79 Tahun Indonesia Merdeka, Nasionalisme Pejabat Timbul Tenggelam

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Boleh dibilang semangat nasionalismelah yang memacu semangat juang para pejuang kemerdekaan untuk terus berjuang demi meraih kemerdekaan. Itulah nasionalisme pra kemerdekaan yang fokusnya tunggal yakni menumbangkan rezim kolonial untuk menjadi negara merdeka yang berdaulat.

Setelah bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, para pejuang memasuki tahap perjuangan mempertahankan kemerdekaan karena kemerdekaan yang baru diproklamirkan hendak direbut kembali oleh Belanda. Ini memicu munculnya nasionalisme pasca kemerdekaan.

Nasionalisme pasca kemerdekaan ini tidak hanya berasal dari para pejuang kemerdekaan tetapi juga dari para pemuda yang ketika itu mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia. Fokus mereka pada periode perang kemerdekaan ini adalah mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamasikan agar tidak direbut kembali. 

Baca juga : 

Menggagas Sumpah Adat Saat Pelantikan Pejabat Publik di Lamaholot

Nasionalisme para pejuang tidak hanya muncul di beberapa medan pertempuran tetapi juga melalui berbagai arena perundingan dan diplomasi. Semangat nasionalisme pada periode ini masih murni. Para pejuang berusaha mempertahankan kemerdekaan dan memperoleh pengakuan kedaulatan hingga pengakuan kedaulatan tersebut terjadi.  

Setelah terjadinya pengakuan kedaulatan terhadap Pemerintahan Republik Indonesia pada 27 Desember 1949 oleh Belanda, para founding fathers dengan pemikiran yang sangat luas dan jauh ke depan berusaha membangun negara bangsa yang kokoh dan bersatu padu. 

Padahal sebagai negara kepulauan yang luas, yang terdiri dari ribuan pulau, dengan budaya, agama dan bahasa yang beragam, yang selama penjajahan mengalami politik devide et impera, membangun negara bangsa yang kokoh bukan pekerjaan yang mudah.. 

Dengan proses politik yang tidak mudah, karena  para founding fathers mendorong proses politik dengan pengambilan keputusan politik melalui musyawarah mufakat dengan melibatkan minoritas yang terdiri dari 10 persen secara sungguh-sungguh. Ini tidak mudah dilakukan, hingga pemerintah berkali-kali gagal. 

Baca juga : 

Degradasi Karakter Pejabat Publik dalam Melayani

Nasionalisme Orde Baru

Dengan kondisi negara bangsa seperti itu, dengan mewarisi nasionalisme yang sudah mulai diwarnai banyak kepentingan, Indonesia memasuki masa Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Terjadi pembangunan ekonomi dengan stabilitas dan berkesinambungan yang melibatkan ABRI. 

Pada zaman ini pembangunan ekonomi memang terjadi di mana-mana, dengan melibatkan banyak kelompok dan banyak kepentingan. Hubungan dengan lembaga internasional dan negara-negara Barat yang sebelumnya mandek dibuka kembali dan mulai hadirnya bantuan luar negeri serta modal asing. 

Negara memberikan insentif untuk mendorong penanaman modal baik asing maupun dalam negeri. Indonesia yang pada saat itu mulai mengenal sistem lalu lintas devisa bebas, membuka pintu pada masuknya modal asing, dan secara intens dipengaruhi globalisasi. 

Baca juga : 

Dampak Judi Online Kian Mengkhawatirkan. Apa Yang Harus Dilakukan Pemerintah?

0leh karena itu, di Indonesia hadir berbagai kepentingan, tidak hanya kepentingan lokal, tetapi juga kepentingan global yang saling tarik menarik. Banyak pengusaha lokal yang bermitra dengan pemain ekonomi global. Sementara mereka yang menjalankan roda pemerintahan, para politisi tidak selamanya memperjuangkan kepentingan negara bangsa. 

Kelompok lokal yang secara langsung bermitra dengan kekuatan ekonomi global lebih bergantung pada mitra globalnya daripada kepada pemerintah. Sementara mereka yang menjalankan roda birokrasi pemerintah, lebih peduli pada kepentingan pribadi dan golongan, dan tidak sungguh-sungguh membangun negara bangsa. 

Paham nasionalisme yang diperjuangkan oleh para founding fathers di periode ini menjadi kabur, yang harusnya berfokus pada kepentingan pembangunan negara bangsa. Indikatornya korupsi, kolusi dan nepotisme merajalela. Pembangunan  berjalan secara angka namun negara bangsa tidak sungguh bertumbuh secara berkualitas. 

Baca juga : 

Pemerintah Aktif di Forum Pengembangan Literasi Dunia, Bagaimana Pengembangan Literasi di Dalam Negeri?

Buktinya para pejabat, politisi dan kroni-kroni mereka semakin kaya, tetapi kesenjangan antara kaya dan miskin semakin melebar. Negara yang diwakili oleh para pejabat birokrasi pemerintahan tidak hadir dalam kehidupan rakyat. Padahal ini adalah cara menumbuhkan nasionalisme warga negara.

Di sini nasionalisme lebih sering dibicarakan di pidato-pidato pejabat, diceramahkan di penataran P4, diceramahkan di ruang-ruang kelas pada anak-anak muda, tetapi tidak menular, apalagi tumbuh, karena negara bangsa tidak hadir dalam kesulitan rakyat.

Akumulasi dari situasi ini, menumbuhkan sikap kritis dan kemarahan di kalangan pemuda dan mendorong mereka berjuang untuk mengubah situasi. Ini adalah bentuk nasionalisme baru yang yang pada akhirnya menumbangkan kekuasaan Orde Baru.

Nasionalisme Reformasi 

Tahun 1998 rezim Orde Baru tumbang dan pemerintahan berganti namun hingga  lima kali pemerintahan berganti, situasinya belum banyak berubah. Korupsi, kolusi dan nepotisme masih terjadi yang membuktikan bahwa para pejabat pemerintah lebih mengabdi pada kepentingan pribadi dan kelompok, mereka bukan kepentingan negara bangsa. 

Baca juga : 

Ditunggu Kemauan Politik Politisi dan Penguasa, untuk Pengembangan Manusia Indonesia

Mereka belum sepenuhnya memiliki semangat nasionalisme, semangat cinta tanah air. Besok (17 Agustus 2024) kita merayakan hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke-79, mudah-mudahan menjadi momentum untuk bersama-sama menghidupkan kembali semangat nasionalisme, semangat cinta tanah air.  

Semangat nasionalisme, semangat cinta tanah air, hanya sunguh-sungguh tumbuh di hati warga negara, jika negara hadir dalam kesulitan hidup warga negara yang diwakili oleh para pejabat pemerintah. 

Semangat nasionalisme tidak ditumbuhkan melalui pidato pejabat, pengajaran guru di kelas-kelas, melainkan melalui teladan para pejabat, pemimpin negeri. Tunjukkanlah nasionalismemu dengan hadir dalam upaya mengatasi kesulitan warga negara. 

Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto: okeline.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of