Mulai dari Profesi Guru, Mereka Merintis Bisnis dan Sukses (Bagian Terakhir)

Tokoh
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Selain Asuransi Bumi Putra 1912 dan Kompas Gramedia Group, dua perusahaan berikut ini juga didirikan oleh guru.

Markplus Inc.

Mark Plus Inc. adalah perusahaan yang didirikan oleh Hermawan Kertajaya. Ia adalah mantan Guru Fisika dan Matematika di SMA St. Louis Surabaya, selepas drop out dari Fakulas Teknik, Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Surabaya, karena ketiadaan biaya dan minatnya lebih ke bidang Ekonomi.

Semasa menjadi guru, Hermawan Kertajaya adalah guru favorit karena kemampuannya menjelaskan konsep Matematika dan Fisika yang rumit menjadi sederhana.

Masa itu, untuk peningkatan mutu pengajaran, pemerintah mewajibkan agar guru SMA berijazah S1. Maka sambil mengajar, ia pun meneruskan studinya, namun ia memilih bidang Ekonomi dengan peminatan Marketing yang memang lebih ia minati, di Universitas Surabaya. Lulus kuliah, ia memilih berkarier di PT HM Sampoerna. Jabatan terahirnya adalah direktur distribusi.

Markplus Inc. didirikan Hermawan Kertajaya tanggal 1 Mei 1990, bersamaan dengan keputusannya mundur dari HM Sampoerna. Markplus adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, yang terbagi dalam empat divisi yakni Markplus Insight yang bergerak dalam social research.

Markplus Institut pada bidang pelatihan, Markplus Consulting di bidang pemasaran, serta Markplus Marketers sebagai media perusahaan dalam berbagi informasi kepada komunitas dan masyarakat luas.

Saat ini Markplus Inc. tidak hanya menangani klien-klien lokal dan regional, namun juga melayani klien-klien global. Banyak perusahaan besar di Indonesia pertumbuhannya terjadi karena sentuhan Markplus Inc.

Citralab

Citralab adalah perusahan yang bergrak di bisnis alat peraga pendidikan. Didirikan oleh Agus Martoyo, guru Mata Pelajaran Elektronika pada SMK Negeri IV Jakarta Utara.

Agus memulai kreasinya pada tahun 2003, bermodalkan Rp 100 juta, hasil tabungan dari nyambi kanan kiri di sela waktu luangnya mengajar. Karya pertamanya alat lab Bahasa Inggris, persiapan produksinya selama 4 bulan, sedangkan produksinya selama 1 bulan.

Sebanyak 11 unit perangkat laboratorium Bahasa Inggris yang diproduksi, dibeli seharga 60 juta oleh pemerintah untuk digunakan di SMK Negeri IV. Perangkat lab tersebut kemudian dipesan pula oleh Politeknik Bandung–Jawa Barat, Politeknik Medan–Sumatera Utara, Perum Angkasa Pura di Cengkareng dan STAN Kebayoran Baru.

Sejak itulah kreativitasnya tidak terbendung. Meskipun sudah memproduksi, namun dalam waktu yang cukup lama bengkel kerja untuk proses produksi juga show roomnya masih dilakukan di SMKN IV Jakarta Utara.

Bengkel ini sekaligus menjadi tempat praktek bagi murid SMKN IV, agar murid berkembang potensinya dan memahami pola kerja perusahaan, sehingga siap memasuki dunia kerja pasca lulus.

Baru pada tahun 2007, ia membangun workshopnya sendiri di lahan seluas 400m2, di samping rumahnya, di Bekasi. Alat laboratorium bahasa ini diproduksi dengan cara semudah mungkin. Ia mengkombinasikan antara perangkat keras komputer dengan peralatan audio video yang sudah tersedia di pasaran, plus menciptakan sendiri software Pelajaran Bahasa Inggris.

Saat ini kemampuan produksi Citralab sekitar 10 alat peraga setiap tahun dengan omzet dua miliar setahun.

Faktor Sukses Mereka

Para pendiri Asuransi Bumi Putera dan empat guru pendiri perusahaan yang kita bicarakan, dari sumber yang saya baca, adalah pembelajar sejati. Sebagai pembelajar sejati mereka terbentuk menjadi orang-orang yang sensitif terhadap situasi sekitar.

Oleh karena itu mereka tidak hanya mampu melihat permasalahan, tetapi juga menangkap keprihatinan masyarakat. Ini adalah ciri intelektual sejati. Mereka biasanya tidak hanya berhenti di situ.

Sebagai intelektual, keprihatinan dan pengetahuan mendorong mereka mencari jalan keluar dengan cara yang membuat mereka menjadi visioner. Ide bisnis lahir dari situasi semacam ini.

Ini baru setengah perjalanan menuju sukses. Sukses akan benar-benar datang ketika orang yang visioner, memiliki ide bisnis, bertemu dengan orang yang mau bekerja keras, termotivasi oleh visi besar tersebut, mempunyai skill, dapat bekerja dalam tim, bersedia berkorban, memiliki daya tahan, dan fokus pada visi.

Pada hampir semua tahap perkembangan, perusahaan menghadapi masalah yang khas, yang menuntut penyelesaian berbeda. Oleh karena itu para perintis, semua stake holdernya, dituntut untuk terus belajar dengan berbagai cara.

Kesuksesan mereka juga ditentukan oleh bagaimana para perintis membangun orientasi bisnis mereka sejak dari awal. Bisnis mereka pertama-tama tidak berorientasi meraih laba sebesar-besarnya, namun berusaha memberi manfaat sebesar-besarnya bagi customer, dilakukan oleh karyawan yang profesional dan terus dilatih. Setelah itu, laba akan datang sebagai efek dari semua upaya tersebut.

Digiers, kita salut pada kerja keras, daya tahan, dan pencapaian mereka. Saya berharap artikel ini menginspirasi Digiers. Saya ingin menutup tulisan ini dengan ungkapan inspiratif berikut. Jika Anda tidak membangun mimpi sendiri, seseorang akan mempekerjakan Anda untuk membangun mimpinya.

Mereka adalah mantan guru yang punya mimpi dan berjuang mewujudkan mimpi mereka sendiri. Bukan bekerja untuk mewujudkan mimpi orang lain. (Foto: suara.com)

Sebarkan Artikel Ini:

2
Leave a Reply

avatar
2 Discussion threads
0 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
0 Comment authors
Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
trackback

[…] Baca Juga: Mulai dari Profesi Guru, Mereka Merintis Bisnis dan Sukses (Bagian Terakhir) […]

trackback

[…] Baca Juga: Mulai dari Profesi Guru, Mereka Merintis Bisnis dan Sukses (Bagian Terakhir) […]