Eposdigi.com – Saat ini di Papua telah beroperasi 42 lembaga pendidikan tinggi yang terdiri dari 6 universitas negeri termasuk IAIN, 5 universitas swasta, 2 institut, 18 sekolah tinggi swasta, 4 politeknik swasta, dan 7 akademi swasta.
Jumlah tersebut di atas akan bertambah lagi 1, sehingga menjadi 43 dengan keluarnya izin operasional dan serah terima Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) nomor 24/E/O/2022 tentang izin pendirian dan peresmian Universitas Internasional Papua (UIP) pada Senin (14/2/2022).
Pada tahap awal, UIP akan memiliki 2 fakultas unggulan. Pertama Fakultas Sains dan Teknologi, dengan program studi Industrial Engineering, Energy System Engineering, Physics Engineering, dan Aviation Engineering.
Baca Juga: Teluk Triton, Pesona Wisata Papua Barat yang Terlupakan
Fakultas lainnya adalah Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang program studinya meliputi English Education, dan Anthropology Education. UIP secara operasional berada di bawah naungan Yayasan Maga Edukasi Papua, dengan founder Samuel Tabuni.
Samuel Tabuni mengatakan, kehadiran UIP merupakan anugerah Tuhan dan kerja keras banyak pihak. Ia juga menegaskan Papua tidak bisa dibangun hanya dengan ilmu semata, melainkan juga dengan Injil.
Samuel optimis UIP dapat menolong anak-anak Papua untuk memperoleh pendidikan yang baik, karena pendidikan yang akan diselenggarakan di UIP berstandar internasional.
“Di UIP anak Papua dapat belajar dengan kualitas pendidikan berskala internasional dengan skema 2 tahun belajar di UIP dan 2 tahun sisanya di luar negeri. Kami juga akan mendatangkan pengajar-pengajar terbaik, baik anak Papua asli, maupun pengajar dari luar negeri dengan latar ilmu yang sesuai,” jelas founder Yayasan Maga Edukasi Papua ini.
Hadir dalam acara Serah Terima SK dan soft launching UIP ini adalah Ketua MPR, Bambang Soesatyo dan Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar, Pengurus Yayasan Maga Edukasi Papua, dan tokoh Papua lainnya.
Dalam sambutannya Bambang Soesatyo mengharapkan agar kehadiran UIP menjadi oase di tengah dahaga generasi muda Papua untuk mendapatkan akses pendidikan tinggi yang berkualitas. Ia mengharapkan UIP mampu melahirkan sumber daya manusia yang berdaya saing global.
Menurut politisi partai Golkar ini, Pemerintah Provinsi Papua setiap tahun mengeluarkan biaya yang sangat tinggi untuk membiayai pendidikan putra Papua di luar negeri. Oleh karena itu, dengan hadirnya UIP yang bertaraf internasional ini, dapat menghemat anggaran pemerintah.
Baca Juga: Billy Mambrasar Pemuda Papua Pertama yang Menjadi Mahasiswa Harvard University
“Mengingat metode pembelajaran di UIP sudah disesuaikan dengan kualifikasi pendidikan internasional antara lain melalui penggunaan platform pendidikan TKBEL sehingga mahasiswa dapat mengakses pendidikan berstandar internasional. Di samping itu, UIP menjalin kemitraan dengan berbagai perguruan tinggi bermutu di luar negeri,” jelas Bambang.
Karena kemitraan tersebut, lanjut Bambang, mahasiswa UIP dapat menempuh pendidikan dua tahun pertama di UIP. Setelah itu melanjutkan dua tahun sisanya, di universitas mitra di luar negeri.
Sedangkan Staf Khusus Presiden, Billy Mambrasar kepada wartawan mengatakan, sebagai putra asli Papua, ia merasa bangga akan kehadiran pendidikan tinggi berlevel internasional di Papua.
Pria lulusan Oxford University yang sedang melanjutkan Program Doktor di Harvard University ini mengaku optimis UIP akan menjadi Harvard-nya Indonesia pada masa mendatang. Menurut Billy, kehadiran UIP juga akan memberikan angin segar bagi sektor pendidikan tinggi di Papua.
Tulisan ini sebelumnya tayang depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto :industry.co.id
Leave a Reply