Eposdigi.com – Kisah inspiratif ini dialami oleh seorang Ibu dengan tiga anak kembar, sebut saja namanya Nour Hana, yang perjalanannya menemukan jodoh berliku-liku, yang membuatnya percaya bahwa jodoh itu adalah rahasia Allah.
Kisah ini diunggah di akun Tik tok Qolbu Muslim, bertolak dari pengalaman Nour Hana. Selepas kuliah, ia langsung mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan. Hana adalah tipe orang yang sangat bertanggung jawab dan fokus pada apa yang ia kerjakan, sehingga karirnya pun terus membaik.
Dalam kesibukannya mengejar karirnya, beberapa laki-laki mendekatinya namun tidak ada dari mereka yang membuat Hana tertarik. Tanpa ia sadari usianya sudah mencapai 34 tahun. Dan ia mulai mengalami susahnya menjadi perempuan yang terlambat menikah.
Hingga pada suatu hari datang seorang pemuda berkenalan dan mengajaknya untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Usianya lebih tua 2 tahun dari nya. Meskipun ia berasal dari keluarga sederhana, namun Hana ikhlas menerima pasangannya, apa adanya.
Tiga bulan menjalani masa pacaran, mereka mulai menyiapkan pernikahan. Untuk mengurus pernikahan di catatan sipil, Hana menyerahkan fotocopy KTP nya sebagai berkas yang perlu dilampirkan.
Baca Juga:
Maukah Menukar Waktu Berkualitas Anda Bersama Keluarga Dengan Uang?
Dua hari kemudian, Hana menerima telepon dari Ibu calon pasangannya. Beliau meminta waktu untuk bertemu. Tanpa berpikir panjang Hana menemui calon mertuanya. Keduanya baru duduk, calon Ibu mertua mengeluarkan fotocopy KTP Hana dari dompetnya dan menanyakan apakah tanggal lahirku yang ada di KTP benar?
Tanpa rasa curiga, hana menjawab,”benar.” Jadi umurmu sudah mendekati 40 tahun?” tanya calon Ibu Mertuanya. “Tahun ini, usiaku 34 tahun,” jawab Hana, tanpa curiga. “Jawab calon Ibu Mertua,”Iya, sama saja itu.” Hana baru sadar bahwa usianya ternyata jadi persoalan serius keluarga calon Pasangannya.
“Usiamu sudah lewat 30 tahun. Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak semakin tipis. Sementara aku ingin cepat meminang cucu. Kalian hentikan saja proses pernikahan. Kamu tidak cocok dengan anak saya.” kata calon mertua Hana.
Akhir pertemuan itu, menjadi awal salah satu masa sulit dalam hidup Hana. Pada hari hari itu Hana selalu melantunkan surat Ath-Thur 48: “Allah SWT berfirman; Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan kami.
Demikianlah cara Hana menghadapi hari-hari sulit ini hingga enam bulan kemudian, ia tidak mau terus berlarut dalam kesedihan, Hana memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama Ayahnya.
Baca Juga:
Toxic Masculinity Tumbuh Subur Pada Lingkungan Keluarga Seperti Ini
Sesampainya Hana di Mekah, Hana berlutut di depan Ka’bah, menangis sejadi-jadinya. Hana memohon agar Allah SWT memberinya jalan terbaik. Setelah selesai shalat, ia mendengarkan seorang perempuan membaca al Qur’an dengan suara yang sangat merdu, tidak jauh darinya.
Surat yang dibaca adalah surat An-Nisa 133; Dan Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu, sangat besar.” Ayat itu dibaca berulang-ulang seperti ditujukan kepadanya. Air mata Hana menetes dengan deras mendengar lantunan ayat-ayat suci tersebut.
Tiba-tiba perempuan tersebut merangkul dan mendekap Hana sambil membacakan surat Adh-Dhuha ayat 5: ”Dan sungguh, kelak Tuhanmu Pasti memberikan Karunia-Nya kepadamu sehingga engkau menjadi puas.”
Pengalaman itu, membawa pengaruh yang luar biasa bagi Hana. Ia menjadi tenang dan penderitaannya karena kehilangan, selama enam bulan seperti hilang tak berbekas. Setelah selesai menjalani umrah Hana dan ayahnya kembali ke tanah air.
Di pesawat yang mereka tumpangi, Hana duduk disamping kiri ayahnya. Sementara disebelah kanan ayahnya duduk seorang pemuda. Diperjalanan tidak ada peristiwa yang terjadi di antara mereka, selain obrolan basa-basi dalam rangka sopan-santun orang yang baru bertemu.
Baca Juga:
Sesampainya pesawat di bandara, Hana dan ayahnya pun turun. Di ruang tunggu Hana pun bertemu dengan suami dari seorang temannya. Hana pun bertanya, dalam rangka apa ada di bandara? Suami temannya tersebut menjawab, bahwa ia menjemput koleganya, yang menumpang pesawat yang sama dengan yang ditumpangi Hana.
Selang beberapa saat datang kolega yang dijemput suami temannya tersebut. Dan ternyata ia adalah pemuda yang duduk di sebelah kanan ayah Hana dalam penerbangan barusan. Dan masing masing menumpang kendaraan ke alamat mereka.
Setibanya Hana dan ayahnya di rumah, lalu ganti pakaian untuk bersiap istirahat, Hana ditelpon oleh temannya yang suaminya ia temui di bandara. Ia mengabarkan bahwa kolega suaminya yang tadi satu pesawat dengan Hana tertarik pada Hana.
Dia menyatakan ingin bertemu dengan Hana, kalau bisa secepatnya. Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan. Mendengar khabar itu, jantung Hana berdegup kencang, karena kejutan yang tidak ia duga tersebut. Ia meminta pertimbangan ayahnya atas tawaran itu.
Ayah Han menyemangati Hana. Katanya, boleh jadi dengan cara ini Allah memberi Hana jalan keluar. Akhirnya esoknya, Hana pun berkunjung ke rumah temannya tersebut. Selang beberapa hari, pemuda itu pun datang melamar Hana secara resmi.
Dan hanya berselang satu setengah bulan kemudian, Hana Pun melangsungkan pernikahan dan merekapun betul betul menjadi pasangan suami istri secara resmi. Hana pun mengalami itu bersama suaminya dengan penuh kebahagiaan.
Baca Juga:
Teman, Hindari Tujuh Sikap Ini Agar Tidak Diremehkan Orang Lain
Hana pun mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapannya. Ia sangat baik, penuh cinta pada Hana dan keluarga, dermawan, serta berasal dari keluarga yang sangat baik dan terhormat.
Hari-hari awal pernikahan dilalui dengan penuh kebahagiaan. Setelah empat bulan, Hana mulai diliputi kecemasan karena belum ada tanda-tanda kehamilan padanya. Terutama karena kini usianya sudah 36 tahun.
Mereka kemudian memeriksakan diri ke dokter ahli kandungan yang sangat berpengalaman. Ia khawatir tidak dapat hamil. Yang mereka lakukan pertama adalah periksa darah. Pada saat Hana dan suaminya menerima hasil, dokter tersebut mengatakan tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan lainnya karena hasilnya sudah jelas.
“Selamat, istrimu hamil dan dalam keadaan sehat,” kata dokter sambil menjabat tangan suami Hana. Hana sangat gembira mendengar kabar tersebut. Hana sedikit mengalami kesulitan karena hamil menjelang usia 40 tahun.
Sepanjang kehamilannya Hana tidak tergerak untuk mengetahui jenis kelamin anaknya. Karena apapun yang dikaruniakan Allah adalah nikmat yang harus mereka syukuri. Satu-satunya yang ia keluhkan adalah karena ia merasa kandungannya terlalu besar dan tidak biasa.
Mendengar keluhan itu dokter hanya mengatakan, kandunganmu memang besar karena kamu baru hamil di usia 36 tahun. Hingga pada hari yang ditunggu-tunggu saatnya Hana melahirkan. Proses persalinan melalui operasi caesar berjalan dengan lancar.
Baca Juga:
Rata-Rata IQ Orang Indonesia Berada di Peringkat 129 Dunia, Di ASEAN Paling Rendah, Ini Penyebabnya
Setelah Hana sadar, dokter masuk ke kamar perawatan, sambil tersenyum dokter bertanya tentang jenis ke;lamin anak yang Hana harapkan. Hana menjawab, ia hanya mengharapkan karunia Allah. Laki-laki atau perempuan, ia dan suami sambut dengan penuh syukur.
Hana kemudian sangat kaget dengan pernyataan dokter. “Jadi bagaimana perasaanmu jika kamu memperoleh Hasan, Husein dan Fatima sekaligus?” Hana belum paham apa yang dikatakan dokter.
Dengan penuh penasaran, Hana bertanya, apa yang dimaksud dokter. Sambil menenangkan Hana, dokter bilang: “Allah telah menganugerahi 3 orang anak sekaligus. 2 laki-laki dan 1 perempuan.
Mendengar itu, tangis haru dan bahagia pun meledak memenuhi ruangan itu. Allah membayar lunas semua penantiannya. Ia tiba-tiba mengingat wanita yang memeluknya di depan Ka’bah sambil melantunkan surat Adh-Dhuha 5: “Dan Sungguh, kelak Tuhanmu Pasti memberikan Karunia-Nya kepada mu, sehingga engkau menjadi puas.
Ia yakin ini terjadi karena Allah menggenapi janjinya. Dan ia pun kembali melantunkan kembali surat Ath-Thur 48: Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan kami.
Baca Juga:
Sejak dari awal dokter sudah mengetahui bahwa Hana mengandung tiga anak sekaligus, namun dokter tidak menyampaikan kepada Hana agar Hana tidak tidak cemas menjalani hari-hari kehamilannya. Dokter ini sangat memahami psikologi Hana dengan kondisi kehamilannya.
Mudah-mudahan kisa ini menginspirasi Eduers untuk terus berpegang pada janji Allah SWT. Berusahalah semampu kita, untuk melakukan yang menjadi bagian kita. Selebihnya kita serahkan pada Allah SWT.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto: Kerjakosong.co
Leave a Reply