Eposdigi.com – Tulisan ini bukan untuk menakut-nakuti. Bahwasanya kita semua harus bersiap-siap. Sebab tak ada yang tahu kapan gempa bumi besar itu akan terjadi. Bisa besok, bisa minggu depan, atau bahkan bisa terjadi 10 atau 100 tahun lagi.
Setidaknya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kupang dalam Press Release bernomor GF.00.00/649/KKUG/XI/22 tertanggal 30 November 2022 lalu, memberi gambaran tentang potensi gempa dengan kekuatan sebesar itu.
Dalam press release-nya BMKG mengingatkan bahwa Nusa Tenggara Timur (NTT) dikelilingi oleh Zona Megathrust, patahan (sesar) dari barat ke selatan dan zona Flores Back Arc Thrust di utara ditambah pula dengan patahan-patahan lokal yang apabila salah satunya aktif akan menimbulkan gempa dan tsunami dengan kekuatan yang merusak.
Baca Juga:
Megathrust dari barat ke selatan berpotensi menyebabkan gempa dengan magnitude 8.5. Gempa pada Megathrust di selatan NTT ini berpotensi mengakibatkan tsunami lebih dari 3 meter di pesisir Selatan Sumba, Labuan Bajo, Manggarai, Sabu, Rote hingga Kupang .
Sedangkan untuk Zona di utara Pulau Flores dengan potensi gempa hingga magnitude 7.4 dapat mengakibatkan tsunami 3-6 meter di sepanjang pantai Utara Pulau Flores hingga ke Alor. Dampak tsunami akan lebih parah jika diikuti oleh longsoran di dalam laut.
Potensi gempa dengan kekuatan besar ini, tulis BMKG, didukung oleh fakta sejarah bahwa NTT sejak tahun 1891 hingga sekarang ini telah diterjang tsunami belasan kali.
Walaupun demikian, BMKG juga mengakui bahwa hingga saat ini kemajuan teknologi belum mampu menciptakan metode atau alat yang dapat memprediksi kapan dan dimana akan terjadi gempa dan dengan kekuatan seberapa besar.
Baca Juga:
Itu artinya potensi gempa besar sesuai press release BMKG Stasiun Geofisika Kupang ini bisa saja terjadi besok pagi buta, atau lusa siang, atau tahun depan, 10 tahun lagi atau bahkan hingga 100 tahun lagi baru akan terjadi gempa dan tsunami di NTT.
Karena itu tugas kita semua baik structural pemerintahan maupun kultural kemasyarakatan untuk melakukan upaya-upaya mitigasi dengan serius.
BMKG menulis, “membangun bangunan tahan gempa, melakukan tata ruang jalur evakuasi, membekali diri dan mengedukasi orang -orang disekitar kita cara-cara melakukan penyelamatan diri terhadap kejadian gempa bumi dan tsunami.”
Pertanyaannya adalah, jika gempa terjadi besok, apakah kita sudah siap? Apa yang harus kita lakukan pada saat gempa?
Baca Juga:
Laman instagram @akutahu menulis bahwa jika di dalam bangunan, pada saat gempa maka yang pertama dilakukan adalah mencari tempat berlindung. Di bawah meja, di samping lemari, atau dibawa pintu untuk menghindari benda apapun yang jatuh.
Hindari berlindung di dekat barang-barang yang mudah pecah, di dekat jendela kaca atau lainnya. Jika tidak ada tempat berlindung maka lindungi kepala dengan memakai helm atau benda kuat lainnya.
Segera keluar rumah setelah getaran berakhir dan berdiri di tanah lapang. Jika berada di luar gedung atau rumah hindari berdiri dekat tiang listrik, atau di dekat gedung yang akan runtuh. Perhatikan juga kondisi lingkungan sekitar, untuk menghindari resiko longsor.
Baca Juga:
Jika dalam perjalanan menggunakan kendaraan, segera tepikan kendaraan dan keluar dari kendaraan Anda. Tidak berhenti di jembatan atau di bawah jembatan. Tidak juga berhenti di tepi lereng untuk menghindari longsoran.
Jika ada peringatan tsunami maka segera menuju ke area evakuasi setempat.
Selain itu untuk membangun pengetahuan tentang mitigasi bencana, maka sekolah-sekolah dan institusi formal lainnya, harus serius melakukan sosialisasi tentang mitigasi bencana.
Simulasi gempa atau bencana alam lain dilakukan secara rutin, minimal menghindari orang-orang dari kepanikan saat terjadi bencana alam. Dengan demikian bisa meminimalisir dampak buruk dari bencana alam, terutama korban jiwa.
Leave a Reply