Mendampingi dan Belajar Dari Anak-Anak Berkebutuhan Khusus

Warga Peduli
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Disamping saya belajar menjadi guru, saya juga terus belajar cara menangani anak-anak dengan kebutuhan khusus. Kebetulan saya mengajar mata pelajaran PPKn di tiga kelas, yaitu kelas VII, VIII, dan XI. Dari ketiga kelas tersebut setiap masing-masing kelas ada beberapa orang anak dengan kondisi autism.

Kejutannya adalah walaupun mereka sama-sama memiliki kondisi yang sama, tetapi ciri atau sifat autisme mereka berbeda-beda. Saya kaget ketika menemukan bahwa ada anak yang pendiam sekali (tidak mau bicara). Anak lainnya suka teriak (bicara dengan suara yang keras). Yang satu lagi suka mengganggu teman-temanya, ada yang suka jalan berputar-putar di dalam kelas.

Saya kemudian memutuskan untuk mulai cari tau cara menangani anak dengan kondisi autism. Saya mencarinya di Youtube. Kebetulan saya menemukan sebuah saluran Youtube seorang psikologi, yang membahas tentang cara menangani anak-anak dengan kondisi autisme atau gangguan perkembangan.

Baca Juga:

Pengalaman Mengajar adalah Kesempatan Saya Untuk Belajar

Ibu Alexandra yang mengasuh saluran youtube Skwad Heath, menyebutkan bahwa autisme (Autism Spectrum Disorder) ADS adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sebuah kondisi gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi cara orang berperilaku, berkomunikasi, serta bersosialisasi.

Beliau mengatakan, kebanyakan individu dengan autisme akan mengalami gangguan dalam hubungan sosial mereka, karena biasanya perilaku mereka berulang dan terbatas.

Sebagai orang tua sangat penting untuk mengetahui dan mengenali gejala-gejala autisme sedini mungkin. Karena autisme merupakan salah satu gangguan yang tidak dapat disembuhkan.

Baca Juga:

Urgensi Pendidikan Toleransi dalam Membentuk Karakter Anak

Gejala autisme dapat terlihat pada perkembangan anak sebelum usia 3 (tiga) tahun, berikut beberapa gejala yang dapat ditemukan pada anak dengan kondisi autisme:

  • Gangguan pada penggunaan bahasa, bisa berupa bahasa verbal atau non-verbal.

Jadi terlihat seperti anak terlambat bicara.

  • Anak suka menyendiri, ketika diajak bermain selalu menolak dan bisa sampai memberontak dengan marah atau teriak-teriak.
  • Tidak mau berkomunikasi, dia akan seperti orang bisu ketika diajak bicara. Terkadang dipanggil pun dia tidak akan menyahutnya padahal pendengaran nya normal.
  • Anak dengan autisme jarang melakukan kontak mata, bahkan tidak ada ekspresi sama sekali di wajahnya ketika diajak bicara.
  • Tidak dapat memulai pembicaraan ataupun bertahan dalam suatu topik.

Menurut Bu Alexandra, biasanya anak dengan gangguan ASD akan kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah. Karena anak dengan ASD atau autisme ini ada yang memiliki IQ dibawah normal.

Baca Juga:

Sosok Siapa Yang tepat Menjadi Role Model Anak?

IQ mereka cenderung rendah, akan tetapi sebagian mereka memiliki IQ yang normal atau bahkan diatas rata-rata dari pada anak seusia nya.  Namun kadang mereka memiliki keterbatasan berkomunikasi dan sulit untuk mengaplikasikan wawasannya di kehidupan nyata.

Beliau mengatakan ASD memang suatu gangguan yang tidak dapat disembuhkan tetapi ada banyak terapi-terapi khusus yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak dengan kondisi demikain.

Berikut terapi-terapi yang bisa dilakukan oleh orang tua atau guru ketika menghadapi anak dengan kondisi autisme:

  • Ketika mengajak mereka berbicara, usahakan gunakan bahasa yang sederhana.
  • Jangan lupa untuk menyebut nama mereka saat melakukan komunikasi atau pembicaraan dengan mereka.
  • Gunakan bahasa tubuh untuk memperjelas apa yang hendak disampaikan atau apa yang Anda maksud.
  • Bicara dengan pelan dan jelas, berilah waktu bagi mereka untuk memahami, mencerna, dan mengerti kata-kata yang Anda ucapkan.
  • Jangan berbicara di tempat yang berisik, usahakan berbicara dengan mereka di tempat yang tidak berisik, karena hal ini akan mengganggu mereka dan sulit bagi mereka untuk fokus pada apa yang hendak Anda sampaikan.
  • Berusaha untuk memberikan kenyamanan supaya mereka tidak merasa terintimidasi, terkadang mereka dengan kondisi autisme tidak suka sentuhan seperti dipeluk  atau disisir. Jadi usahakan untuk tidak memaksakan sesuatu pada mereka ketika mereka menolak disentuh.

Baca Juga:

Hal-hal Ini Harus Dilakukan Orang Tua Agar Anak Tidak Kecanduan Gadget

Ingatlah bahwa anak berkebutuhan khusus atau anak dengan kondisi autisme itu bisa menjadi anak yang produktif dan berprestasi asalkan mereka mendapatkan pendampingan, serta pendidikan dan pendampingan yang baik di tempat yang tepat.

Semoga tulisan ini bisa membantu siapapun di luar sana yang saat ini mengalami situasi yang sama dengan saya, terutama untuk orang tua hebat yang memiliki anak dengan ASD atau gangguan perkembangan tersebut.

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of