Eposdigi.com – Jika saat ini sedang menganggur, barangkali pekerjaan ini bisa menjadi pilihan Anda. Terutama bagi mereka yang berjiwa petualang dan ingin bekerja di alam liar.
Apalagi pendapatan dari pekerjaan ini juga tidak main-main jumlahnya. Anda akan digaji bulanan sebesar kurang lebih Rp250 juta. Jika rajin, penghasilan Anda bisa menembus 1,3 Miliar per hari. Ingat! 1,3 Miliar rupiah per hari (hops.id/09.08.2023).
Sayangnya walaupun pendapatan dari pekerjaan ini sangat besar namun hanya sedikit orang yang bisa memperoleh pekerjaan ini. Bukan karena psikotesnya yang sulit, atau kesempatan cuti yang tidak ada.
Tidak hanya gajinya yang tinggi, tawaran lainnya pun sama menggiurkan. Dalam setahun hanya bekerja 2 bulan saja. Yaitu di bulan Oktober dan Januari. Sisanya tinggalah di rumah dan menikmati ‘magabut’ Anda.
Sebagai bocoran, pekerjaan ini tentu cocok buat anak pantai. Mereka yang suka laut. Apalagi ‘hanya’ disuruh menangkap kepiting.
Laman phinemo.com menulis bahwa kepiting jenis ini harganya sangat tinggi. Karena itu wajar jika yang menangkap juga digaji tinggi. Salah satu restoran terkenal di Jakarta yang memasukan kepiting ini dalam menu favoritnya, membrondol harga 1 – 2 juta setiap kilonya.
Baca Juga:
Lima Pekerjaan Tak Tergantikan Robot Berikut Bisa Jadi Pertimbangan Memilih Karier
Ya. Di Restoran The Holy Crab, Kepiting raja Alaska dengan jenis Dungeness Crab harganya 1-1,2 juta per kilo. Jika pengunjung memesan menu Live King Crab maka harganya menjadi 4 juta per 2 kilo.
Kenapa kepiting jenis ini sangat mahal? Apakah karena rasanya yang sungguh enak? Atau karena sebab lain?
Sesuai dengan namanya, Kepiting Raja Alaska hanya didatangkan dari habitat aslinya di lautan Alaska di Utara Amerika. Selain habitatnya, Kepiting Raja Alaska hanya bisa ditangkap pada bulan Oktober dan Januari.
Namun habitatnya yang sangat jauh dan waktu penangkapan yang hanya 2 bulan dalam setahun menjadikan Kepiting Raja Alaska sangat langka ini tidak menjadi cukup alasan untuk orang tidak berminat mengambil pekerjaan menangkap Kepiting Alaska.
Pada musim penangkapan Kepiting Raja Alaska, yaitu Bulan Oktober dan Januari, suhu udara di Laut Alaska berkisar antara 0 – 28 derajat celcius di bawah nol.
Tidak hanya itu, lautan habitat alami Kepiting Raja Alaska terkenal dengan badai, gelombang tinggi, petir, bongkahan es dan hujan lebat terutama pada puncak musim penangkapan Kepiting Raja Alaska. Selain cuaca, Kepiting Raja Alaska yang jumbo ukurannya ternyata juga tidak ramah terhadap para pemburunya.
Baca Juga:
Pada tahun 2007, laman howstuffworks yang dikutip oleh phinemo.com menulis bahwa total 128 dari 100.000 nelayan penangkap Kepiting Raja Alaska meninggal dunia saat bekerja. Akibat dari kematian mereka jelas karena ganasnya cuaca di perairan Utara Amerika itu.
Jadi dengan segala resiko dari pekerjaan ini, walaupun upahnya sangat menggiurkan namun dipahami bahwa pekerjaan menangkap Kepiting Raja Alaska tidak menarik minat banyak orang. Apalagi kita di Indonesia.
Kepiting Raja Alaska hanyalah salah satu hewan laut yang sering dieksploitasi. Harganya yang mahal bisa saja menjadi ‘buah simalakama’ bagi para nelayan pemburu Kepiting Raja Alaska. Semakin langka, semakin susah ditangkap, semakin mahal harganya, semakin cepat punah jika tidak dikendalikan penangkapannya.
Jika hanya berdasarkan harga, maka kita bisa juga berkaca pada hewan langka lainnya yang cenderung dijadikan menu favorit restoran-restoran dengan harga yang sangat mahal.
Sebut saja; sirip ikan hiu, daging trenggiling, cula badak, yang membuat hewan-hewan yang sedang dilindungi dari ancaman kepunahan ini, malah menjadi menu favorit. Mahalnya harga membuat penangkapannya semakin sering. Semakin banyak mereka ditangkap, semakin langkah jumlahnya.
Baca Juga:
Barangkali ada banyak pilihan yang masuk akal bagi pecinta kuliner yang berkantong tebal. Salah satunya adalah tidak memesan menu aneh yang berasal dari hewan-hewan liar. Apalagi hewan liar yang sedang dilindungi dari ancaman kepunahan.
Seperti Kepiting Raja Alaska, menghindari menu ini berarti mencegah banyak orang mati saat penangkapan, sekaligus menjaga populasi Kepiting Raja Alaska di habitat aslinya.
Foto dari phinemo.com
Leave a Reply