Eposdigi.com – Jangan bilang sudah ke Flores Timur, jika belum mampir ke tempat ini. Cafe Eputobi, terletak di Tanjung Cinta Eputobi, tepatnya di tepi jalan negara Trans Larantuka-Maumere, Kilometer 29. Cafe Eputobi berada dalam wilayah Desa Eputobi, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, menyajikan kopi khas Leworok dan jajanan ringan. Tapi, bukan hanya itu nilai plus-nya. Bentang alam pulau Konga yang menjadi latar Cafe Eputobi menghadirkan suasana ngopi yang tak ada duanya.
Digiers Flores Timur berkesempatan menyambangi tempat ini pada Jumat, 18 Oktober 2019. Adalah Rafael Wadan Kumanireng (42 Tahun), yang berani “memanfaatkan” wallpaper pulau Konga untuk mendulang rupiah. Sebelumnya, telah ada beberapa pedagang asongan yang lebih dahulu berjualan di tempat ini. Keberanian Pape, sapannya akrabnya, membangun cafe di atas jurang, berhasil memberikan warna baru bagi pelancong yang lewat.
Ayah 4 anak ini, nekat memoles tepi jalan utama yang berbatasan langsung dengan jurang menjadi lebih enak dipandang mata dan tentunya mengandung nilai seni unik. Hasilnya mudah ditebak. Sejak berdiri pada Februari 2019, Cafe Eputobi mampu meraup keuntungan bersih senilai dua belas (12) juta rupiah setiap bulannya.
Kepada Digiers Flores Timur, Pape menuturkan bahwa perjuangannya memulai usaha ini tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus dialami. Selain kendala modal, tantangan terberat adalah harus melepaskan jabatan di salah satu posisi pada struktur Pemerintah Desa.
Baca Juga :
Memberdayakan desa-desa penyangga wisata Taman Nasional Kelimutu
Tujuh Kawasan Wisata Baru di NTT dikembangkan bersama Masyarakat Desa
“Saya menjadi aparat Desa Watowara, Kecamatan Titehena, selama kurang lebih delapan (8) tahun. Selama itu saya benar-benar mengabdikan diri sepenuhnya demi pembangunan Desa. Melepasnya dan memilih membuka Cafe Eputobi adalah salah satu pilihan terberat dalam hidup saya,” kata Pape memulai kisahnya.
“Dengan sedikit keberanian dan modal pas-pasan saya memulai usaha ini. Syukurnya, dalam tempo satu bulan modal saya sudah kembali. Setelah itu, saya mulai berani membuka kredit untuk memperbesar usaha. Dan, dalam sembilan bulan, saya sudah bisa membeli satu unit Suzuki Ignis,” kata Pape menutup kisahnya.
Laporan pandangan mata Digiers Flores Timur selama berada di Cafe Eputobi mengamini fakta di atas. Sepasang suami istri, pensiunan wiraswasta, asal Magelang, Jawa Tengah, sedang berada di sana ketika kisah ini hendak ditulis. Bapak Iwan Agra, wirasatawan dimaksud, menghabiskan masa pensiunnya dengan berkeliling dunia. Kebetulan, beliau baru saja dari Larantuka dan hendak ke Maumere, Kabupaten Sikka. Menurutnya, letak Cafe Epuotobi sangat strategis sehingga backpacker siapapun yang lewat, pasti ingin mampir. Kepada Pape, dia menitip pesan untuk menyediakan home stay bagi pelancong.
Kembali ke kopi Leworok sajian utama Cefe Eputobi. Aromanya yang nikmat plus ‘bersandarkan’ bentang alam pulau Konga sukses menyejukkan hati yang gundah. Panas penebar gerah sudah pergi sejak tadi. Hati yang galau tak berbekas lagi.
Saatnya berpamitan. Dalam perjalanan pulang, pesan ini selalu berulang di hati: kesempatan hanya terbuka bagi orang yang berani.
[…] Baca juga: Cafe Eputobi: Kecil Mungil Pendulang Jutaan Rupiah […]