Eposdigi.com – Usia emas dipercaya sebagai periode pertumbuhan yang sangat penting bagi setiap anak. Pada usia ini kemampuan otak untuk menyimpan berbagai informasi sedang berada pada tahap puncak.
Karena itu banyak ahli menyarankan agar para orang tua memanfaatkan waktu kritis ini untuk membantu tumbuh kembang optimal anak. Berbagai stimulasi dapat dilakukan oleh para orang tua untuk memastikan agar aspek aspek pertumbuhan anak dapat terpenuhi pada usia.
Ada banyak orang yang mengatakan bahwa usia emas anak adalah pada 1000 hari awal kehidupan, kurang lebih dihitung dari hari pertama pembuahan hingga usia anak 3 tahun. Ada pula yang beranggapan bahwa anak berusia 1 – 5 tahun disebut sebagai usia emas anak.
Untuk keperluan tulisan ini, saya dengan sengaja menarik lebih jauh usia emas anak hingga 10 tahun pertama kehidupannya. Mungkin tidak didasari oleh penelitian ilmiah yang cukup dan mendalam soal batasan usia yang lebih panjang ini.
Semata-mata untuk mengajak para orang tua bahwa ‘belum terlambat’ bagi kita untuk membantu anak-anak di atas 5 tahun tumbuh optimal dengan berbagai stimulasi yang bisa dilakukan oleh kita para orang tua.
Baca Juga:
6 Kebiasaan Orang Tua Untuk Mendidik Anak Memiliki Mental yang Kuat Menghadapi Perubahan
Kira bisa menggunakan berbagai macam ukuran untuk membantu anak tumbuh secara optimal. Tidak hanya tinggi dan berat badan sesuai usia pertumbuhannya, kita para orang tua memiliki kewajiban untuk memberi stimulasi yang cukup agar anak dapat tumbuh secara optimal.
Kecerdasan emosional, mentalitas anak, berbagai keterampilan pribadi untuk bertahan hidup, keterampilan-keterampilan social, kapasitas kognitif dan kemampuan berbahasa, kecerdasan spiritual dan religious juga harus mendapat porsi yang sama dan seimbang dalam rangka mempersiapkan anak menghadapi berbagai tantangan hidup di masa depan.
Sebuah studi peer-review yang dilakukan oleh Ahli Saraf dari Universitas Eastern Finlandia menghasilkan temuan yang mengejutkan. Studi yang dilakukan selama dua tahun untuk mempelajari lebih dari 500 anak dalam rentang usia 6 – 9 tahun ini menyimpulkan bahwa dua hal baik ini membuat anak dapat mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih baik.
Saat ini banyak orang tua mengeluhkan bahwa anak-anak menghabiskan terlalu banyak waktu dengan gadget. Kebanyakan anak dari kelompok ini mengakses berbagai konten dan atau bermain gim tanpa pengawasan.
Baca Juga:
Empat Hal Ini Salah, Namun Sering Dilakukan Orang Tua terhadap Anak
Dan banyak orang tua mengalami kesulitan untuk keluar atau dengan sengaja ‘mengeluarkan’ anak dari kondisi screen time berlebihan seperti itu. Ada banyak konsekuensi buruk dari hal ini yang bisa dengan mudah kita temukan dalam pencarian online.
Hasil Studi yang kami sebutkan diatas adalah sekaligus solusi yang bisa diambil oleh para orang tua untuk membantu tumbuh kembang anak-anak.
Studi ini menyimpulkan bahwa anak yang aktif dalam kegiatan olahraga atau kegiatan fisik lain, anak yang gemar membaca serta kebiasaan untuk mengkonsumsi makanan sehat memiliki kemampuan berpikir dan memecahkan masalah lebih baik daripada mereka yang tidak melakukannya.
Membaca tidak hanya untuk meningkatkan sisi kognisi, dampak dari membaca sebagai hobi ternyata berdampak langsung pada kesehatan mental dan kemampuan untuk mengatasi stress lebih baik. Begitu juga dengan aktivitas fisik terstruktur.
Tidak hanya memperlancar metabolisme sehingga tumbuh kembang secara fisik, aktivitas olahraga juga berdampak pada peningkatan fungsi otak, daya ingat dan kemampuan belajar.
Baca juga:
Dorong Anak untuk Bermain di Alam Terbuka, Baik untuk Kesehatan Fisik Maupun Mental
Makanan sehat tidak hanya dibutuhkan dalam untuk mengisi energy pertumbuhan tapi juga menstimulasi kinerja listrik otak, yang berfungsi langsung pada pusat-pusat kecerdasan anak.
Dalam hal perkembangan mental dan emosional, aktivitas fisik dalam hal ini olahraga terbukti meningkatkan rasa percaya diri anak, menurunkan tingkat kecemasan serta depresi. Olahraga berkelompok atau beregu adalah meningkatkan kesehatan mental serta keterampilan komunikasi serta keterampilan sosial lain.
Foto: kompas.com
Leave a Reply