Eposdigi.com – Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani merilis dua fitur baru untuk melengkapi Platform Merdeka Mengajar (PPM) yakni, Rekomendasi Belajar Berbasis Rapor Pendidikan dan Refleksi Kompetensi pada Selasa, 31 Oktober 2023. .
Penambahan dua fitur baru tersebut bertujuan untuk memudahkan guru menemukan proritas pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan di masing-masing satuan pendidikan serta membantu guru dalam mengenali kelebihan dan kekurangan sebagai pendidik.
Dalam sambutannya, Nunuk Suryani, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) mengatakan, gerakan Merdeka Belajar yang telah berjalan selama empat tahun, di mana guru adalah ujung tombaknya, harus siap terus bertransformasi meningkatkan level kompetensinya demi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
Oleh karena itu, Nunuk menegaskan bahwa Ditjen GTK terus berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi guru baik dalam aspek pedagogik, profesional, personal maupun aspek sosial, karena peningkatan kompetensi pada aspek-aspek tersebut mempunyai pengaruh yang besar dalam peningkatan kualitas pengajaran.
Baca juga :
Nunuk menambahkan, upaya ini sejalan dengan upaya transformasi melalui Manajemen Talenta Guru yang merupakan sistem tatakelola talenta terpadu yang memudahkan kolaborasi para pihak dalam mengenali talenta dan mengembangkan karier guru berbasis kompetensi, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Di akhir sambutannya Nunuk mengajak para guru untuk mengakses fitur-fitur yang disediakan pada platform Merdeka Mengajar, terutama dua fitur baru yakni fitur Rekomendasi Belajar Berbasis Rapor Pendidikan dan Refleksi Kompetensi, agar proses belajar mengajar menjadi lebih efisien.
Mengenal dua fitur baru
Sedangkan Temu Ismail, Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Setditjen GTK) pada sesi berikutnya mengatakan bahwa fitur Rekomendasi Belajar Berbasis Rapor Pendidikan akan memberikan rekomendasi bahan belajar yang lebih komprehensif sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan.
“Untuk versi rilis pertama ini, hasil rekomendasi pembelajaran dari rapor dihasilkan dari hasil capaian rapor pendidikan yang perlu dibenahi. Ini dimaksudkan agar guru dapat fokus membenahi masalah yang paling penting di satuan pendidikan tersebut,” jelas Temu Ismail.
Selain itu, fitur-fitur ini juga membantu guru untuk mengenali kelebihan dan kekurangannya sebagai pendidik agar guru dapat menemukan prioritas belajar sesuai dengan sesuai kebutuhan dirinya melalui fitur refleksi kompetensi.
Baca juga :
Kemendikbudristek Merilis Sistem Pengangkatan Kepala Sekolah Baru Secara Online
“Ada juga fitur Refleksi Kompetensi di PMM yang akan membantu guru untuk mengenal kompetensi dirinya sesuai dengan model kompetensi dan menentukan prioritas pengembangan diri dengan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik,” tambah Ismail.
Menurut Temu Ismail, fitur Refleksi Kompetensi ini, menghadirkan asesmen untuk empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi personal dan kompetensi profesional. Ini menjadikan guru semakin layak sebagai pendidik tetapi terus memperbaiki diri demi kepentingan bangsa.
Dalam rangka itu, guru perlu mengisi asesmen untuk setiap kompetensi sesuai dengan keadaan guru tersebut yang sesungguhnya, agar rekomendasi yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan pengembangan diri guru yang bersangkutan. Saat ini fitur refleksi kompetensi baru dapat diisi oleh guru PNS.
Agar rekomendasinya dapat digunakan untuk pengembangan diri tahun ini, guru PNS diharapkan sudah mengisi refleksi kompetensi paling lambat tanggal 31 Januari 2024. Guru Non-PNS dan Kepala Sekolah masih harus menunggu hasil pengembangan lebih lanjut.
Yulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com / Foto: bpmpkaltara.kemdikbud.go.id
Leave a Reply