Eposdigi.com – Studi di New York pada tahun 2017, seperti dikutip katadata.co.id (05/03/2020), mengungkapkan bahwa pada uang kertas ditemukan DNA hewan peliharaan, jejak obat-obatan, bakteri maupun virus. Namun bukan berarti uang tunia berbahaya bagi kesehatan.
Katadata.co.id juga mengutip The Telegraph bahwa SARS-CoV-2 kemungkinan dapat menempel dipermukaan uang kertas selama beberapa hari . Sementara itu, belum ada penelitian yang memastikan hal tersebut.
Bank Sentral Tiongkok, pada pertengahan bulan lalu, dikabarkan menghancurkan uang kertas dari daerah berisiko tinggi terinveksi corona. Bank-bank di Tiongkok diminta membersihkan uang kertas dengan desifektan, disinari sinar ultraviolet dan ditempatkan dalam ruangan bersuhu tinggi.
Uang-uang tunia ini, diwajibkan tersimpan selama kurang lebih 14 hari sebelum diedarkan ke masyarakat.
Sidrotun Naim, Ph, D, pakar virologi yang juga merupakan Analis Kebijakan Indonesia Strategic Institute (INSTRAT) seperti dikutip pikiranrakyat.com (15/03/2020), mengungkapkan bahwa virus bisa menyebar melalui uang kertas.
Baca Juga: COVID-19 jadi Pandemi; Mengingatkan Kembali Anjuran dan Larangan terkait Corona
Uang kertas, menurut Naim, bisa menjadi pembawa virus saat pembeli ataupun penjual yang positif corona bersin atau batuk dan droplet dari bersin dan batuk menempel pada pada uang kertas tersebut tersentuh.
“Ya, bisa saja. Misalnya ada pembeli yang mau membayar belanjaannya bersin, kemudian menempel di uangnya. Uang itu diterima penjual dan menyentuh bersinnya, lalu jarinya menggaruk-garuk hidungnya, ” tulis Naim seperti dikutip pikiranrakyat.com
Virus SARS-CoV-2 yang menjadi biang kerok COVID-19 memang terbukti menular melalui cairan droplet dari pembawa virus kepada orang lain disekitarnya. Cairan yang dikeluarkan dari tubuh melalui bersin, batuk, maupun saat berbicara ini dapat terhirup masuk kedalam tubuh secara tidak sengaja.
Cairan droplet yang melekat pada benda mati, termasuk uang kertas, terkena tangan atau menempel pada pakaian, secara tidak sengaja dapat masuk kedalam tubuh lewat mulut atau hidung.
Karena itu sangat disarankan untuk tidak menyentuh wajah sebelum mencuci tangan dengan sabun.
Demikian juga setelah menyentuh uang kertas. Jika tidak membersihkan uang kertas dengan cairan desinfektan, maka segeralah mencuci tangan dengan sabun agar bakteri maupun virus yang menempel pada uang kertas tidak berpindah kedalam tubuh.
Baca Juga: Menangkal Mitos tentang Corona
Tidak hanya uang kertas, gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, tombol ATM, pegangan tangan pada bis maupun KRL, atau benda lain yang sering disentuh bisa berpotensi menjadi perantara penularan virus corona.
Karena itu, sering-seringlah mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau cairan pencuci tangan yang mengandung desinfektan. Terutama jangan menyentuh wajah sebelum mencuci tangan.
Semua orang berpotensi menjadi perantara virus dan terserang corona. Namun Virus corona juga dapat dicegah-tangkal dengan kesadaran dari semua orang.
Tidak berpergian menggunakan kendaraan umum untuk sementara, menghindari keramaian, memakai masker saat sedang batuk atau pilek, membiasakan pola hidup bersih dan sehat, menjaga daya tahan tubuh dengan makanan bergizi seimbang, olah raga teratur dan istirahat cukup, dapat mencegah penularan corona.
Organisasi Kesehatan Dunia – WHO – khawatir jika penggunaan uang kertas dapat menularkan virus corona. WHO menyarankan bahwa baik jika untuk sementara masyarakat menerapkan pembayaran non tunai.
Bertransaksi menggunakan uang elektronik bisa merupakan cara yang efektif untuk mencegah corona menular melalui uang kertas. (Foto Ilustrasi : katadata.co.id)
[…] Baca Juga: Uang Kertas turut diduga jadi perantara Corona […]
[…] Baca juga: Uang Kertas Turut Diduga Jadi Perantara Corona […]