Eposdigi.com – Organisasi Kesehatan Dunia dalam konferensi pers pada Jumat, 5 Mei 2023 setelah rapat dengan panel tim ahli, mengumumkan bahwa covid-19 tidak lagi memenuhi syarat sebagai pandemi yang memicu situasi darurat global.
Pengumuman ini menandai akhir dari pandemi virus corona, setelah diumumkan 3 tahun silam, yang memicu keputusan untuk lockdown, yang berdampak pada ekonomi global, menebarkan kecemasan bahkan depresi, dan menewaskan sekitar 7 juta orang di seluruh dunia.
Seperti dilansir pada laman VOA, para pejabat WHO mengatakan, meskipun tahap darurat tersebut telah dicabut, penyebaran virus covid-19 masih belum berakhir. WHO juga menegaskan bahwa ribuan orang masih dinyatakan meninggal karena covid-19.
Oleh karena itu, mereka mengingatkan agar masyarakat tetap waspada, terutama masyarakat Asia Tenggara dan Timur Tengah, karena masih ada lonjakan kasus covid-19 di sana. WHO akan tetap memantau situasi dan bila perlu mengumpulkan pakar guna meninjau kembali situasinya.
“Dengan harapan besar, saya mengatakan pandemi covid-19 telah berakhir sebagai darurat kesehatan global. Namun ini bukan berarti ancaman covid-19 telah berakhir sebagai ancaman global,” kata Tedros Adhanom, Dirjen WHO.
Baca juga :
Isu Kesehatan Mental Menjadi Isu Penting Untuk Mewujudkan Cita-Cita Indonesia 2045
Lanjut Tedros, dari data yang ada, WHO menyimpulkan bahwa terjadi tren penurunan kasus selama lebih dari satu tahun. Oleh karena itu masyarakat di sebagian besar negara telah kembali menjalani kehidupan yang normal seperti sebelum pandemi.
Menurutnya, pandemi telah menyebabkan kerusakan secara masif dan global di berbagai bidang kehidupan masyarakat global. Virus covid-19 telah merusak sendi-sendi bisnis dan ekonomi, memperburuk perpecahan antar faksi politik dan menyebabkan jutaan orang jatuh miskin.
Tedros juga menegaskan bahwa meskipun secara resmi WHO mencatat angka kematian akibat terinfeksi virus covid-19 mencapai 7 juta orang namun menurutnya kemungkinan besar angka kematian mencapai 20 juta orang, karena banyak kematian akibat covid tidak dilaporkan.
Meskipun demikian harus juga dicatat covid-19 juga memicu transformasi positif di berbagai bidang kehidupan. Terutama mulai dari bidang kesehatan dan bidang pendidikan. Di bidang kesehatan, pandemi covid-19 memaksa, masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat seperti cuci tangan.
Baca juga :
400 Ribu Lebih, Peserta Seleksi Nasional Berdasarkan Tes Gagal Mengikuti Tes. Mengapa?
Sebelumnya kebiasaan kecil ini susah dibiasakan. Pandemi covid-19 memaksa orang untuk mau-tidak mau melakukan kebiasaan sederhana ini. Pandemi covid-19 juga memaksa rumah sakit di berbagai negara untuk investasi pada fasilitas kesehatan baru yang belum ada sebelumnya.
Di bidang pendidikan, covid-19 memaksa lembaga-lembaga pendidikan untuk melakukan percepatan proses transformasi dalam proses belajar mengajar yang melibatkan teknologi informasi dan komunikasi. Sebelumnya banyak sekolah berupaya mendorong transformasi tersebut namun selalu gagal.
Pandemi covid-19 juga memicu para ilmuwan untuk bekerja menemukan vaksin antivirus covid-19. Dibandingkan dengan pandemi-pandemi sebelumnya, vaksin antivirus covid-19 merupakan antivirus yang paling cepat ditemukan.
Di samping itu, pandemi covid-19 juga mendorong solidaritas dan kerja sama internasional untuk bersama-sama menghentikan dampak buruk dari pandemi, misalnya melalui kerjasama menemukan dan mendistribusikan vaksin antivirus terutama ke negara-negara miskin.
Itulah pandemi covid-19 sebagai krisis. Sebagai krisis ia menghadirkan masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan, tetapi juga menghadirkan peluang untuk melakukan terobosan, kemajuan untuk meraih kebaikan hidup bersama.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com / Foto: CNN Indonesia
Leave a Reply