Eposdigi.com – Kebanyakan orang tidak dapat menolak kebenaran ini, bahwa uang bukan segalanya, tapi segala hal butuh uang. Karena itu banyak dari kita mengukur keberhasilan hidupnya dengan seberapa banyak ia memiliki uang.
Karena itu, kenyataan lain yang juga hampir tidak dapat ditolak bahwa setiap kita menginginkan agar menghasilkan uang sebanyak mungkin. Entah dengan bekerja, entah dengan berbisnis, atau bahkan dengan berbuat jahat.
Hampir semua pekerja mengharapkan gaji setinggi-tingginya. Karena itu banyak hal akan dilakukan. Mulai dari menambah keahlian lewat sekolah dan pelatihan-pelatihan. Ada juga yang selalu mencari pekerjaan baru lagi demi gaji yang lebih tinggi.
Begitu juga dengan pengusaha. Ada yang mengambil resiko kecil untuk untung seadanya, ada yang mempertaruhkan semua demi untung lebih besar. Apalagi para penjahat. Tidak peduli apapun resikonya yang penting mendapat penghasilan sebanyak mungkin.
Karena itu, apa yang dilakukan orang Amerika ini jelas bikin iri. Hanya bekerja tiga hari saja dalam seminggu; di Hari Senin, Selasa dan Rabu, empat hari sisanya ia memperoleh pasif income hingga milyaran rupiah dalam sebulan.
Baca Juga:
Tapi apakah hidup hanya soal menghasilkan uang?
Jualan Online
Adalah Graham Cochrane, yang menjalankan usahanya dari ‘kantor’ di rumahnya sendiri. Ia mendirikan kursus online; mengajari kliennya bagaimana berbisnis dari minat mereka. Ia menjual materi program, mengajarkannya secara online, serta membangun komunitas kliennya dan mendapatkan komisi afiliasi dari kliennya.
Ia membuat video dan merekam podcast tentang programnya dan mengiklankannya secara gratis di YouTube. Jika kemudian calon kliennya menyukai program tersebut, mereka dapat mendaftar untuk mendapatkan materi kursus secara gratis atau memilih untuk memperoleh kursus online secara premium.
Dari sinilah Graham Cochrane mendapatkan penghasilan pasifnya (passive income) hingga miliaran rupiah setiap bulan. Ia mendapatkan hingga US$160.000 setiap bulan atau jika dirupiahkan dengan kurs Rp15.000,-, maka Graham menghasilkan Rp2,4 Miliar setiap bulan.
Mereka yang membutuhkan materi berbayar, akan mendapatkanya secara otomatis melalui email. Dengan demikian Graham tidak membutuhkan staff admin untuk membalas email satu per satu.
Hanya memiliki satu orang karyawan
Graham menggunakan waktu sekitar dua jam, di Hari Senin untuk merekam video dan podcast. Untuk urusan editing dan mengunggah konten ini, ia mempekerjakan seorang editor untuk membantunya. Editor inilah satu-satunya karyawan yang dimilikinya.
Baca Juga:
Sisa waktu di Hari Senin ia gunakan untuk membalas email dan mendampingi klien premium dalam komunitas yang ia namakan Six-Figure Community.
Di hari yang lain, biasanya di Hari Rabu ia menghabiskan waktu untuk pendampingan langsung secara online dengan anggota komunitas, dan menggunakan 90 menit untuk memberi bimbingan lewat telepon kepada klien – peserta kursus tingkat lanjut.
Di akhir bulan, ia memfilmkan pelatihan eksklusif kepada anggota komunitas. Kliennya harus membeli secara terpisah untuk mendapatkan konten ini.
Graham menciptakan sistem yang memungkinkan bisnisnya berjalan secara otomatis, sehingga ia tidak membutuhkan banyak waktu untuk melakukan pekerjaannya, atau banyak orang untuk membantu menjalankan bisnis yang dilakukannya.
Membangun bisnis untuk Kemanusiaan
Bagi Graham, memberikan kebaikan untuk dunia harus dimulai dari rumah. Karena itu ia menggunakan empat harinya dari seminggu untuk keluarga. Setiap hari ia membantu istrinya menyiapkan sarapan, menemani keluarganya sarapan, mengantar anak-anaknya ke sekolah dan kembali ke kantornya di rumah.
Khusus di hari Jumat, Graham menghabiskan waktu seharian bersama istri. Mereka berolahraga, makan siang berdua, berbicara tentang anak-anak bahkan mengunjungi konselor pernikahan.
Di Hari Minggu setelah beribadah ke gereja, mereka melakukan pekerjaan sukarela dengan organisasi lokal untuk membantu para tunawisma.
Baca Juga:
20 Pekerjaan Baru, Butuh Keterampilan Baru. Apa Antisipasi Sekolah?
Filosofinya adalah “saya menghasilkan uang ini sehingga saya dapat memberikan sebagian keuntungan saya untuk amal dan gereja lokal saya, (dan) kelompok yang melakukan banyak kebaikan di dunia,” kata Graham seperti dikutip cnbcindonesia.com (06.08.2023).
Kini, mereka sekeluarga menyumbangkan 30 % dari penghasilan mereka, dan berharap akan dapat memberikan 50 % dari apa yang mereka hasilkan untuk kemanusiaan di masa depan.
Bagaimana dengan Anda, Digiers? Kisah ini bukan sekedar soal berapa banyak yang dihasilkan oleh Graham. Barangkali dari Graham kita belajar untuk berbagi dari apa yang kita miliki bagi kemanusiaan. Mulai dari rumah kita masing-masing.
Foto dari : grahamcochrane.com
Leave a Reply