Dasa Darma Pramuka dan Pembentukan Karakter Bangsa

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Hari-hari ini, public tanah air lagi heboh sendiri. Ketika ada narasi seolah Kementerian Kesehatan membagikan alat kontrasepsi gratis kepada remaja.

Awalnya saya juga meradang. Pikiran jahat saya sudah menuduh Kementerian Kesehatan sedang menjadi sales alat kontrasepsi. Pun “menganjurkan seks bebas” kepada remaja.

Ternyata, saya salah besar. Kementerian kesehatan bermaksud baik. Remaja yang dimaksud adalah mereka yang terlanjur “berkeluarga” dalam usia remaja. Para pasangan yang menikah usia dini lah yang didampingi untuk mengatur kelahiran, salah satunya melalui alat kontrasepsi.

Lantas apa hubungannya antara kontrasepsi gratis kepada pasangan yang menikah pada usia dini itu dengan Dasa Darma Pramuka atau pembentukan karakter bangsa?

Baca Juga:

Mengapa Perkawinan Anak Usia Dini adalah Bencana Nasional?

Mari kita berbicara angka. Data UNICEF, seperti di kutip kompas.id (08.03.2024) menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan ke 4 di dunia soal jumlah anak perempuan yang dinikahkan. Angkanya (estimasi UNICEF) mencapai lebih dari 25 juta anak.

Data lain yang diolah litbang kompas menyebutkan puluhan ribu permohonan dispensasi pernikahan anak usia dini ke pengadilan agama selama tahun 2020, 2021 dan 2022. Dari puluhan ribu permohonan itu, pengadilan agama ‘mengabulkan’ dispensasi dalam jumlah puluhan ribu kasus juga.

Tahun 2020, kompas mencatat ada 63.382 kasus dispensasi pernikahan yang disetujui kementerian agama. Tahun 2021 ada 61.449 kasus dan tahun 2022 ada 50.673 kasus.

Subjektifitas saya beranggapan bahwa, pernikahan usia dini terjadi disebabkan oleh karena terlanjur mengalami kehamilan tidak diinginkan. Jika tidak mengalami kehamilan diluar nikah pun angka pernikahan dini di Indonesia masih masih tinggi dibandingkan dunia.

Secara subjektif, saya menganggap bahwa pernikahan dini adalah sesuatu yang salah. Walaupun saya kadang masih mencoba mencari berbagai data untuk merasionalisasi subjektifitas tersebut.

Baca Juga:

Menggali Akar Masalah Pernikahan Anak Usia Dini

Pernikahan dini dalam hemat saya itu merupakan bencana nasional. Akibat jangka panjangnya terlalu luar biasa merusak. Sebut saja potensi KDRT dan perceraian, kematian bayi dan ibu saat persalinan, Belum lagi soal potensi putusnya pendidikan ibu remaja dengan segala kompleksitas masalah yang lebih besar di kemudian hari.

Anggap saja, tulisan ini cocoklogi. Tapi mari kita berpikir bersama. Remaja yang memutuskan menikah atau dalam banyak kasus ‘dipaksa’ menikah oleh orang tua pasti karena sebab-sebab tertentu. Saya beranggapan bahwa banyak kasus disebabkan atau dimulai dari pergaulan bebas.

Sebelum membahas ini lebih jauh, kita kembali dulu pada soal Dasa Darma Pramuka dan kaitannya dengan pembentukan karakter bangsa.

Saya mengidentifikasi diri bahwa saya tumbuh dengan banyak hal baik yang saya sadari berasal dari Pramuka. Bukan hanya sekedar hura-hura perkemahan. Lebih dari itu.

Belakangan ini saya kemudian menyadari bahwa Pramuka adalah salah satu pilihan yang paling baik yang bisa ditempuh untuk membangun karakter baik bagi generasi praja muda.

Baca Juga:

Pramuka dan Cita-Cita Indonesia Merdeka

Mulai dari mendalami 23 karakter baik dalam Dasa Darma Pramuka. Bukan hanya soal menghafal rumusannya. Tepi lebih kepda menghayati taip-tiap nilai baik itu kemudian menjadikannya cara hidup setiap saat.

Dasa Darma menjadi pilihan yang paling pas dan lengkap yang dapat menumbuhkan setiap praja muda menjadi pribadi yang berkarakter baik, menjadi manusia yang utuh.

Setiap mereka yang menyebut dirinya Orang Muda yang Berkarya “Praja Muda Karana” – Pramuka berarti memiliki keutamaan dan keistimewaan untuk menjadikan Dasa Darma Pramuka sebagai cara hidupnya.

Pramuka itu, Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setiap Praja Muda menyadari bahwa dirinya adalah kepunyaan Allah. Karena itu praja muda harus menjaga harkat dan martabatnya sebagai manusia ciptaan Allah.

Sebagai kepunyaan Allah, praja muda harus tunduk pada setiap hal kodrati. Menyadari kelemahan dan ketergantungannya pada kuasa Yang Ilahi. Menjalankan kewajiban agamanya masing-masing. Dan menempatkan sikap toleransi kepada setiap perbedaan.

Baca Juga:

Pramuka dan Pembentukan Karakter

Cinta Alam dan Kasih Sayang sesama Manusia. Setiap praja muda membangun harmoni antara dirinya dengan alam semesta dan sesama manusia. Menciptakan rumah bersama bernama planet bumi menjadi kediaman yang aman dan nyaman bagi semua makhluk.

Patriot yang Sopan dan Ksatria. Patriotisme dan sifat ksatria dalam setiap hal. Mulai dari hal-hal kecil. Patriotisme adalah sikap mendahulukan kepentingan bersama yang lebih besar dari pada kepentingan dirinya dan atau kelompoknya.

Kesatria mengupayakan kebenaran dan keadilan, sekaligus kerelaan untuk menerima konsekuensi dari kesalahannya.

Patuh dan Suka Bermusyawarah. Aturan dibuat untuk memastikan keteraturan bersama. Keteraturan hanya akan tercipta dan adil bagi semua jika merupakan hasil dari kesepakatan bersama dengan mengakomodir kepentingan semua.

Kepatuhan pada semua kesepakatan tertulis maupun tidak tertulis yang merupakan konsensus bersama harus menjadi jalan hidup setiap praja muda.

Baca Juga:

Membaca Latar Psikologi Tindakan Korupsi di Flores Timur

Rela Menolong dan Tabah. Mengulurkan tangan untuk membantu sesama adalah perbuatan baik. Namun perbuatan baik ini harus menjadi kebiasaan yang secara spontan dilakukan tanpa tendensi apapun.

Sikap Tabah adalah kata lain dari Sikap Sabar. Sikap sabar itu bukan nama lain dari mengalah. Kesabaran adalah kesediaan untuk menjaga hati tetap tenang. Memikirkan dan mengambil tindakan yang paling manusiawi bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Rajin, Trampil dan Gembira. Rajin adalah sikap proaktif untuk menyelesaikan semua hal baik yang sudah dimulai. Mengasah keterampilan setiap saat untuk menyesuaikan diri sedemikian rupa terhadap setiap perubahan. Sekaligus menerima dan menghayati dengan gembira setiap peristiwa hidup yang dialami.

Hemat, Cermat dan Bersahaja. Hemat itu berarti tidak serakah. Mengambil apa yang menjadi haknya saja setelah memastikan setiap kewajibannya sudah ditunaikan.

Baca Juga:

Ilsa Diasty, Berjuang Mencegah Perkawinan Usia Dini di Lombok

Cermat menghitung dan merencanakan setiap hal agar efisien dan efektif, dan kesedian untuk mengatakan cukup untuk banyak hal. Tidak bersifat konsumtif apalagi hedonis.

Disiplin, Berani dan Setia. Motivasi diyakini semua orang efektif membuat api semangat menyala lebih besar, namun disiplinlah yang memastikan api semangat terus menyala seumur hidup.

Disiplin adalah adalah kebebasan untuk melatih jiwa dan raga untuk memiliki daya juang dan sekaligus daya tahan yang tidak padam.

Berani bukan hanya sekedar tidak takut pada sesuatu. Tindakan tanpa rasa takut itu bukan berani, tapi nekat. Berani adalah tindakan yang diambil dengan menyesuaikan diri pada resiko tertentu.

Tindakan nekat menghasilkan banyak hal konyol. Sementara keberanian mendatangkan tindakan yang terukur, terarah dan tepat sasaran.

Setia itu berarti tidak seleweng dari integritas sebagai manusia. Setiap pada pasangan, setiap pada kehendak baik, setia pada perkataan baik dan setia untuk terus melakukan semua hal yang mengarah pada kebaikan bagi diri sendiri dan kepada sesama, termasuk pada semua makhluk hidup.

Baca Juga:

Hakordia 2023 dan Mimpi Indonesia Tanpa Korupsi

Bertanggungjawab dan Dapat Dipercaya.  Setiap tindakan pribadi adalah tindakan sosial. Sebab setiap kita memiliki pribadi sosial. Ada hak orang lain dalam setiap tindakan kita.

Karena itu, untuk memastikan hak orang lain terpenuhi maka setiap tindakan yang kita ambil, sekecil apapun itu harus menyertakan tanggung jawab yang besar. Tanggung jawablah yang memastikan setiap tindakan yang kita ambil tidak bertentangan dengan hak-hak orang lain.

Tanggung jawab tidak hanya ditujukan untuk memastikan setiap aturan dilakukan, Tanggung jawab adalah tuntutan sekaligus tuntunan moral. Tidak hanya kepada orang lain, namun sekaligus kepada diri sendiri. Terlebih kepada Tuhan Pencipta Semesta.

Kepercayaan itu tidak diraih. Kepercayaan adalah sebuah kata kerja aktif. Artinya, kepercayaan adalah hasil usaha yang dilakukan dengan sengaja. Kepercayaan adalah hasil dari sebuah upaya untuk memastikan integritas moral menjadi bagian dari jalan hidup setiap praja muda.

Suci dalam Pikiran, Perkataan dan Perbuatan. Suci dana Pikiran, di dalam ucapan dan dalam tindakan adalah cara untuk tetap membangun harmoni dengan sesama, dengan Tuhan dan dengan semesta alam.

Baca Juga:

Korupsi dan Sistem yang Korup : Cara Sederhana Membedah Anatomi Korupsi

Membangun niat baik, berpikiran positif dan terbuka adalah suci dalam pikiran. Menghindari kata-kata yang menyakiti, gossip, hoaks, fitnah hanya lahir dari mereka yang menjaga kesucian dari alam pikirannya.

Suci dalam perbuatan berarti menjaga keutuhan dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah yang spesial, yang unik, yang terbaik karena itu setiap praja muda harus benar-benar tahu mengenai batasan-batasan dan tuntunan nilai-nilai moral kemasyarakatan  serta tuntunan agama, ketika itu berkaitan dengan perbuatan tubuhnya.

Barangkali kesucian dalam pikiran, perkataan dan perbuatan inilah yang dapat mencegah setiap praja muda mengejar kesenangan badaniah termasuk didalamnya pacaran tanpa batasan moral dan agama, yang kemudian menjadi tersangka utama dari pernikahan anak usia dini.

Baca Juga:

Menalar Motivasi Koruptor yang Mencalonkan Diri pada Pilkada

Karena itu, Dasa Darma Pramuka harus menjadi cara hidup setiap praja muda. Dan oleh sebab itu, pramuka harus menjadi bagian integral dari setiap proses pendidikan. Bukan hanya hura-hura perkemahan melainkan agar esensi nilai-nilai dasa darma menjadi bagian dari gaya hidup setiap generasi muda kita.

Selamat HUT Pramuka ke – 63.  / Ilustrasi dari fin.co.id

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of