Ini Cara AI Mengambil Alih Pekerjaan Manusia

Bisnis
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Artificial Intelligence atau AI sudah menjadi bagian dari keseharian hidup kita saat ini. Kehadiran AI yang menjadi bagian dari peradaban menunjukan bahwa AI semakin baik dalam kemampuannya yang semakin mendekati manusia (human parity).

Sebuah studi bertajuk the Potentially Large Effect of Artificial Intelligence on Economic Growth yang dilaporkan oleh Goldman Sachs mengungkapkan bahwa ada dua per tiga pekerjaan di Amerika dan Eropa akan terekspos oleh otomatisasi.

Apalagi kemunculan AI generatif bisa menggantikan pekerjaan saat ini. Ini berarti ada 300jutaan pekerjaan yang terdampak oleh perkembangan Artificial Intelligence (AI)

Studi tersebut diatas, juga menegaskan bahwa Ai pada tahun-tahun yang akan datang dapat menjadi pemicu dari berbagai pertumbuhan ekonomi global. AI tidak hanya memperbesar skala produksi sekaligus menguatkannya.

Studi lain, kini dari Indonesia, yang dikeluarkan oleh Access Partnership dengan judul ‘Dampak Ekonomi AI Generatif: Masa Depan Pekerjaan di Indonesia’ menemukan bahwa Indonesia dengan bantuan AI dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga sebesar 18 %.

Baca Juga:

Baru, Binus University Launching Jurusan Artificial Intelligence. Bagaimana Prospek Kariernya?

Hasil penelitian yang didukung oleh Microsoft dan ELSAM, menurut saya juga menunjukan bahwa persaingan antara manusia dengan AI menjadi semakin serius di masa depan. Berikut ini barangkali menjadi sedikit gambaran mengenai bagaimana cara AI mengambil alih pekerjaan manusia.

Pertama: AI akan mengambil sebagian besar porsi tenaga kerja manusia, bahkan sebuah penelitian yang didukung oleh Microsoft, menunjukan bahwa sudah ada lebih dari 75% karyawan menggunakan AI untuk mengurangi beban kerja mereka.

Ini bisa menjadi ‘buah simalakama’ sebab beban kerja yang kini diambil alih oleh AI itu juga menunjukan bahwa kebutuhan akan tenaga kerja manusia akan berkurang secara signifikan.

Kini AI bahkan sudah digunakan untuk mendukung pekerjaan Administratif sebesar hampir 85 %. Bukan hanya pekerjaan administratif, pekerjaan yang membutuhkan kemampuan analisa pun kini sudah mulai dibantu oleh AI dengan porsi pekerjaan AI sekitar 87 %.

Sementara pekerjaan yang membutuhkan kreatifitas, sekarang ini juga sudah mulai menggunakan AI untuk membantu 88 % pekerjaan tersebut. (cnnindonesia.com / 01.11.2023).

Baca Juga:

15 Keahlian Ini Akan Sangat Dicari oleh Para Pemberi Kerja dalam 5 Tahun ke Depan

Kedua: AI digunakan secara langsung sebagai bagian dari pengambilan keputusan. Dalam hal menyajikan data, AI tentu bisa memproses sejumlah alat yang digunakan untuk membuat keputusan misalnya data dalam jumlah yang besar.

Tidak hanya dalam urusan memproses data dalam jumlah yang besar AI juga membuat konten-konten baru berdasarkan variable-variabel yang diolah dari data diinput pada AI.

Akurasi AI tentu jauh lebih besar dalam ketepatan dan terhindar dari berbagai kesalahan ‘ human eror’, hal ini semakin menguatkan para pengambil keputusan menjadikan AI sebagai mitra dalam pengambilan keputusan.

Kabar baiknya adalah bahwa automatisasi oleh AI masih sedikit tergantung pada campur tangan manusia lewat data atau variable-variabel yang diinput sebagai perangkat kecerdasan AI.

Kecuali jika AI sudah menjadi mesin pembelajar independen yang bisa melakukan hal-hal baru di luar variabel yang telah diinput atau yang ditambahkan sebagai kecerdasan baru.

Baca Juga:

Apa Yang Harus Dilakukan Agar Mahasiswa Tidak Menyontek Artificial Intelligence?

Karena itu perkembangan dan pengembangan AI kedepan harus selalu diletakan sesuai rel dan dibingkai sebagai mitra kerja yang mendukung tugas-tugas sumber daya manusia, bukan untuk menggantikannya.

Ini adalah bentuk tanggung jawab moral bagi  mereka yang menggeluti pengembangan dan pembangunan AI. Bahwa kecerdasan buatan jangan sampai membawa dampak negatif bagi siapa saja terutama dalam pasar tenaga kerja kedepan.

Foto dari Inovation,co,id

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of