Eposdigi.com – Seperti biasanya, kalau hari Sabtu dan Minggu banyak sekali pengamen yang mampir ke kompleks perumahan yang kami tempati. Begitu juga pagi ini. Saya mendengar suaranya dari jauh. Arah suaranya mendekat ke kami.
Saking seringnya pengamen, saya biasanya mengabaikannya. Paling-paling memberi sekadarnya, sambil berharap mereka segera berlalu.
Pun pagi tadi. Saya di teras rumah sedang membenahi beberapa tanaman. Ritual yang biasa saya lakukan setiap liburan. Terutama Sabtu dan Minggu. Ia berhenti tepat di depan pintu pagar. Menyanyi dengan antusias.
Tidak peduli sikap cuek saya. Ia terus menyanyi dengan gembira. Ia sepertinya mengabaikan saya. Didengar atau tidak, ia terus menyanyi.
Baca Juga: Mengapa Harus Depoedu TV dan Eposdigi TV?
Saya tidak terlalu memperhatikan, ternyata ia sudah berhenti menyanyi, mengucapkan terima kasih, sambil mendoakan kami sekeluarga lalu melanjutkan ke pintu pagar berikutnya.
Saya baru tahu bahwa pengamen yang barusan berlalu itu ternyata memiliki sesuatu yang unik, ketika Simon, sepupu saya yang “meladeni” pengamen ini, menyebut bahwa pengamen yang barusan itu memiliki 38,8 ribu subscriber.
Adalah Dasiman Tarzan, pengamen itu. Setelah menyelesaikan lagunya, ia memberi selembar kertas kecil, ukurannya kurang lebih 7 Cm x 3 Cm, berisi akun media sosial miliknya. Pada tiga laman berbeda, YouTube, instagram dan tiktok.
Mendengar tentang banyaknya subscribe pada akun YouTube-nya, saya penasaran. Ia mau menanggapi panggilanku dan kembali mendekat ke arah kami.
Akun YouTube miliknya “Dasiman Tarzan X”aktif bergabung sejak Maret 2017, memiliki 38.8 ribu subscriber dengan 311 konten video.
Baca Juga: Benarkah Perubahan Sosial di Masyarakat Disebabkan Oleh Media Sosial?
Setelah mendekat saya baru memperhatikan bahwa ia membawa kamera di dadanya. Ia berpikir bahwa ia ingin didengar suaranya lagi, maka ia mendatangi kami dengan sebuah lagu.
Saya membiarkannya menyelesaikan lagunya kemudian berusaha mengorek sedikit informasi darinya. Saya menyapanya, sedikit menyelidik, “kok bisa subscribernya begitu banyak?” “Banyak ya?” Ia berdiplomasi dengan balik bertanya.
Dasiman Tarzan bercerita ia mulai menjadi YouTubers setelah pensiun jadi supir taksi. “Dari mana ide membagi kertas kecil berisi akun media sosial saat ngamen?” “Dulu saat masih di taksi, saya suka menulis nama dan nomor telepon di tempat yang bisa dibaca ‘tamu’ (penumpang). Biar mudah diingat”, jelasnya.
“Berapa banyak ini (kertas kecil) ini disiapkan?” “Setiap hari saya bawa sekitar 300 lembar. Saya kasih ke setiap orang yang kasih duit”. “Apakah semuanya (yang dikasih kartu) langsung subscribe?”, tanyaku.

“Ya, paling banyak 100. Itupun tergantung lingkungan mana tempat saya ngamen. Kalau di perumahan bagus, kadaang gak ada. Satu dua. Kalau di (perumahan) yang rame, bisa seratus”, sambil terseyum ia menjelaskan.
Saya menyebut nama dan memperkenalkan diri sebagai media ini, dan menjanjikan padanya akan menulis tentang dia di media ini.
Ia lalu dengan bangga menyebutkan bahwa ia pernah berkolaborasi dengan Atta Halilintar. “Kamera ini dari Atta”, katanya sambil memamerkan kamera yang menggantung di dadanya.
Saya menyampaikan maksud kenapa menulis tentangnya di media ini. Ia sungguh menginspirasi. Pertama, ia pengamen yang melek teknologi. Menyebut dirinya “Kelana Desa”pada akun YouTube miliknya.
Konten yang ia tampilkan adalah konten yang khas. Setiap perjumpaan dengan kehidupan selama ia ngamen. Perjumpaan dengan orang lain.
Tidak harus dengan sensasi atau prank murahan, ia mengisi akun YouTubenya dengan karya. Bukan hanya soal menjual suara, ia menyebar inspirasi dari perjumpaannya dengan orang-orang dari berbagai kalangan selama ia mengamen.
Kedua, Sistem direct selling yang dilakukannya adalah sesuatu yang unik. Ia menambah subscribernya dengan cara membagi kertas berisi informasi akunnya.
Saat kami sedang ngobrol, sekelompok anak kecil bermain sepeda lewat. Mereka berteriak riuh “nanti kami subsrcribe”. Efektif. Ia benar-benar mendapatkan subscriber baru dengan cara ini.
Baca Juga: VUCA vs VUCA; di tengah tingginya gelombang dan derasnya arus perubahan
Perubahan terus terjadi. Perubahan tidak pernah menunggu kita. Tentang perubahan, Charles Darwin penggagas Teori Evolusi mengatakan bahwa, bukan karena kekuatan atau kehebatan, yang bertahan hidup hanyalah mereka yang selalu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan.
Dasiman Tarzan, yang mengamen setelah pensiun dari supir taksi, menyesuiakan diri sedemikian rupa menjadi YouTubers. Ia memperkenalkan akunnya secara langsung kepada calon subscribernya.
Ketika jumlah subscriber sejalan positif dengan jumlah penghasilan dari iklan, maka ia, Dasiman Tarzan, berhasil melakukan lewat cara ini.
[…] Baca Juga: YouTubers Direct Selling Ala Dasiman Tarzan […]