“Yang Terbaik Untuk Anak”; Antara Ego Orang Tua atau Kebutuhan Anak?

Warga Peduli
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya sukses – apapun ukuran sukses itu –  di masa depan. Keinginan ini kemudian membuat para orang tua mempersiapkan segala yang terbaik buat buah hati mereka. Bahkan sebelum anak lahir, Para orang tua sudah merencanakan banyak hal baik untuk mereka.

Kemudian kebutuhan ini melahirkan kebiasaan baik di masyarakat. Komunitas masyarakat dengan berbagai motivasi menciptakan berbagai macam peluang untuk memenuhi kebutuhan para orang tua mempersiapkan masa depan anak-anak mereka.

Mulai dari program kehamilan ditandai dengan menjamurnya rumah sakit khusus ibu-anak, klinik kehamilan, tempat-tempat senam hamil, berbagai pilihan music untuk anak dalam kandungan, dan lain rupa kebutuhan lain yang ditawarkan kepada para orang tua. Semata-mata untuk memastikan lingkungan tumbuh yang ideal di dalam rahim ibu selama masa kehamilan.

Para ibu mempersiapkan kelahiran dengan serius. Memilih perlengkapan bayi, mencari rumah sakit, bahkan merencanakan tanggal kelahiran, semata-mata untuk memberi yang terbaik kepada buah hati mereka.

Setelah itu, hal-hal baik lainnya tercurah kepada anak selama tumbuh kembang mereka. Sekolah, keterampilan tambahan, tempat les, guru les dan berbagai keinginan orang tua yang lain yang disediakan untuk anak-anak mereka.

Semua yang terbaik. Semua orang tua berharap hal-hal baik ini nantinya dapat membantu anak-anak mereka, hidup bergelimang sukses di masa depan.

Baca Juga:

Cara Baru Menuju Sukses: Recode DNA

Hemat kami,  masih ada beberapa keterampilan hidup lain yang seharusnya dimiliki oleh anak. Sekali lagi, dengan memiliki keterampilan hidup ini, anak-anak diharapkan dapat meraih sukses dimasa yang akan datang.

Pertama; Melatih anak untuk memiliki rasa tanggung jawab. Peribahasa yang mengatakan bahwa “hidup adalah pilihan” sebenarnya melintasi ruang dan waktu. Setiap pilihan, apapun itu,  yang diambil oleh seseorang memiliki konsekuensi tertentu.

Karena itu anak-anak harus dilatih untuk menghadapi konsekuensi dari apapun pilihan yang mereka buat. Sekecil apapun tindakan yang mereka ambil, harus diikuti oleh rasa tanggung jawab yang besar atas setiap tindakan itu.

Tanggung jawab juga memiliki nama lain yaitu tidak menyalahkan keadaan, tidak menyerah, konsisten, dan tidak mencari kambing hitam atas semua pilihan yang mereka ambil ketika pilihan-pilihan tindakan itu justru jauh dari keadaan ideal yang mereka harapkan.

Kedua: Kemampuan untuk beradaptasi. Tidak ada orang kuat. Kata Bapak Teori Evolusi, “hanya orang yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahanlah yang keluar sebagai pemenang”.

Yang tidak akan berubah adalah perubahan itu sendiri. Karena itu Setiap hal akan berubah. Keterampilan untuk menyesuaikan diri, beradaptasi dengan setiap perubahan, sekecil apapun itu, adalah keterampilan yang tentu dapat menjamin siapa saja bertahan dalam gelombang perubahan. Entah riak kecil maupun badai dahsyat yang nantinya akan mereka hadapi ketika mengarungi kehidupan.

Baca Juga:

Kebiasaan Baik ini Bikin Masa Depan Anak Cemerlang

Ketiga: Menyukai tantangan. Menyukai tantangan bukan berarti bertindak konyol tanpa perhitungan. Menyukai tantangan adalah keterampilan untuk keluar dari zona nyaman.

Masih berkaitan dengan keterampilan untuk beradaptasi, menantang diri sendiri untuk keluar dari zona nyaman adalah kemauan untuk memberi ruang perubahan bagi diri sendiri.

Mencoba hal-hal baru adalah menciptakan perubahan-perubahan baru yang kemudian bergerak searah, menyesuaikan diri dengan tantangan-tantangan baru tersebut.

Keempat: Kemampuan untuk menghormati. Kemampuan untuk menghormati harus menjadi bagian dari latihan-latihan, hingga terbentuk keterampilan untuk memberi respek baik pada setiap keadaan.

Apapun pilihan hidup yang akan dibuat oleh seseorang, pada akhirnya rasa hormat lah yang menentukan nasib pilihan itu. Mulai dengan menghormati diri sendiri dengan memberi respek baik pada setiap proses yang dilalui.

Jika peristiwa individu saja harus mendapat respek baik, apalagi peristiwa social. Padahal yang melekat pada kita semua sebagai individu adalah kenyataan bahwa kita adalah makhluk sosial.

Baca Juga:

Ayah, Bunda, Biarkan Kami Tumbuh di Tengah Keluarga Harmonis

Kenyataan sebagai makhluk sosial inilah yang membuat kita hidup diantara orang lain dan menghidupi kenyataan-kenyataan sosial.

Menghormati kenyataan sosial tersebut adalah sebuah keharusan yang kodrati yang harus ada pada setiap manusia. Bahkan ketika bernafas pun ada konsekuensi sosial yang harus diikuti oleh rasa tanggung jawab.

Udara yang secara otomatis dihisap kedalam paru-paru kita adalah sebuah entitas sosial. Karena itu tanggung jawab untuk menjaga kebersihan udara adalah tanggung jawab bersama setiap individu. Ini salah satu contoh.

Menghormati semua orang sesuai konteks. Pada yang lebih tua, pada yang lebih muda. Pada orang tua, pada teman sebaya. Pada orang yang kita kenal, juga pada orang asing.

Sebab setiap hal yang dilakukan oleh siapapun sebagai individu, akhirnya menjadi peristiwa social. Ada hak orang lain dalam setiap pilihan tindakan yang kita buat sebagai individu.

Maka kemampuan untuk menghormati adalah salah satu keterampilan hidup dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang.

Baca Juga:

Anak dengan Penguasaan 4 Keterampilan Hidup Ini, Akan Sukses di Masa Depan

Kelima: Keterampilan untuk mengelola tantangan. Dalam kenyataan sosial yang kita hidupi pasti terdapat kenyataan lain bahwa ada banyak hal yang tidak sesuai antara harapan dengan kenyataan.

Cita-cita dan harapan-harapan hidup kita adalah peristiwa social, betapapun itu datang dari kehendak pribadi.

Besar kecilnya tantangan, sedikit banyak tergantung ada jarak antara kenyataan yang terjadi dengan harapan-harapan yang diimpikan. Karena itu keterampilan untuk “tetap baik-baik saja” pun harus menjadi latihan yang serius.

Sedih, Kecewa, marah, kehilangan harapan, kesepian, ditinggalkan, dan lain-lain hal negatif adalah jarak negatif dari harapan dengan kenyataan.

Tidak hanya jarak negatif, jarak positif pun kadang membuat orang tidak baik-baik saja.  Terlalu senang pun bisa menjadikan seseorang melampaui kenyataan yang dia hadapi. Bukankah sebagian orang terkena serangan jantung karena “terlalu” bahagia?

Keterampilan mengelola tantangan adalah keterampilan untuk menjaga keseimbangan hidup. Dan cara terbaik untuk menjaga keseimbangan hidup adalah melatih keterampilan spiritual mulai dari masa kanak-kanak.

Baca Juga:

6 Kebiasaan Orang Tua Untuk Mendidik Anak Memiliki Mental yang Kuat Menghadapi Perubahan

Namun kadang semua hal baik yang dipikirkan oleh orang tua tersebut, termasuk lima keterampilan inipun, bukanlah sesuatu yang benar-benar dibutuhkan oleh anak, seiring usia pertumbuhan mereka.

Kepekaan orang tua, dan kemauan kuat untuk mengenali kebutuhan anaklah, salah satu jalan yang paling pas untuk mengusahakan semua hal baik, sesuai konteks tumbuh kembangn anak.

Sebab tanpa menemukenali kebutuhan anak, yang ada adalah ego orang tua; ketika memaksakan kehendak seolah-olah hal-hal yang dipaksakan itu adalah yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Foto ilustrasi dari weddingku.github.io

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of