Eposdigi.com – Mengejutkan! Dokter Spesialis Anak RSCM – Jakarta, Eka Laksmi Hidayati mengungkapkan bahwa rumah sakit tempatnya mengabdi menerima banyak anak-anak sebab rumah sakit mereka menjadi rujukan bahkan dari daerah untuk pasien anak dengan gejalah sakit ginjal.
Belum lama ini, dokter Eka mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah ada 60 anak yang menjalankan dialisis di rumah sakit mereka. 30 diantaranya menjalani terapi hemodialisis (tempo.co, 26.07.2024)
Diketahui bahwa dialisis adalah prosedur untuk menyaring dan membuang limbah berbahaya di dalam tubuh tanpa menggunakan alat bantu atau mesin. Dialisis dikenal juga sebagai dialisis peritoneal.
Dialisis peritoneal merupakan prosedur menyaring dan membersihkan darah dengan menggunakan lapisan di bagian dalam perut (peritoneum) yang merupakan penyaring alami darah.
Sedangkan hemodialisis adalah proses penyaringan dan pembersihan darah menggunakan alat bantu atau mesin. Alat bantu atau mesin (dialiser) ini bekerja sebagai ginjal buatan untuk menyaring dan membersihkan darah.
Baca Juga:
Jika dialisis peritoneal adalah proses mengalirkan darah ke dalam peritoneum untuk disaring dan dibersihkan sementara hemodialisis merupakan proses mengalirkan darah ke dalam mesin dialiser untuk disaring dan dibersihkan sebelum dialirkan kembali ke dalam tubuh pasien.
Terapi dialisis peritoneal maupun hemodialisis adalah terapi yang dilakukan oleh para pasien dengan gangguan ginjal kronis (Cyclin-Dependent Kinase – CDK).
Selain karena faktor genetic atau kelainan bawaan, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mensinyalir bahwa tingginya kasus ginjal pada anak disebabkan juga oleh produk makanan jajanan yang mengandung gula, garam dan lemak dalam kadar yang berlebihan.
Produk-produk jajanan seperti ini,terang Jasra Putra lebih lanjut, dibuat dengan kemasan yang menarik sekaligus dijual dengan harga murah.
Karena itu KPAI menghimbau kepada semua pihak untuk melakukan sosialisasi mengenai dampak buruk jajanan yang mengandung pemanis buatan, garam dan lemak yang berlebihan terhadap ginjal.
Tidak hanya memberi pengaruh buruk pada ginjal, Jasra Putra juga mengungkapkan bahwa konsumsi jajanan yang mengandung pemanis buatan, garam dan lemak yang berlebihan juga menyebabkan obesitas dan gizi yang tidak berimbang pada anak.
Baca Juga:
Bukan Kuman, Bukan Pula Bakteri atau Virus, Ini Pintu Paling Cepat Yang Membuatmu Terserang Penyakit
Terapi Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Kronis
Terapi pengobatan ginjal baik itu dialisis peritoneal maupun hemodialisis adalah terapi yang dilakukan seumur hidup. Penderita gagal ginjal kronis (CDK) bisa menghentikan proses cuci darah yang tentu saja dengan kesepakatan antara dokter dengan pasien, namun harus menjalani terapi paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup sehat pasien.
Perawatan ini dilakukan sebagai bagian dari menghormati martabat pasien dan keluarganya dengan cara meningkatkan kualitas kesehatan pasien secara keseluruhan. Terapi ini melengkapi pelayanan medis berupa menghilangkan nyeri, mencegah timbulnya gejala serta keluhan fisik lainnya.
Terapi paliatif tidak hanya ditujukan untuk pasien, namun juga untuk anggota keluarganya agar mereka sama-sama memiliki cukup persiapan dan kemampuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan pasien.
Terapi ini biasanya melibatkan banyak ahli dibidangnya. Tidak hanya medis, terapi paliatif juga mencakup kebutuhan fisik dan emosi, sosial dan juga spiritual pasien.
Mengenali Gejala Awal Sakit Ginjal
Sebagai orang awam sekalipun, kita bisa mengenali gangguan ginjal lebih dini dengan mengamati dan peka terhadap diri kita sendiri.
Baca Juga:
Ciri-ciri gangguan ginjal seperti urin berbusa. Urin berbusa menandakan bahwa ada kandungan protein yang berlebihan dalam urin. Gejala ini biasanya diikuti oleh hipertensi dan pembengkakan pada anggota tubuh terutama kaki.
Kencing Berdarah atau hematuria juga merupakan gejala awal sakit ginjal. Ini menandakan bahwa ada infeksi atau cedera pada organ saluran kemih.
Selain itu, Urin yang berpasir juga merupakan gejala awal lainnya. Urin berpasir menandakan bahwa ada penumpukan zat berbahaya (batu ginjal) pada ginjal, yang tentu saja mengurangi kinerja ginjal.
Dan satu ciri yang paling mudah dikenali adalah rasa sakit atau nyeri saat buang air kecil. Gejala-gejala umum seperti ini seharusnya menjadi peringatan dini agar pasien segera mengunjungi ke fasilitas kesehatan untuk memeriksakan diri.
Pencegahan Dini Sakit Ginjal
Sebagai orang tua, untuk mencegah faktor-faktor yang berpotensi mengakibatkan gangguan ginjal terlebih pada anak, maka beberapa hal berikut bisa menjadi pilihan baik yang dilakukan oleh para orang tua.
Baca Juga:
Kenalilah Delapan Jam Biologis Tubuhmu, Untuk Hidup Lebih Sehat
Tidak hanya pada anak, pada tingkat usia manapun, menjaga kesehatan ginjal merupakan tanggungjawab semua orang.
Menghindarkan anak dari jajanan yang mengandung gula buatan, garam dan lemak yang berlebihan, minum air putih secukupnya. Air putih yang terlalu banyak atau terlalu sedikit juga dapat mempengaruhi kinerja ginjal.
Hindari terlalu sering menahan buang air kecil. Menahan buang air kecil bisa mengakibatkan infeksi saluran kencing dan penumpukan zat berbahaya (batu ginjal) pada ginjal.
Hindari juga mengkonsumsi vitamin C secara berlebihan. Konsumsi vitamin C dalam jangka waktu lama bisa mempengaruhi kinerja ginjal (siloamhospital.com).
Berikutnya adalah aktivitas fisik yang teratur. Aktivitas fisik tentu saja berpengaruh pada terjaganya berat badan, memperlancar peredaran darah yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya tahan tubuh termasuk ginjal.
Foto ilustrasi dari health.grid.id
Leave a Reply