Eposdigi.com – Sebagai orang tua, acap kali kita terjebak untuk ‘mendiktekan’ semua keinginan kita pada anak. Kita ingin anak-anak kita pintar, juara kelas, kemudian membuat kita ‘memaksa’ anak-anak untuk les tambahan ini itu.
Kita ingin anak-anak kita jago musik, olahraga, atau apapun keterampilan, kemudian mendorong kita untuk mengikutsertakan mereka dalam kursus keterampilan-keterampilan itu.
Ketika ditanya tentang apa yang kita inginkan dari anak-anak kita, kita cenderung memiliki begitu banyak daftar kriteria terbaik yang kita inginkan untuk anak-anak kita. Kontras jika pertanyaannya kemudian adalah, “apa yang dibutuhkan oleh anak-anak kita?”.
Baca Juga:
Pola Asuh Toxic Ini Harus Dihindari Orang Tua Agar Tumbuh Rasa Percaya Diri pada Anak
Tentang kebutuhan anak-anak, rasanya bukan perkara mudah untuk menjawab secara spontan. Bahkan mengidentifikasinya pun kita kadang kesulitan. Jelas bahwa kita memerlukan waktu lebih lama untuk menjawab dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh anak.
Soal memberi mereka rasa aman, mencukupi sandang, papan, pangan mereka, memberi mereka kasih sayang dan perhatian itu kewajiban yang melekat orang tua. Apakah kewajiban orang tua ini adalah sama dengan kebutuhan anak? Tentu tidak semudah itu.
Jalan tengah yang bisa kita ambil sebagai orang tua, katakanlah sebagai kompensasi dari keinginan kita dan kebutuhan anak, adalah menciptakan lingkungan terbaik agar anak-anak dapat menemukan, mengidentifikasi dan mengusahakan sekuat-kuatnya dengan riang gembira apa yang mereka butuhkan bagi diri mereka.
Tulisan ini jelas merupakan alternatif. Bukan – sekali lagi – solusi instan dan generik, yang berlaku umum bagi semua anak tanpa kecuali.
Baca Juga:
Efek Nosebo; Presepsi Negatif Tentang Diri Adalah Sumber Penyakit
Pada akhirnya sebagai orang tua yang kita butuhkan adalah kepekaan untuk melihat dan menemukan kebutuhan anak, kemudian menciptakan lingkungan yang ideal agar anak-anak dapat mendorong diri mereka sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan mereka tersebut.
1. Ciptakan lingkungan agar anak belajar dari kegagalan namun terus bangkit dan pantang menyerah.
Agar anak belajar dari kegagalan, yang pertama mereka harus memahami dan menerima bahwa gagal adalah konsekuensi logis dari setiap usaha dan proses. Gagal adalah peristiwa alamiah. Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, apapun ukurannya.
Yang paling penting adalah mereka belajar dari kegagalan tersebut. Entah kegagalan dirinya atau kegagalan orang lain. Kemudian berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki dan mengatasi kegagalan tersebut. Kegagalan hanya terjadi ketika mereka menyerah. Selama pantang menyerah, kekagalan telah gagal menguasai mereka.
Baca Juga:
Belajar Mendidik yang Mendewasakan Anak Sejak Dini dari Orang Tua Prancis
Menciptakan lingkungan agar anak belajar dari kegagalan tentu tidak sama dengan membiarkan atau mengajari anak untuk gagal. Lingkungan yang ideal dalam konteks ini seharusnya adalah lingkungan yang terbuka luas pada semangat mencoba terus, melakukan perbaikan tanpa henti, mengupayakan proses menjadi sempurna setiap saat.
Dengan demikian kegagalan, entah dirinya sendiri atau belajar dari pengalaman gagal orang lain hanyalah bagian kecil dari proses tumbuh anak-anak. Bagian besarnya adalah mereka berusaha tanpa kenal menyerah untuk terus melakukan yang terbaik, dari segala kriteria yang bisa diukur, tanpa henti, seumur mereka tumbuh.
2. Setiap anak itu unik. Bantu mereka menyadari keunikan dalam diri mereka.
Setiap orang adalah unik. Bahkan mereka yang kembar siam, diasuh-besarkan oleh orang yang sama, tinggal, tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sama, berteman dengan orang-orang yang sama, sekolah di sekolah yang sama, pun pasti memiliki keunikan yang khas dirinya. Keunikan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Baca Juga:
Lima Hal yang Harus Dihindari Orang Tua, Agar Anak Tumbuh Dewasa dan Bermental Tangguh
Mengapresiasi setiap proses yang mereka jalani adalah salah satu cara menciptakan lingkungan agar anak dapat memahami dan menemukenali keunikan mereka. Jangan berpatokan pada hasil semata. Apresiasi pada proses adalah hal terpenting.
Karena setiap anak adalah unik maka tidak ada ruang bagi kita orang tua untuk membandingkan apa yang dicapai anak dengan orang lain. Jika hasil yang dicapai oleh anak-anak dalam kriteria pengukuran tertentu sama pun, tentu proses yang harus mereka lewati untuk mencapai hasil yang sama itu pasti berbeda.
Memberi apresiasi pada proses, adalah cara untuk tetap mempertahankan dan menghargai bakat-bakat unik anak-anak, bahkan ketika mereka menghasilkan sesuatu yang sama persis dengan orang lain.
Baca Juga:
Menciptakan lingkungan untuk membantu anak-anak mengenali keunikan mereka dalam proses, berarti juga memberi kesempatan pada anak untuk mengapresiasi dirinya dan orang lain dalam proses. Mereka tidak menjadi pongah ketika berhasil sekaligus tidak meremehkan orang lain yang gagal dan tidak jatuh depresi atas kegagalannya sendiri. Bersambung…
Foto dari mandira.id
Leave a Reply