400 Ribu Lebih, Peserta Seleksi Nasional Berdasarkan Tes Gagal Mengikuti Tes. Mengapa?

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Pendaftaran Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) sudah ditutup sejak Jumat, 14 April 2023 yang lalu. Panitia seleksi Nasional penerimaan mahasiswa baru menyatakan setidaknya ada 1.294.263 murid kelas XII yang diterima sistem sebagai calon pendaftar.

Para calon pendaftar tersebut harus melakukan proses pemilihan program studi dan finalisasi akun. Jika para pendaftar tidak melakukan proses ini, atau gagal melakukan proses ini maka, peserta dinyatakan gagal mengikuti SNBT.

Seperti diumumkan oleh panitia seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru melalui instagram panitia; dari 1.294.263 pendaftar, yang berhasil melakukan pemilihan program studi dan melakukan finalisasi akun hanya berjumlah 803.853 murid.

Itu berarti ada sekitar 490.410 orang murid kelas XII gagal mengikuti UTBK-SNBT 2023. Padahal sebelumnya, 70.000 murid kelas XII berprestasi, gagal menggunakan jalur Seleksi Masuk Berdasarkan Prestasi (SNBP). Pada saat itu, banyak pihak menyatakan jumlah 70.000 merupakan jumlah yang besar.

Baca Juga:

3 dari 5 Perguruan Tinggi Negeri Ini, Membuka Jalur Prestasi Bagi Murid Kelas XII

Sementara, jumlah yang gagal mengikuti proses melalui jalur SNBT sebanyak 490.410. Itu berarti 7 kali lipat dari jumlah yang gagal melalui jalur SNBP. Ini merupakan jumlah yang sangat banyak.

Itu berarti sekolah dan pemerintah daerah tidak melakukan antisipasi agar kegagalan pada jalur SNBP tidak terulang di jalur SNBT.

Dari data yang kami kumpulkan, kami menyimpulkan bahwa, kegagalan mendaftar seperti ini, juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, baik pada jalur SNBT maupun jalur SNBP.  Ini jelas menunjukan alpanya sekolah dan birokrasi pendidikan terkait, dalam melakukan pendampingan pada murid kelas XII.

Oleh karena itu, menurut hemat kami, Kementrian Pendidikan perlu segera melakukan pendalaman untuk menemukan di mana letak permasalahannya. Berdasarkan temuan tersebut,  kemudian melakukan pembenahan sehingga pada tahun yang akan datang, kejadian seperti ini tidak terulang.

Baca juga :

Faktor Ini Sering Menyebabkan Peserta SNMPTN dan SBMPTN Gagal

Sekolah dan pemerintah provinsi terutama dinas pendidikan provinsi, harusnya melakukan koordinasi untuk memastikan murid kelas XII yang hendak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri, dapat melakukan proses pendaftaran dengan baik.

Sekolah bahkan harusnya membantu melakukan proses tersebut hingga memastikan mereka dapat melakukan pendaftaran hingga berhasil. Proses ini harusnya dilihat sekolah sebagai bagian yang penting dalam pelayanan pada murid.

Prosesnya boleh dilakukan sendiri oleh murid, karena murid SMA sudah bisa mandiri melakukan. Sekolah mengontrol proses tersebut dan memastikan semua tahap dilakukan dengan baik, pada waktu yang disediakan.

Ini diperlukan karena dari data yang kami kumpulkan, banyak kegagalan pendaftaran yang terjadi karena murid yang melakukan secara mandiri, tidak teliti dan tidak tuntas. Misalnya hanya memasukkan data diri dan pilihan jurusan, pemilihan tempat UTBK.

Sampai di situ banyak murid berhenti, mereka tidak mengetahui bahwa proses hendaknya dilanjutkan dengan finalisasi akun. Atau tidak memanfaatkan waktu yang tersedia, hingga pada saat terakhir berebutan masuk dengan peserta yang lain.

Baca juga :

Telah Dibuka Pendaftaran PKN STAN 2023, Cek Syarat Pendaftarannya di Sini

Dalam situasi ini, banyak peserta yang tidak dapat masuk untuk menuntaskan proses pendaftaran, sementara waktu yang tersedia habis. Harusnya dengan pendampingan dari sekolah, kesalahan ini tidak dilakukan.

Jika ada koordinasi yang baik antara dinas pendidikan propinsi yang mengurusi SMA, dengan SMA di mana peserta SNBT berasal, sekolah dapat berperan lebih maksimal dalam proses ini.

Nampaknya banyak sekolah tidak menganggap proses ini menjadi tugasnaya. Menurut saya, sekolah semacam ini adalah sekolah yang buruk.

Belajar Dari Korea Selatan

Di Korea Selatan persiapan-persiapan secara akademis memang dilakukan oleh murid dengan dukungan penuh dari orang tua. Pada umumnya murid SMA mengikuti les tambahan bahkan sejak masih di sekolah menengah pertama.

Baca juga : 

SMA Ini Melakukan Study Tour yang Paling Keren; Umrah ke Mekah Selama 10 Hari

Namun proses pendaftaran, mulai dari pemilihan program studi, proses pendaftaran secara online, termasuk meng-input nilai, dilakukan oleh murid dengan pendampingan penuh dari sekolah, di bawah koordinasi Dinas Pendidikan.

Sekolah dan pemerintah merasa bertangung jawab memastikan murid yang hendak melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri dapat melakukan persiapannya secara maksimal, dan melakukan prosesnya hingga berhasil mengikuti tes.

Hal ini terjadi karena jumlah lulusan SMA yang berhasil masuk perguruan tinggi negeri menjadi salah satu alat ukur keberhasilan sekolah dan pemerintah dalam mengurusi pendidikan di level SMA.

Selain itu, pada umumnya masyarakat Korea Selatan, menganggap kuliah di PTN merupakan peluang yang sangat baik, untuk melakukan mobilitas sosial ke kelas yang lebih baik.

Inilah yang membuat pemerintah sangat memberikan dukungan pada para peserta tes, pada hari pelaksanaan tes. Misalnya, agar peserta dapat mengikuti tes dalam keheningan, pemerintah bahkan menutup wilayah udara dari penerbangan selama tes kemampuan Bahasa Inggris berlangsung.

Baca juga :

Anak Ini Dipaksa Belajar Ibunya Tanpa Istirahat, Hingga Mengalami Nasib Naas Ini

Untuk menjamin kelancaran perjalanan peserta tes menuju tempat mengikuti tes, pemerintah Korea Selatan melakukan rekayasa lalu lintas, dengan memundurkan jam masuk kerja bagi para pekerja agar tidak bentrok dengan jam masuk para peserta tes, dan menambah jumlah angkutan umum.

Hal ini dilakukan agar para peserta tes tidak mengalami kemacetan ketika berangkat menuju tempat tes. Bahkan polisi Korea Selatan menyiapkan armada kendaraan untuk mengawal peserta yang mengalami hambatan menuju lokasi tes.

Itulah yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan. Para pembaca silakan membandingkan dengan apa yang dialami oleh peserta tes SNBT di Indonesia dari sekolah dan pemerintah. Silakan disimpulkan, bagai mana sekolah dan pemerintah kita mengurusi pendidikan di Indonesia.

Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com / Foto:republika.co.id

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of