Eposdigi.com – Dalam era informasi tanpa batas hari ini, dengan menggunakan mesin, kita bisa dengan cepat menemukan apapun yang kita cari. Informasi apapun, mengenai apapun relative cukup banyak tersedia.
Informasi-informasi ini, tidak lagi didapati garis batas yang jelas antara yang privat atau yang boleh dikonsumsi public. Bahkan banyak dari kita tidak peka, lalu entah disengaja maupun tidak, membagikan banyak informasi privat ke ruang-ruang public.
Ada banyak mudaratnya, ketika informasi-informasi privat yang sensitif, oleh para penjahat siber digunakan untuk maksud-maksud jahat mereka. Namun ada juga banyak kalangan yang mengumpulkan berbagai informasi ini untuk tujuan-tujuan baik mereka.
Yang paling umum adalah para marketing online, menggunakan berbagai informasi dan data pribadi untuk tujuan memprofil sasaran pasar atas berbagai produk barang dan jasa yang mereka tawarkan.
Baca Juga:
Tidak hanya bidang marketing, berbagai kalangan menggunakan data-data yang tersebar di berbagai laman media online untuk tujuan lainnya.
Di banyak perusahaan besar, merekrut karyawan dengan menggunakan data awal hasil pencarian dari berbagai media online sudah bukan hal baru. Profil-profil tertentu dari karyawan atau calon karyawan yang mereka rekrut justru lebih gampang atau lebih jelas terbaca dari berbagai media online.
Perekrut tinggal mengetik nama calon karyawan maka berbagai informasi mengenai calon karyawan tersebut bisa dengan mudah diperoleh. Informasi-informasi ini tentu sangat berguna bagi mereka untuk mengenali karakter calon karyawan mereka.
Curriculum Vitae yang dibuat calon tenaga kerja saat melamar kerja cenderung sudah di poles sedemikian rupa untuk menunjukan hal-hal baik yang sengaja disodorkan. Namun gambaran nyata mengenai karakter lebih terang ditemukan dalam postingan-postingan di berbagai platform media social.
Banyak perusahaan mensyaratkan alamat laman media sosial yang pernah digunakan dan yang masih aktif digunakan sebagai prasyarat yang wajib dicantumkan dalam surat lamaran. Ini tentu sangat membantu para perekrut untuk melihat lebih jelas karakter calon tenaga kerja mereka.
Baca Juga:
Personal branding adalah sebuah proses panjang yang harus dilalui oleh seseorang untuk menciptakan, membangun dan mengelola citra dirinya, dengan tujuan untuk diingat dan dikenali oleh orang lain.
Personal branding adalah cara seseorang menyampaikan gambaran dirinya untuk dikenali oleh orang lain. Menguji citra pribadi anda sebenarnya sangat mudah. Tanyakan saja bagaimana orang lain mengenali Anda kemudian uji hal tersebut dengan citra seperti apa yang ingin Anda bangun untuk dikenali orang lain.
Sederhananya personal branding adalah pribadi seperti apa yang Anda lihat sekaligus yang orang lain lihat pada diri Anda.
Digiers bisa menguji seberapa jauh diri Anda dikenali orang lain dengan cara mengetik nama anda di mesin pencari. Di google misalnya. Apa yang dimunculkan dan Anda temui dari hasil pencarian itu adalah juga yang orang lain temukan ketika mereka mengetik nama Anda di mesin pencarian.
Pertanyaanya adalah, apa yang harus dilakukan agar ketika dicari, informasi mengenai diri kita mudah ditemukan?
Baca Juga:
Semua media digital, entah privat maupun social dibuat dengan algoritma yang sama. Semakin sering posting dan segala sesuatu yang menyangkut postingan itu, misalnya like, komen, share, maka postingan itu akan menempati urutan terbaik dalam pencarian.
Karena personal branding adalah sebuah proses panjang maka, agar algoritma dapat membaca dan menempatkan brand tersebut pada pencarian teratas maka lakukan proses untuk mengenalkan citra diri Anda secara konsisten setiap ada kesempatan, dengan memanfaatkan semua sarana media digital yang ada.
Harapannya di ujung proses yang konsisten ini, Anda semakin mudah ditemukan saat pencarian. Namun tidak berhenti di semakin muda ditemukan, Citra diri yang Anda tampilkan haruslah benar-benar mewakili siapa diri Anda, Karakter dan Integritas Anda. Citra yang mewakili diri Anda secara utuh. Bersambung….
Foto ilustrasi dari pusattraining.com
Leave a Reply