Agus Boli; Wakil Bupati Flores Timur Penerima API

Eposdigi.com – Anugerah Pendidikan Indonesia (API) adalah ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI). Anugerah ini diberikan kepada pejabat pemerintah, tokoh masyarakat dan individu yang dinilai berkontribusi pada kemajuan pendidikan di Indonesia. Anugerah Pendidikan Indonesia adalah bentuk apresiasi dari IGI kepada mereka yang  yang turut andil memajukan pendidikan di Indonesia.

Salah seorang yang menerima Anugerah Pendidikan Indonesia adalah Agustinus Payong Boli, SH. dalam jabatannya sebagai Wakil Bupati Flores Timur. Pemilik moto “born to be the pioneer” ini dinilai sebagai pejabat public yang konsisten memajukan pendidikan dan mendukung IGI dalam upaya meningkatkan kompetensi guru.

Kepastian apresiasi yang diterima oleh mantan Anggota DPRD Flores Timur 2 periode ini, melalui undangan yang dikirim IGI pusat dengan no. 248/PAN-API/IX/2019.

Seremonial acara Anugerah Pendidikan Indonesia sedianya akan berlangsung pada Jumat, 20 September 2019 bertempat di Area Pameran dan Konferensi Pendidikan Internasional, Global Educational Supplies & Solution (GESS) di Jakarta Convention Center – Jakarta.

Ketua IGI Flores Timur, Fransiskus Xaverius Berek, M.Pd turut mengungkapkan kebanggannya atas API yang diberikan kepada pria kelahiran Waihelan, Bukit Seburi, Adonara,  15 Desember, 37 tahun silam itu. “IGI Flotim turut bangga atas Anugerah Pendidikan Indonesia yang diterima oleh Pak Wabup. Selama ini kami selalu disupport beliau dalam berbagai kegiatan,” terang Frans Berek.

Lebih lanjut, Frans Berek mengaku terinspirasi atas perjuangan Agus Boli demi bisa mengenyam pendidikan lebih tinggi. Dari SD hingga SMA mencari biaya sekolah sendiri sampai jadi loper koran. Mantan aktivis PMKRI dan lawyer ini bahkan harus  merantau dan menjadi buruh kasar di Malaysia agar bisa kuliah. Perjuangan seperti ini harus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk tidak pernah menyerah dalam melanjutkan pendidikannya. Apapun latar belakang ekonomi mereka.

Hasil tak pernah menghianati  proses. Anak petani ini akhirnya menuntaskan kuliah teori dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun. Karena ketekunan belajarnya ia menamatkan Sarjana Hukumnya dengan predikat summa cum laude dengan  IPK 3,98.

“Saya pribadi sungguh salut mendengar cerita perjuangan Pak Wabup. Beliau bahkan  menjadi loper koran dan  menjadi buruh kasar,  TKI di Malaysia demi mengumpulkan biaya kuliah.  Saya sering menjadikan kisah Pak Wabup untuk memotivasi anak-anak didik saya di kelas” lanjut Frans Berek.

Kita tentu berharap, Anugerah Pendidikan Indonesia 2019 ini menjadi motivasi bagi pejabat atau tokoh masyarakat lainnya untuk memberi sumbangsuh nyata bagi perkembangan pendidikan terutama di Flores Timur. Sehingga pada gilirannya memberi yang terbaik bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. (Penulis adalah Sekertaris IGI Flotim)