Eposdigi.com – Secara tradisional pada banyak keluarga, terjadi pembagian tugas antara Ayah dan Ibu dalam hal pengasuhan anak. Ibu dalam pembagian tugas keluarga tradisional, bertugas mendidik anak, sedangkan Ayah bertugas mencari nafkah untuk keluarga. Akibatnya, anak anak yang lahir dari keluarga tersebut tumbuh dalam didikan Ibu.
Sementara pada keluarga yang lebih modern, pendidikan anak bukan semata-mata menjadi tanggung jawab Ibu melainkan juga merupakan tanggung jawab bersama antara Ayah dan Ibu. Hal tersebut terjadi karena Ayah dan Ibu bisa jadi sama-sama bekerja mencari nafkah. Oleh karena itu, keduanya pun memiliki tanggung jawab yang sama, dalam mendidik anak.
Baca Juga :
Ternyata banyak studi menyimpulkan bahwa ada perbedaan kepribadian anak yang hanya dididik oleh Ibu atau Ayah dan anak yang dididik bersama antara Ayah dan Ibu. Anak yang hanya dididik oleh Ibu, cenderung bermasalah dengan rasa percaya diri, kontrol emosi yang kurang, dan memiliki relasi sosial yang lebih terbatas.
Sedangkan anak yang dididik bersama antara Ayah dan Ibu, di mana dua-duanya hadir secara aktif, bersama-sama atau pun bergantian, dengan penuh cinta, cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi, memiliki kontrol emosi yang baik, serta dapat menjalin hubungan sosial yang sehat dengan orang lain.
Baca Juga :
Orang Tua, Waspadai Tanda-tanda Buruknya Hubungan Dengan Anak-Anakmu Berikut Ini
Fakta ini menunjukkan bahwa pengasuhan bukan hanya tugas Ibu saja, apalagi tugas Ayah saja. Pengasuhan adalah tugas Ayah dan Ibu. Ayah dan Ibu dengan perannya masing-masing berkolaborasi secara sinergis, mendampingi dan mendidik tumbuh kembang anak.
Oleh karena itu, kata Edi Setiawan, Ayah dan Ibu sama-sama dibutuhkan hadir dalam mendidik dan mendampingi tumbuh kembang anak, karena peran mereka yang berbeda-beda, namun saling melengkapi. Mereka sama-sama dibutuhkan oleh anak dalam tumbuh kembangnya.
“Didikan Ibu mengalirkan cinta yang hangat, merangkul dan memulihkan anak. Sedangkan didikan dan cinta Ayah membentuk rasa tanggung jawab, kemandirian dan disiplin pada anak, termasuk kejujuran dan integritas,” kata Direktur Bina Ketahanan Remaja, Kementrian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, seperti dilansir pada laman Republika.
Baca Juga :
“Yang Terbaik Untuk Anak”; Antara Ego Orang Tua atau Kebutuhan Anak?
Lanjut Edy, berbagai penelitian memperlihatkan sejumlah dampak ketidakhadiran Ayah atau Ibu dalam pengasuhan anak, antara lain menyebabkan anak cenderung mengalami masalah akademik, masalah kesehatan mental, seperti mudah cemas dan depresi, dan tidak percaya diri.
Bahkan ia mengaitkan munculnya perilaku agresif, kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, perilaku seks bebas, dan krisis identitas seksual sebagai akibat dari ketidak hadiran figur ayah atau Ibu dalam tumbuh kembang anak. Ia bahkan mengaitkan kasus anak menyukai sesama jenis karena ketidakhadiran figur Ayah atau Ibu.
Baca juga :
Ini mengkhawatirkan, mengingat angka perceraian di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik dari tahun-ke tahun terus meningkat. Tahun 2024 misalnya ada 408.347 kasus perceraian di Indonesia, sedangkan pada tahun 2023, jumlah kasus perceraian ada 399.921 kasus.
Data ini mengingatkan kita tentang betapa perlunya peran Ayah dan Ibu dalam pendidikan anak. Namun pada saat yang sama kita juga berhadapan dengan data tingginya tingkat perceraian keluarga Indonesia. Ini adalah kondisi di mana anak terpaksa kehilangan figur Ayah atau Ibu.
Oleh karena itu, kita berharap pemerintah lebih memberi perhatian pada keluarga sebagai lembaga yang penting dan primer. Keluarga perlu didampingi, perlu diproteksi agar mampu melewati semua krisisnya. Kemampuan keluarga melewati krisisnya menentukan pertumbuhan masyarakat kita ke arah yang lebih baik.
Baca Juga :
Belajar Mendidik yang Mendewasakan Anak Sejak Dini dari Orang Tua Prancis
Pertanyaannya, kapan pemerintah mulai serius memberikan perhatian pada lembaga keluarga sebagai lembaga yang primer? Kesehatan dan pertumbuhan keluarga adalah cikal bakal pertumbuhan masyarakat kita ke arah yang lebih baik.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto: matakin.or.id
Leave a Reply