Eposdigi.com – Selain handphone di tangan, ada satu benda yang susah lepas dari hidup kita. Tiap hari dapat kita temui di kehidupan kita bahkan mendominasi di masyarakat mulai kantong sayur, sedotan minuman atau benda- benda lain di sekitar kita, dialah plastik!
Benda ringan yang karena kuat dan praktisnya sehingga disukai banyak orang. Tetapi, masalah terus muncul, karena ulah kita, sampah plastik kini ada di tanah, di sungai, di laut. Bisa jadi, sampah plastik akan menjadi penghuni bumi selamanya. Sekarang, coba kita pikir seberapa banyak sih sebenernya sampah plastik di dunia? Dan sebahaya apakah mereka?.
Karena susah menghitung jumlah sampah plastiknya, bayangkan saja ada ratusan juta ton plastik yang diproduksi dan delapan juta ton plastik dibuang ke laut. Coba bayangkan juga bahwa butuh ratusan tahun agar sampah plastik bisa terurai dengan sempurna.
Baca juga: Bagaimana Dengan Sampah (Dan) Kita?
Artinya jika terus dibiarkan, bakal ada 12 triliun ton sampah plastik atau setara berat 24.000 burj khalifa, bangunan tertinggi di dunia di tahun 2050 nanti. Jumlah itu membuat sampah plastik yang berenang di air laut lebih banyak dibanding penghuni asli lautan. Sungguh mengerikan bukan?
Mendengar ini tentu membuat kita merasa ngeri karena tanpa kita sadari kita sendiri yang merusak bumi ini. Oleh karena itu, harus dihentikan dari sekarang. Jika terus dibiarkan, sampah plastik akan membuat hewan-hewan di alam liar menjadi menderita karena ulah kita.
Bahkan bukan cuman itu saja, kita pun terkena bahaya yang kita buat sendiri karena nyatanya sampah plastik yang mengecil atau nama lainnya biasa disebut mikroplastik, bisa dimakan ikan yang kemudian ikannya ditangkap nelayan, dijual ke pasar dan kita mengkonsumsi ikan tersebut yang nantinya juga berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita.
Baca juga: Sampah Plastik Dan Bahaya Bagi Lingkungan Kita
Sampah plastik menjadi masalah besar di dunia, termasuk negara kita. Karena faktanya Indonesia adalah negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. Jika kita masih berpikir membuang sampah pada tempatnya adalah solusi yang baik, maka itu sudah tidak lagi efektif.
Tidak hanya itu, penggunaan instrumen kesadaran masyarakat dalam penggunaan sampah tentu akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Sedangkan sampah dan masalahnya sedang terjadi sekarang.
Oleh karena itu, setiap orang wajib memilah sampah serta regulasi gaya hidup baru, dan slogan-slogan tentang bahaya plastik terus didengungkan, agar umat manusia punya satu pemahaman yang sama tentang plastik dan dampak yang ditimbulkannya.
Manusia mana yang tak menggunakan plastik? Sepertinya tidak ada. Hampir kebanyakan umat manusia penghuni bumi menggunakannya.
Baca juga: Banjir Dan Kesesatan Berpikir
Mengurangi sampah, terutama penggunaan sampah plastik sekali pakai perlu dilakukan. Pengurangan ini bisa disubstitusi dengan bahan pengganti yang kuat dan fleksibel sama sama seperti plastik dan tentunya ramah lingkungan.
Contohnya kita memilih menggunakan tempat makan, botol minuman yang bisa digunakan berulang kali, atau jika membeli barang di pasar atau tokoh sebaiknya membawa sendiri kantong belanjaan yang berbahan katun atau kanvas.
Baik mana antara daur ulang atau buang sampah sembarangan? Ya tentunya lebih baik daur ulang! Namun, daur ulang butuh proses. Baik mana daur ulang atau pakai ulang? Lebih baik pakai ulang! Baik mana pakai ulang atau pengurangan? Tentunya lebih baik pengurangan!
Baca juga: Terinspirasi Melalui Pengajaran Guru Di Sekolah, Greta Thunberg Menjadi Pejuang Belia Lingkungan
Hal ini tentu erat kaitanya dengan gaya hidup dan keputusan konsumen. Bagaimana kita memilih barang, memilih produk pada saat berbelanja dengan tujuan agar tidak terciptanya tumpukan sampah.
Pada akhirnya, masing-masing orang sebagai bagian dari yang terdidik perlu menerapkan pemilahan sampah. Memberi pemahaman kepada orang-orang di sekitar untuk bisa menjaga lingkungan kita dengan memilah-milah sampah plastik. Hal ini dilakukan agar tidak merugikan generasi penerus, karena dampaknya akan terus diwariskan kepada mereka.
Foto: IG-@Olyvv_Jasso/Penulis adalah mahasiswi pada Program Studi Manajemen, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Leave a Reply