Phubbing dan Kebutuhan Untuk Mendengarkan

Budaya
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Sebagai gejala kecanduan gawai, phubbing juga menegaskan salah satu “manfaat” gawai yaitu menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh.

Phubbing adalah istilah untuk menggambarkan sifat atau perilaku terlalu fokus bermain gawai sehingga melupakan dan tidak peduli terhadap orang lain di  sekitarnya

Gejalah phubbing sering kita jumpai di mana-mana, di sekeliling kita. Bahkan  bisa saja saya dan Anda menjadi salah satu yang sering atau mengalami gejala phubbing.

Baca Juga:

Hari Komsos Sedunia : Mendengarkan dengan Telinga Hati

Terlalu fokus pada gawai bukan hanya dapat mengakibatkan masalah kesehatan fisik serius, lebih dari itu phubbing bisa jadi menunjukan adanya gangguan kesehatan mental bahkan memperparah gejala kesehatan mental.

Gangguan pada mata : mata lelah dan kering, sakit pada punggung dan leher, trigger finger atau kondisi dimana jari tangan tertahan dalam keadaan menekuk, cubital tunnel syndrome, menurunkan kualitas tidur dan lainnya.

Sementara phubbing juga dapat memberi pengaruh buruk pada kesehatan mental seseorang. Seseorang bisa merasa diabaikan, dianggap tidak penting, dan dikucilkan jika orang-orang terdekatnya terlalu fokus pada gawai.

Baca Juga:

Orang Tua Penyebab Anak Kecanduan Gawai

Fear of missing out, atau ketakutan akan ketinggalan informasi terkini atau ketakutan jika jauh dari gawai, momo fobia, kecemasan berlebihan bahkan depresi.

Karena sudah menjadi kebiasaan, maka sedikit sulit untuk benar-benar jujur bahwa kita; Anda dan saya, telah menjadi korban atau bahkan lebih cenderung menjadi pelaku phubbing.

Phubbing dapat dikenali melalui ciri-ciri berikut : ketika sedang ngobrol sama seseorang sambil terus bermain gawai, tidak bisa jauh dari gawai, cemas jika tidak melihat gawai miliknya, sering sekali memeriksa gawai saat sedang bersama orang lain.

Baca Juga:

Darurat Kecanduan Gawai pada Anak

Kompas.com menulis bahwa phubbing menurunkan kepuasan dalam pernikahan; ketika pasangan lebih dekat dengan orang lain nun jauh diluar sana dengan perantaraan gawai ditangan sementara pasangan di dekatnya diabaikan atau merasa terabaikan.

Bersama teman virtualnya, seseorang bisa bercanda ria dan tertawa gembira sementara dengan pasangannya berubah dingin dan acuh tak acuh.

Phubbing bukan hanya menjauhkan orang lain dari dunia kita, phubbing juga menegaskan keterasingan kita dengan diri sendiri.

Baca Juga:

Mempersiapkan Generasi Bijak Digital

Seseorang lebih betah berlama-lama dengan dunia dalam genggamannya, dengan mengabaikan kebutuhan sosialnya berupa perhatian, rasa memiliki dan kehadiran yang berarti di antara orang lain.

Phubbing membuat kita kehilangan identitas sebagai makhluk sosial, berada diantara dan bersama orang lain, karena phubbing membatasi semua identitas itu menjadi hanya  dengan gawai.

Lebih dari itu phubbing menjauhkan kita dari kebutuhan paling dasar untuk membangun relasi personal dengan orang lain, terutama dengan pasangan: kebutuhan untuk mendengarkan.

Foto dari eatsmarter.de

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of