu pada profesionalisme gurunya di satu pihak dan kerja sama yang baik antara pembuat kebijakan pendidikan di tingkat kota dan orang tua murid di pihak lain.

Orientasi pada kesejahteraan psikis murid ini dimulai dari proses pendaftaran murid baru. Orang tua yang memiliki anak usia sekolah diundang oleh pengelola pendidikan kota untuk mendaftarkan anaknya di sekolah terdekat.

Pertimbangannya adalah banyak teman dari anak yang diundang ini, akan bersekolah di sekolah ini sehingga akan memudahkan anak dalam interaksi sosial. Faktor interaksi sosial ini menjadi faktor yang sangat penting dan menjadi perhatian penting dalam pendidikan di Finlandia.

Bagi pendidikan di Finlandia, interaksi yang sehat antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid sangat penting karena pendidikan yang menumbuhkan murid di kelas 1 dan 2, akan menjadi landasan untuk proses pendidikan ke depan.

Hal-hal berikut ini kemudian dilakukan untuk memungkinkan orientasi pada kesejahteraan psikis dan pertumbuhan maksimal kepribadian murid tercapai.

Baca Juga:

Tentang Masuk Sekolah Jam 5.30 Pagi di NTT: Setelah Survey KPAI, lalu Apa?

Pertama, guru mengikuti murid sampai kelas 6. Kebijakan ini berlaku di sekolah dasar. Dengan demikian seorang guru Sekolah Dasar di Finlandia akan naik kelas setiap tahun mengikuti kenaikan kelas para murid di kelasnya.

Dengan demikian guru tersebut mengenal dengan baik karakter setiap anak dan mengetahui pertumbuhan anak di kelasnya satu persatu. Ia juga mengenal orang tua mereka. Mereka menjadi tim dalam waktu yang panjang sehingga memungkinkan kerja sama yang baik di antara mereka.

Ini menudahkan pendampingan kepada anak. Jika ada masalah, guru yang mengenal anak dan orang tua anak tersebut dapat memberikan pendampingan dengan baik dan cepat.

Kedua, lamanya murid belajar disesuaikan dengan daya tahan psikis murid untuk belajar. Murid masuk sekolah pukul 08.00 atau pukul 09.00 pagi. Jika masuk pukul 08.00 maka murid belajar dari jam 08.00 hingga pukul 13.00. Jika masuk pukul 09.00 maka murid belajar hingga pukul 14.00.

Setiap selesai satu mata pelajaran selama enam puluh menit, murid istirahat selama 15 menit. Setiap hari sekolah, murid memerlukan waktu itirahat panjang 1 jam untuk makan siang. Murid terlihat santai dan tidak terbebani..

Baca juga :

6 Kiat Finlandia Menjadi Negara Dengan Indeks Pembangunan Manusia Tertinggi

Ketiga, kemampuan membaca dan berhitung tidak menjadi syarat masuk Sekolah Dasar. Oleh karena itu yang dilakukan di semester pertama di kelas 1 SD adalah mengenal angka, huruf dan belajar membaca.

Biasanya guru kelas 1 SD berjanji pada orang tua bahwa para murid akan sudah dapat membaca dan berhitung di akhir musim semi, sebelum sekolah memulai libur musim panas.  Dan janji tersebut sunguh-sungguh terbukti.

Hal tersebut dapat terjadi karena desain bukunya disesuaikan dengan minat dan kondisi para murid. Tersedia buku yang dibutuhkan oleh para murid dengan desain dan warna yang menarik minat murid. Ukuran hurufnya disesuaikan dengan kebutuhan para murid yang sedang mulai belajar membaca.

Keempat, di kelas 1 dan kelas 2, tidak ada pengajaran yang bersifat akademis. Setelah anak dapat membaca, dilanjutkan dengan program pengembangan minat baca. Program yang menonjol di tahap ini adalah program yang disebut diploma membaca.

Program diploma membaca ini adalah program bersama antara sekolah dan pemerintah kota. Pada program ini para murid dimotivasi untuk membaca 6 sampai 12 judul buku dalam satu semester, atau dalam setahun murid membaca hingga 24 judul buku. Di akhir kelas 2 banyak murid yang membaca lebih dari 24 judul buku.

Baca juga :

Mutu Guru di Finlandia Dipengaruhi oleh Tiga Faktor Penting Ini

Karena di kelas 1 dan 2 tidak ada pembelajaran yang bersifat akademis, maka laporan pendidikan yang disampaikan sekolah di laporan akhir tahun merupakan laporan pertumbuhan karakter anak dan piagam diploma membaca yang menjadi program utama di kelas 1 dan kelas 2 SD.

Dukungan orang tua di tahap ini adalah, memdampingi anak dalam membaca, dalam pelaksanaan program diploma membaca ini. Bagi keluarga Finlandia, ini merupakan kelanjutan dari tradisi orang tua membacakan buku cerita pada anak  sejak masa bayi, yang diwajibkan oleh negara.

Kelima, untuk mengenal angka dan kemampuan berhitung, secara rutin para murid didampingi guru untuk membaca angka dan belajar melakukan penjumlahan. Pada program ini para murid menggunakan buku yang sudah disiapkan dan murid mengerjakan bersama-sama.

Untuk murid yang mengerjakan dengan cepat, biasanya diberikan buku tambahan untuk dikerjakan, sehingga anak yang sudah selesai tetap mengerjakan dan tidak menggangu teman-temannya. Jadi murid didampingi sesuai dengan kecepatan belajarnya.

Dengan pendekatan ini semua murid dipastikan dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kecepatan belajar mereka masing-masing. Murid yang mengalami kesulitan, akan didampingi guru  secara indifvdual.

Baca juga :

Finlandia, Negara dengan Mutu Pendidikan Terbaik di Dunia

Kenam, jika seorang murid secara sosial mengalami hambatan dalam pergaulan sosialnya, murid tersebut didampingi, dibantu agar dapat mengatasi hambatan sosialnya. Jika ada murid yang menghambat atau mencurangi murid yang lain, murid ini pun didampingi.

Jika ada anak yang menyendiri pada jam istirahat, guru membuatkan program untuk mewajibkan semua anak bermain dengan murid lain pada saat istirahat. Jika ada kasus bullying, murid yang melakukan bullying dan murid korban bullying sama-sama didampingi.

Ketujuh, tidak ada laporan akhir tahun berbentuk angka. Karena pelajaran di kelas 1 dan 2 tidak akademis maka laporan akhir tahunnya tidak dengan angka, Laporan pendidikannya secara kualitatif. Peringkat kelas juga tidak dikenal.

Penilaian dilevel ini  berupa motivasi untuk mendorong murid bertumbuh menjadi lebih baik lagi. Pendidkan di Finlandia mengedepankan pertumbuhan dan perkembangan individual masing-masing  murid termasuk minat dan bakatnya.

Inilah tujuh hal yang dilakukan oleh sekolah di Finlandia di kelas 1 dan 2. Di tahap ini  kondisi dan kesejahteraan psikis para murid menjadi orientasi proses pendidikan dan pengajaran. Orientasi ini dimaksudkan untuk meletakkan dasar yang kokoh bagi proses pendidikan di kelas 3 hingga kelas 6 SD.

Baca juga :

Mencerna Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT

Pengelola pendidikan di Indonesia perlu belajar dari Finlandia dalam mengelola pendidikan dasarnya. Terutama orientasi pendidikannya. Pendidikan yang berorientasi pada pertumbuhan anak sebagai pribadi yang lebih baik. Seperti di Finlandia, profesionalitas guru adalah salah satu kuncinya.

Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com / Foto:smpn1mengwi.sch.id

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of