Ketika Anggota Dewan Menertawakan Mitigasi Bencana

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Saking seringnya, data dan fakta mengenai bencana alam di Indonesia sepertinya bukan lagi sesuatu yang terlalu menakutkan. Sebegitu seringnya sehingga bencana alam dianggap sebagai ‘kebiasaan’.

Barangkali juga, karena ‘biasa’ itulah sebagian dari kita menganggap bahwa bencana alam bukanlah sesuatu yang serius. Apalagi soal mitigasi bencana.

Bahwa sepanjang tahun 2022 ini, sampai 2 November, seperti data-data yang dihimpun oleh katadata.go.id (03/11/2022) terjadi 3.052 kejadian bencana alam di Indonesia, pun bukan sesuatu yang ‘menakutkan’.

Ribuan kejadian bencana alam ini, dirinci lagi oleh katadata sebagai berikut: bencana banjir mendominasi dengan 1.257 kejadian, 932 cuaca ekstrim, 566 tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 22 kejadian gelombang pasang dan abrasi serta 4 kejadian kekeringan ekstrim.

Baca Juga:

Soal Mitigasi Bencana: Jepang lakukan ini, Bagaimana dengan Kita?

Sementara katadata mencatat ada 22 kejadian gempa bumi terjadi dari Januari hingga 2 November tahun ini.

Data lain dari BMKG seperti dikutip oleh sindonews.com (22/11/2022) bahwa dalam bulan  Januari 2022 ada 726 kali, Februari di Jawa Barat menyadari 70 kali gempa dengan kekuatan kurang dari 3 magnitudo.

Bulan Maret selain gempa berkekuatan 4,9 magnitudo di Nabire, Jawa Barat mencatat 95 kali gempa. Sepanjang April ada 3 kali kejadian tercatat. Bulan Mei dan Juni tercatat masing-masing 1 kali gempa mengguncang Maluku.

Bulan Juli dan Agustus, BMKG mencatat gempa di sekitar Danau Toba. Masih di Sumatera, pada Bulan September tercatat 2 kali gempa dengan magnitudo cukup besar, di Aceh dan Bengkulu.

Di Bulan Oktober setidaknya ada 5 kali guncangan gempa dengan magnitudo cukup besar. Gempa-gempa tersebut tercatat di Banten, Cilacap, Tapanuli Utara, Kolaka Utara dan di Sukabumi.

Baca Juga:

Bagaimana Gemohing terlibat dalam Mitigasi Bencana di Jepang?

Sementara di Cianjur bulan lalu, kekuatannya cukup besar yang menyebabkan 334 korban jiwa yang tercatat sejauh ini. Sementara hari ini sekitar jam 4 sore tadi ada gempa yang cukup besar terjadi di Garut.

Balik lagi ke fakta-fakta yang tercatat oleh katadata. Dari 3.052 kejadian berbagai bencana alam itu berdampak pada 3,94 juta orang mengungsi, 202 meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 29 orang dilaporkan hilang.

Kejadian-kejadian itu juga mengakibatkan 5.421 rumah rusak berat, 5.776 rumah rusak sedang dan 21,721 rumah rusak ringan. Fasilitas umum yang dilaporkan terdampak ada 520 fasilitas pendidikan rusak, 321 tempat ibadah rusak serta 76 fasilitas kesehatan dilaporkan rusak.

Data lain yang kami himpun dari berbagai media online juga mengejutkan. Misalnya; gempa di Cianjur kemarin begitu banyak anak-anak meninggal karena gempa dan depoedu secara khusus menyoroti 59 orang guru yang meninggal karena gempa tersebut.

Menurut saya, “masalah kita sebenarnya adalah belum sungguh menyadari bahwa kita sedang bermasalah”.

Baca Juga:

Gempa Cianjur dan Masa Depan Pendidikan Sadar Bencana Kita

Ada satu kejadian viral yang sedikit mengganggu saya, termasuk yang banyak dibagikan netizen pada saat gempa di Cianjur. Ketika dalam sidang di DPR saat kejadian gempa momen ketika Ketua Komisi V DPR Robert Rouw menertawakan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang bersembunyi di bawah meja.

Bahkan kejadian ini ‘direkam’ khusus oleh liputan6.com (22/11/2022) dengan menulis berita “Ketika Anggota DPR Tertawa Lihat Kepala BMKG Sembunyi di Bawah Meja Saat Gempa Cianjur.”

Sungguh ironi. Lelucon yang dipertontonkan oleh anggota DPR kita ini menunjukan bahwa ‘kita’ belum terdidik dengan baik soal mitigasi bencana.

Baca Juga:

Membidik Target Pendidikan Kebencanaan

Jika benar Mitigasi bencana berarti upaya sadar untuk mengenali resiko, penyadaran akan resiko bencana, perencanaan penanggulangan, tanggap darurat hingga penanganan pasca bencana maka lelucon tak lucu yang dipertontonkan oleh anggota dewan kita yang terhormat itu bisa jadi gambaran mengapa korban jiwa yang terdampak setiap kali bencana alam masih tinggi di Indonesia.

Oleh karena itu, mengingat begitu ‘biasanya’ kita mengalami bencana alam setiap saat, maka upaya mitigasi bencana kita harus segera dilakukan dengan serius.

Foto ilustrasi dari mentawaikab.go.id

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of