Eposdigi.com – Kapolres Ngada, Fajar WLS, menjalani pemeriksaan dan telah terbukti bersalah pada kasus pelecehan seksual. Hasil pemeriksaan berujung pada keputusan pahit, yaitu dipecat dengan hukuman penjara 15 tahun dan denda 1 milyar rupiah.
Sebelumnya Fajar menjadi Wakapolres di Cirebon. Kariernya dianggap baik sehingga selanjutnya Fajar menduduki kursi lebih tinggi yaitu sebagai Kapolres di Ngada, NTT.
Ada apa dengan sang Kapolres? Beritanya cukup banyak beredar di media masa. Video yang diunggah di situs porno terbongkar setelah Kepolisian Australia melapor ke Divisi Hubungan Internasional.
Sangat menyedihkan, korbannya adalah anak di bawah umur. Apa yang menyebabkan sang Kapolres melakukan perbuatan hina itu masih terus diselidiki. Berbagai pihak terkait seperti KPAI, Kementrian Sosial dan KemenPPPA diikutsertakan dalam penyidikan.
Baca Juga :
Irjen Pol (Purn) Ida Utari dari Kompolnas menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan pengawasan. “Kami memastikan bahwa kasus ini dilakukan secara profesional dan sesuai aturan”.
Berdasarkan penyidikan kasus ini, beberapa korbannya adalah anak di bawah umur, maka apa yang harus dilakukan orang tua? Seluruh orang tua zaman sekarang tentu sama, mempunyai anak perempuan membuat cemas karena banyak kejahatan, korbannya adalah anak perempuan. Sama seperti kasus ini, korbannya adalah anak perempuan bahkan ada yang di bawah umur.
Apa yang harus dilakukan orang tua tentunya sama yaitu memberi informasi sedini mungkin pada anak-anak khususnya anak perempuan mengenai apa yang tidak boleh dilakukan orang lain terhadap dirinya.
Baca Juga :
Anak-anak perlu pendampingan pada saat pengenalan diri mengenai jenis kelamin terutama di usia mulainya pertumbuhan fisik, memberi pemahaman tentang bagaimana menjaga diri sendiri (tubuhnya) dan mengajarkan melakukan pembelaan diri jika ada orang yang mengajak atau mengancam keselamatannya.
Apa yang dapat dilakukan guru di sekolah agar siswa-siswanya mempunyai keberanian dan ketahanan diri? Umumnya siswa tidak berani melawan jika berhadapan dengan orang dewasa yang melakukan pelecehan seksual. Apalagi disertai ancaman atau tindakan yang membuatnya memilih menuruti pelaku.
Sedini mungkin guru dapat melatih siswanya untuk berani berkata tidak jika ada yang mengajaknya ke suatu tempat yang tidak jelas, melaporkan pada guru atau orang dewasa untuk meminta bantuan, melakukan pukulan atau tindakan untuk menghindar dari pelaku.
Apakah hanya anak perempuan saja yang harus diajarkan untuk menjaga diri? Tentu tidak. Anak laki-laki harus dididik untuk menjaga diri agar tidak menjadi korban maupun pelaku kekerasan seksual.
Baca Juga :
Seringkali banyak orang tua fokus pada pemberian informasi, pendidikan seksual pada anak perempuan. Anak laki-laki dilupakan untuk diberi informasi untuk menjaga diri agar tidak menjadi korban maupun pelaku.
Anak laki-laki harus belajar menghargai dan menjaga temannya yang perempuan. Mereka harus bisa menempatkan diri dalam berbicara maupun bertingkah laku.
Anak-anak akan mudah meniru terutama di usia pra-sekolah, usia SD maupun SMP. Maka orang tua tidak perlu banyak bicara, cukup dengan memberi contoh. Berikan keteladanan hidup pernikahan yang sehat, di rumah harmonis, antara suami istri saling menghargai, saling jujur dan penuh cinta kasih.
Baca Juga :
Jika anak melihat perbuatan baik orang tua, besar kemungkinan dia akan membawa nilai-nilai baik dalam keluarga ke kehidupannya di masyarakat.
Sebaliknya jika anak sering melihat orang tua bertengkar, berkata-kata kasar, melakukan pemukulan atau tindakan kekerasan fisik, besar kemungkinan anak akan mengalami gangguan kesehatan mental atau meniru perbuatan itu dan melakukan kepada orang lain.
Hal baik yang dapat dilakukan orang tua maupun guru terhadap anaknya, yaitu:
- Orang tua harus selalu berkomunikasi dengan anak-anak agar anak terbuka dan paham bahwa orang tua adalah tempatnya bertanya, mengadu dan meminta bantuan
- Ajak anak untuk bersikap terbuka sehingga orang tua tahu kejadian apa saja yang dialami anaknya setiap hari
- Cek hp anak setiap hari agar orang tua tahu aktivitas komunikasi anak dengan orang lain. Tak kalah penting adalah ruang penyimpanan foto dan video serta aplikasi.
- Jika anak mengunci hp-nya maka orang tua patut curiga dan melakukan penyelidikan
- Yakinkan anak bahwa dirinya sangat berharga dan penting maka tidak boleh ada orang yang melakukan pelecehan terhadapnya
- Bekali anak dengan ilmu bela diri agar dapat membantunya jika dalam situasi terdesak, lakukan perlawanan
- Bekali anak dengan alat-alat untuk bela diri, pena dapat digunakan untuk menusuk pelaku, menyemprotkan sanitizer atau cairan lain ke arah mata
Ada beberapa titik yang harus diwaspadai dan diawasi oleh pihak sekolah karena dapat terjadi aktivitas pelecehan seksual.
Baca Juga :
Tempat yang dianggap rawan di antaranya di belakang sekolah, di perpustakaan, di toilet, di kelas yang kosong, di mushola, di parkiran motor atau di tempat lain yang sepi.
Mengacu pada kasus Kapolres Ngada, siapapun dapat menjadi pelaku. Jadi berhati-hati, terus waspada. Orang tua, guru maupun masyarakat perlu meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak dan remaja agar kasus serupa tidak terulang lagi.
Artikel ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tauangkan kembali dengan izin dari redaksi. / Foto: dprd-dkijakartaprov.go.id
Leave a Reply