Ini Tanda-Tanda Yang Terlihat Ketika Kamu Bahagia! Ada berapa yang ada Padamu?

Budaya
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi. com – Banyak orang berkata bahwa kebahagiaan itu abstrak. Kebahagiaan itu ukurannya tidak sama. Semua orang memiliki ukurannya sendiri-sendiri. Ada pula yang mengatakan bahwa kebahagiaan itu tidak mudah dijelaskan dengan kata-kata. Pun bahwa kebahagiaan itu adalah pilihan.

Jadi baik, karena alasan itulah kita memberi definisi yang abstrak pula. Kebahagiaan bisa didefinisikan sebagai suatu keadaan di dalam pikiran yang berisi kesenangan, kepuasan, cinta, kenikmatan atau kegembiraan yang intens yang bisa dirasakan secara jasmani, emosional, sosial, dan psikologis.

Suatu kondisi intens yang demikian ini tidak mudah teralihkan oleh apapun. Pun tidak mudah dikacaukan oleh siapapun. Benar bahwa gambaran tentang kebahagiaan memang abstrak.

Jika kebahagiaan itu sangat abstrak, sulit didefinisikan, lalu buat apa kita masih membaca tulisan-tulisan yang mencoba menguraikan kebahagiaan (seperti tulisan ini)? Apakah setelah  membaca  kita bisa merasa bahagia?

Ada yang bilang kebahagiaan bisa diukur. Walaupun sangat subjektif, tergantung masing-masing orang, namun konon katanya, kebahagiaan bisa diukur.

Baca Juga:

Apa yang membuat Indeks Kebahagiaan Warga Denmark Paling Tinggi di Dunia?

Tidak ada alat ukur pasti untuk mengukur kebahagiaan seseorang. Karena itu alat ukur kebahagiaan tidak bisa dikalibrasi. Walaupun demikian beberapa ukuran umum ini barangkali bisa membantu kita untuk memeriksa seberapa besar kebahagiaan kita.

Pertama; Skala Subjektif, yang berisi pertanyaan langsung kepada seseorang untuk mengukur kebahagiaannya secara umum. “Apakah kamu bahagia?’ kira-kira demikian pertanyaannya.

Kedua: kesejahteraan emosional, merupakan evaluasi terhadap perasaan. Apakah perasaan kita hari ini; negative atau positif.

Ketiga; kepuasan hidup. Hal yang ingin diketahui lewat ukuran ini adalah mengenai aspek aspek kehidupan, seperti pekerjaan, relasi dengan sesama, tentang kesehatan jiwa dan raga, serta aspek finansial.

Berikutnya, keempat, hubungan social: adalah dengan melihat seberapa dalam hubungan interpersonal serta dukungan sosial yang diterimanya dari orang lain.

Lima: aspek Makna dan Tujuan Hidup yang merupakan persepsi individu mengenai tujuan hidup, pengalaman berarti serta seberapa besar kontribusi kepada dunia.

Baca Juga:

Waspadai Stress pada Anak Kecil, Ini Gejala dan Cara Mengatasinya

Keenam: kesehatan badan dan jiwa yang menguji tingkatan kesehatan fisik maupun kesehatan mental individu.

Ketujuh: Keseimbangan hidup. Ukuran ini untuk menggambarkan keseimbangan antara pekerjaan, penggunaan waktu luang.

Kedelapan: keterlibatan dan pencapaian. Untuk mengukur sejauh mana seseorang terlibat dalam berbagai aktivitas bermakna, dan berupaya sebagai media belajar untuk memicu bakat bakat yang baru. Termasuk di dalamnya pencapaian terhadap tujuan hidup.

Pertanyaan terakhir adalah, bagaimana melihat dengan mata telanjang seseorang yang boleh dikatakan sedang bahagia?

Dalam sebuah kesempatan misa hari Minggu, seorang room, pastor tamu yang membantu tugas di gereja kami mengungkapkan mengenai tanda tanda seorang bahagia dari apa yang ditampilkannya.

Pertama: Orang yang menggemuk secara perlahan-lahan. Jadi ciri pertama adalah jika seseorang menggemuk perlahan-lahan tahun demi tahun.

Ciri kedua: selalu bertemu teman. Ciri orang bahagia berikutnya adalah memiliki banyak teman, sehingga dimanapun dia berada, dalam momen apapun, di banyak tempat dia selalu bertemu dengan teman-teman baiknya.

Ciri ketiga: gampang tertidur. Orang yang gampang tertidur bisa dibilang sebagai orang yang bahagia. Tidak peduli dimanapun, atau dalam momen apapun dapat tertidur tanpa kesulitan.

Baca Juga:

Penelitian Membuktikan bahwa Anak yang Sukses, Mempunyai Ibu yang Bahagia

Dan yang terakhir, keempat: tertawa lepas. Ciri orang bahagia berikutnya adalah selalu tertawa lepas untuk hal-hal yang patut ditertawakan.

Bukan tertawa sinis, tertawa sembunyi-sembunyi, tertawa di dalam hati, apalagi tertawa-tertawa sendiri. Jika tertawa sendiri, apalagi tidak tampak seseorang atau sesuatu yang patut ditertawakan, itu bukan ciri bahagia, tapi gangguan.

Jadi Digiers, dari keempat ciri tersebut seberapa sering kamu mengalami salah satunya?

Foto ilustrasi dari fpscs.uii.ac.id

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of