Faktor-Faktor Berikut ini Yang Menjadi Penyebab Kelangkaan Bahan Pangan

Ketahanan Pangan
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Pangan dan Energi menentukan damai dan perang di dunia. Karena itu komoditi apapun yang berkaitan dengan pangan dan energi selalu menjadi fokus perhatian banyak pihak. Karena kepentingan banyak pihak dalam urusan pangan dan energi inilah maka, dua hal ini menjadi sering menjadi penentu damai dan perang di dunia.

Tidak hanya karena keduanya melibatkan kepentingan banyak pihak. Pangan dan Energi juga memiliki persoalan lain yaitu ketersediaanya yang sedikit bila dibandingkan dengan permintaan.

Karena itu, perpaduan antara banyaknya kepentingan yang bermain dan terbatasnya ketersediaan bahan pangan dan energy, menjadikan dua hal ini benar-benar menjadi dua hal yang menentukan masa depan peradaban manusia.

Sumber energi dari fosil akan habis suatu saat nanti, berapapun cadangan baru ditemukan. Karena itu banyak negara mulai mengembangkan energy-energi alternatif dengan tingkat efisiensi yang tinggi sekaligus tersedia melimpah dan bisa diperbaharui. Semata-mata untuk menjaga agar energi tidak menjadi rebutan dan berpotensi menjadi sumber konflik.

Baca Juga:

Kedaulatan Pangan: Mimpi yang Tertunda atau Mimpi yang Tak Realistis?

Begitu juga dengan pangan. Nasib sumber-sumber bahan pangan setali tiga uang dengan bahan energi. Pangan mungkin tidak akan kehabisan sumber sama seperti sumber bahan energi fosil. Namun karena ketersediaannya butuh proses, sumber-sumber bahan pangan pun jelas mempengaruhi kepentingan banyak pihak.

Mari kita fokus ke bahan pangan. Energi jelas bukan kebutuhan pokok. Panganlah kebutuhan pokok. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa untuk menghasilkan pangan, setiap kita akan membutuh energy.

Karena bukan bahan kebutuhan pokok, maka orang-orang bisa menunda dulu kebutuhan mereka akan energi. Sementara pangan, kebutuhan akan bahan-bahan pangan tidak bisa ditunda. Orang lapar tidak bisa menunggu berhari-hari untuk bisa dapat makanan.

Sayangnya sumber-sumber pangan juga terbatas. Semntara setiap saat setiap kita, di belahan dunia manapun, membutuhkan sumber-sumber bahan pangan, atau sudah diolah dalam bentuk makanan. Kebutuhan ini tidak bisa ditunda.

Baca Juga:

Hari Pangan Sedunia : Kelaparan vs Sampah Makanan

Tentang kelangkaan bahan pangan ini, kompas.com pada 06.03.3034 lalu menulis tiga hal yang menjadi penyebabnya.

Pertama : Cuaca yang Ekstrim. Tanaman-tanaman pertanian membutuhkan suhu dan kelembaban (iklim) tertentu untuk bisa tumbuh dengan baik. Terlalu panas atau terlalu basah sama-sama menyebabkan gagal panen.

Terlalu banyak hujan atau terlalu panjang kekeringan bisa saja menjadi penentu tingkat produktivitas tanaman pertanian.

Belakangan, cuaca ekstrim menjadi salah satu faktor yang sangat-sangat tidak bisa diprediksi dengan akurat. Padahal cuaca adalah penentu utama tingkat produktivitas bahan pangan.

Kedua : Produksi bahan pangan menurun. Tidak hanya karena faktor cuaca yang menentukan tingkat produktivitas bahan makanan. Faktor lainnya adalah lahan-lahan pertanian produktif justru sekarang tidak lagi memproduksi bahan-bahan pangan.

Baca Juga:

Ketahanan Pangan dan Mitigasi Bencana

Banyak lahan produktif yang saat ini tidak dikelola dengan baik, dibiarkan menganggur tanpa menghasilkan. Atau yang lebih ekstrim, di banyak tempat di Indonesia lahan-lahan pertanian yang produktif malah beralih fungsi.

Alih-alih dipertahankan sebagai tanah produktif untuk memproduksi bahan-bahan pangan, justru banyak lahan pertanian beralih fungsi menjadi tempat berdirinya pabrik atau perumahan.

Sementara itu, pada saat yang sama, membuka lahan baru untuk meningkatkan produktivitas komoditi pangan, tidak mudah dilakukan dan tentu saja membutuhkan biaya yang besar.

Ketiga: Tingkat produktivitas petani menurun. Bukan karena cuaca ekstrim, atau karena lahan pertanian beralih fungsi, melainkan karena produktivitas petani untuk menghasilkan bahan pangan menurun,

Baca Juga:

Apa Saja Infrastruktur Vital Bidang Pertanian dalam Era Industri 4.0?

Hal ini berkaitan secara langsung dengan berbagai teknologi tepat guna bidang pertanian, mahalnya harga pupuk dan akses petani ke sumber-sumber pembiayaan pertanian tidak terbuka luas.

Bagaimana dengan daerah-daerah pertanian lahan kering seperti di NTT dan khususnya Kabupaten Flores Timur? Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas komoditas pangan?

Foto ilustrasi dari kompas.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of