Festival Sebagai Ajang Promosi Pariwisata

Bisnis
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Pegelaran berbagai festival pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur  sedang menjadi tren belakangan ini. Berbagai lini masa on line beberapa hari ini memberitakan penyelenggaraan festival pariwisata di NTT. Termasuk media ini.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, berharap agar pegelaran berbagai festival itu harus mendorong peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Gubernur bahkan meminta Kejaksaan untuk memeriksa penyelenggara jika festival tidak memberi dampak ekonomi kepada masyarakat.

“Kalau masyarakat ekonominya tidak meningkat saat adanya festival di NTT, maka saya minta Jaksa untuk tangkap mereka yang gelar festival,” kata Gubernur Viktor seperti dilansir kompas.com (25/10/2019)

Baca Juga:

Gubernur NTT: Festival Pariwisata Harus Berdampak Terhadap Ekonomi Masyarakat.

Esensinya festival adalah salah satu media promosi. Festival adalah alat atau sarana untuk memperkenalkan sesuatu. Maka festival pariwisatapun adalah ajang untuk memperkenalkan produk pariwisata sebuah daerah.

Kata kuncinya adalah produk pariwisatanya. Sebagai produk, pariwisata diukur menggunakan dua variable sederhana. Seberapa sering orang berkunjung  dan berapa lama ia tinggal di lokasi pariwisata tersebut.

Tingkat kunjungan dan berapa lama tinggal adalah kunci untuk meraup manfaat ekonomi dari sebuah produk pariwisata. Panorama alam, atraksi budaya, pusat-pusat kuliner, situs sejarah dan ritus agama atau apapun produk pariwisata, termasuk berbagai produk penunjang wisata harus menjadi fokus utama untuk dibenahi.

Baca Juga:

Memberdayakan desa-desa penyangga wisata Taman Nasional Kelimutu

Berbagai produk pariwisata dibuat sebaik mungkin agar menarik lebih banyak orang untuk berkunjung, sesering mungkin dikunjungi dan saat berkunjung mereka semakin betah dan lama tinggal. Kemudian memutuskan untuk mengunjunginya kembali dikemudian hari.

Saat berkunjung, wisatawan juga diharapkan membeli berbagai porduk penunjang. Asesoris, oleh-oleh buah tangan, berbagai cendramata sehingga kegiatan pariwisata dapat menggerakan ekonomi sebuah daerah.

Selain produk pariwisata, infrastruktur dan suprastruktur pariwisata harus dibenahi. Akses transportasi, penginapan, rumah sakit, restoran, pusat-pusat kuliner harus bisa menarik dan menjamin kenyamanan tinggal wisatawan.

Suprastruktur pariwisata juga sangat penting. Perangkat peraturan daerah, kemudahan akses permodalan, pendidikan dan pelatihan sadar pariwisata kepada masyarakat, untuk mendorong masyarakat lokal menjadi pelaku usaha pariwisata.

Sumber daya manusia, masyarakat pelaku usaha pariwisata pun sama pentingnya dengan infrastruktur fisik. Wisatawan yang datang  butuh dilayani dengan sebaik-baiknya. Maka masyarakat lokal harus menjadi pelaku wisata yang sadar wisata.

Sadar wisata artinya semua fokusnya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan yang berkunjung. Pelayanan terbaik dalam setiap pengukuran. Pintu-pintu masuk semisal bandara dan pelabuhan harus berbenah untuk memberikan pelayanan maksimal kepada setiap mereka yang berkunjung.

Dalam sebuah kesempatan 2016 silam, Frans Lebu Raya,Gubernur NTT saat itu, seperti dilansir kompas.com (24/05/2016) mengatakan bahwa salah satu kunci penting pembangunan pariwisata adalah senyum dan keramahan masyarakat,

“Di mana-mana, saya selalu mengingatkan masyarakat, senyumlah kepada semua orang yang datang. Orang-orang yang datang juga memutuhkan keramahan,” kata Lebu Raya.

Setelah membenahi infrastruktur dan suprastruktur pariwisata, berikutnya adalah membangun lembaga ekonomi untuk kegiatan pariwisata tersebut. Sistem kelembagaan ekonomi seperti apa yang memungkinkan masyarakat lokal memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari kegiatan pariwisata di daerahnya.

Masyarakat lokal harus dilibatkan dalam semua tahap pembangunan pariwisata. Baik produk, infrastruktur dan suprastruktur pariwisata maupun bentuk lembaga ekonominya. Masyarakat lokal pasti jauh lebih tahu bagaimana menjaga alam tempat ia tinggal.

 Ini memastikan panorama, situs budaya, ritus keagamaan, atau berbagai produk pariwisata lainnya terjaga keaslian dan keasriannya. Menjamin keberlanjutan kegiatan pariwisatra di daerah tersebut. Bukan monopoli satu dua pengusaha besar.

Membangun lebih banyak home stay.  Restoran dibuka dan dikelolah oleh komunitas lokal dengan system integrasi dengan kebun dan peternakan.  Juga layanan transportasi yang layak, aman dan nyaman bagi wisatawan. Termasuk bisnis asesoris, cendramata, pusat oleh-oleh, kuliner lokal yang menunjang produk pariwisata.

Intinya, masyarakat lokal dimana lokasi pariwisata berada harus ambil bagian dalam seluruh derap kegiatan pariwisata di sana. Inilah satu-satunya cara membuat pariwisata berdampak langsung terhadap ekonomi masyarakat.

Baca Juga:

Tujuh Kawasan Wisata Baru di NTT dikembangkan bersama Masyarakat Desa

Sebagai ajang promosi, festival harus digagas dan dikelolah secara professional. Melibatkan banyak media, mengundang masyarakat luar daerah atau luar negeri, agar mereka menjadi corong yang menyiarkan pariwisata di daerah lokasi festival diadakan.

Festival yang digagas dan dilakukan dengan baik bisa menjadi produk pariwisata itu sendiri. Yang mengundang banyak orang datang dan tinggal lebih lama ketika festival itu berlangsung. Kemudian memutuskan untuk berkunjung kembali kemudian hari. (Credit Image : mongabay.co.id)

Sebarkan Artikel Ini:

1
Leave a Reply

avatar
1 Discussion threads
0 Thread replies
0 Pengikut
 
Most reacted comment
Hottest comment thread
0 Comment authors
Recent comment authors
  Subscribe  
newest oldest most voted
Notify of
trackback

[…] Ayo Baca Juga: Festival Sebagai Ajang Promosi Pariwisata […]