Eposdigi.com- Dalam negara Republik Indonesia ada seni bela diri yang sudah dilestarikan dari abad ke-7. Seni bela diri tersebut adalah Pencak Silat yang merupakan seni bela diri tradisional Indonesia. Sebagai warisan budaya Nusantara yang sudah diakui UNESCO, Pencak Silat juga menunjukkan keindahan/seni dari setiap jurus/gerakannya.
SMP Kolese Kanisius sebagai salah satu sekolah yang ada di Indonesia juga mengadakan ekstrakurikuler Pencak Silat bagi murid-murid yang memiliki minat dalam bidang seni bela diri. Tujuan ekstrakurikuler Pencak Silat di SMP Kolese Kanisius adalah mengajarkan para murid untuk bisa membela diri sendiri dari berbagai ancaman.
Dari gambar di atas terlihat bahwa murid-murid SMP Kolese Kanisius sedang mempelajari gerakan bela diri saat ekstrakurikuler Pencak Silat. Ada murid yang sedang melakukan salah satu jurus Pencak Silat.
Baca juga: Dampak Perubahan Budaya Terhadap Remaja
Ada juga murid yang sedang menendang target Pencak Silat (salah satu alat yang digunakan dalam Pencak Silat) dengan kekuatan penuh. Lalu, ada murid yang terlihat sedang melatih gerakan pukulan. Itulah gambaran singkat tentang kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat di SMP Kolese Kanisius.
Tim Canimass Media CC memiliki kesempatan untuk mewawancarai ekstrakurikuler Pencak Silat. Wawancara tersebut dilakukan pada hari Selasa, 16 Agustus 2022 di ruang IPS 2 yang berada di lantai dua gedung SMP Kolese Kanisius. Ekstrakurikuler Pencak Silat dimulai pada jam 14.00 WIB dan selesai pada jam 15.30 WIB.
Bpk. Hasbiallah dan Bpk. Dede Junaedi sebagai guru pembimbing ekstrakurikuler Pencak Silat di Kolese Kanisius. Dalam wawancara dengan Bpk. Hasbiallah, tim Canimass Media CC mendapat informasi bahwa Bpk. Hasbiallah telah mengajar Pencak Silat di Kolese Kanisius sejak tahun 2019.
Baca juga: Pekerja Seni Dan Pandemi
Hal yang berkesan menurut Bpk. Hasbiallah adalah siswa-siswa yang mengikuti ekstrakurikuler yang dibimbingnya selalu semangat, tepat waktu, dan ingin menambah keterampilan mereka dalam Pencak Silat. Antusiasme murid membuat pendamping mengajar Pencak Silat dengan lebih semangat. “Jadi lebih semangat mengajar” ungkap Bpk. Hasbiallah.
Makna dan pesan utama ekstrakurikuler Pencak Silat menurut Bpk. Hasbiallah adalah untuk membela diri sendiri. Menurut Bpk. Hasbiallah Pencak Silat juga melatih dan menjaga daya tahan tubuh agar tetap sehat, serta mengajak murid untuk berolahraga. Manfaat ekskul tersebut untuk murid-murid baru yaitu mereka bisa diajarkan teknik-teknik Pencak Silat.
Proses Ekstrakurikuler Pencak Silat memiliki tiga tahap yang dilakukan setiap ekskul. Tahap pertama yaitu berdoa, tahap kedua itu pemanasan, dan tahap ketiga berlatih teknik tendangan, pukulan, dan bantingan. Para murid juga berlatih jurus-jurus inti yang biasanya dipertandingkan di lomba Pencak Silat.
Proses dinamika yang terjadi antara murid dan guru saat offline dan online berbeda. “Bedanya kalau daring kita susah membenarkan, kalau langsung kita bisa membenarkan yang salah” ucap Bpk. Hasbiallah.
Baca juga: Tawuran Sebagai Representasi Dari Krisis Identitas Remaja
Kalau saat offline mereka bisa mengajarkan teknik mereka secara langsung dan memperbaiki apabila ada yang salah. Akan tetapi saat online para pendamping Pencak Silat kurang bisa membenarkan apabila ada murid yang salah/kurang bisa melakukan gerakannya.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa tujuan utama dari ekskul Pencak Silat yaitu untuk membela diri sendiri. Tentunya tujuan ekskul Pencak Silat tidak hanya itu, tetapi Pencak Silat juga mewariskan seni bela diri dari nenek moyang kita. Supaya anak-anak bisa mempelajarinya dan melestarikannya untuk generasi-generasi mendatang.
Anggota-anggota ekstrakurikuler Pencak Silat juga diwawancarai yaitu Vincentius Lionel Justin dari kelas 96 dan Lazlo Uria Maleh dari kelas 93. “Pengen tahu dasar-dasar bela diri” ujar Vincentius Lionel Justin.
Menurut Vincentius Lionel, alasan ia mengikuti ekskul Pencak Silat adalah untuk mengetahui dasar-dasar bela diri, agar bisa bertahan dari ancaman luar. Vincentius Lionel sudah mengikuti ekskul Pencak Silat sejak kelas 7.
Baca juga: Gejala Toxic Masculinity Pada Remaja; Merokok Dan Miras
Awalnya Vincentius ingin memilih basket tetapi tidak lolos seleksi. Sehingga ia memilih ekskul Pencak Silat. Ia merasa kesulitan melakukan gerakan bela diri saat mulai Pencak Silat, namun seiring berjalannya waktu ia semakin bisa beradaptasi di ekskul Pencak Silat.
Vincentius juga mengatakan bahwa yang dilakukan dalam ekskul berbeda-beda tergantung dengan sabuk. Bagi sabuk hitam melakukan jurusan-jurusan, Bagi sabuk hijau sudah mulai teknik bertarung.
Perasaan yang dirasakan oleh Vincentius adalah rasa senang karena telah mengikuti ekskul yang sama dari kelas 7 sampai 9.
Dalam wawancara dengan Lazlo Uria, ia telah mengikuti ekskul Pencak Silat sejak kelas 7 dan termotivasi untuk mengebangkan bakatnya. Menurut Lazlo pencak silat meningkatkan kesehatan jasmani, belajar mengontrol emosi, dan melakukan jurus-jurus pencak silat.
Jurnal ini dibuat untuk menjelaskan ekskul Pencak Silat sebagai salah satu ekskul yang ada di SMP Kanisius. Kami harap mereka meneruskan minat mereka di Pencak Silat dan bisa menerapkan skill Pencak Silat mereka masing-masing di dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya murid-murid ekstrakurikuler Pencak Silat juga bisa mewariskan seni bela diri ini.
Penulis adalah tim Canimass Media dari SMP Kolese Kanisius Jakarta: Nathan, Reynard, Azrael, Albertus, Kenzo, dan Kai./Foto : goognewsfromindonesia.id
Leave a Reply