Eposdigi.com – Data base Numbea, baru-baru ini merilis indeks kota berdasarkan data statistik kualitas hidup warga pada websitenya. Dalam rilis tersebut ada data indeks kualitas hidup warga dari 242 kota di seluruh dunia termasuk kota Jakarta.
Indeks kualitas hidup tersebut dihitung dengan menggunakan rumus empiris yang memperhitungkan berbagai faktor seperti daya beli (lebih tinggi lebih baik), tingkat polusi (lebih rendah lebih baik) dan rasio harga rumah terhadap pendapatan (lebih rendah lebih baik).
Indeks kualitas hidup juga dihitung berdasarkan faktor biaya hidup (lebih rendah lebih baik), indeks keselamatan (lebih tinggi lebih baik), biaya perawatan kesehatan (lebih tinggi lebih baik).
Baca juga :
Selain itu, indeks kualitas hidup juga dihitung berdasarkan waktu perjalanan (lebih rendah lebih baik), dan terakhir faktor iklim (lebih tinggi lebih baik).
Dengan memperhitungkan faktor-faktor tersebut, data yang dirilis Numbea menunjukkan bahwa kota dengan indeks kualitas tertinggi di dunia adalah kota The Hague-Den Haag, Belanda dengan indeks tertinggi yakni 217.1.
Kota berikut yang menempati urutan indeks tertinggi kedua adalah Eindhoven, juga di Belanda dengan indeks 206.7. Kota yang menempati urutan ketiga adalah Viena, Australia dengan indeks 199.6, menyusul pada urutan keempat adalah Canbera, di Australia dengan indeks 198.3.
Selanjutnya kota Zurich di Switzerland pada urutan kelima dengan indeks 195.3, menyusul kota Rotterdam di Belanda pada urutan keenam dengan indeks 193.5. Menyusul pada urutan ke tujuh adalah kota Luxembourg dengan indeks 193.3.
Baca Juga:
Pada urutan berikutnya, urutan kedelapan ditempati oleh kota Helsinki di Finlandia dengan indeks 1991.1. Menyusul pada urutan kesembilan dan sepuluh adalah kota Adelaide di Australia dengan indeks 190.5 dan kota Reykjavik di Iceland dengan indeks 189.4.
Setelah mengetahui indeks kualitas hidup warga dari 10 kota di atas, pertanyaannya di mana posisi Jakarta dalam rilis tersebut? Indeks kualitas hidup warga Jakarta dalam rilis tersebut ternyata masih berada pada angka 74.5 sehingga menempati urutan ke 12 dari bawah, atau berada pada urutan ke 231 dari 242 kota di dunia.
Rendahnya angka indeks kualitas hidup warga Jakarta dipengaruhi oleh rendahnya indeks daya beli, indeks keamanan, indeks kesehatan masyarakat. Di sisi lain, biaya hidup masih tinggi, termasuk rasio perbandingan harga property dan pendapatan masih tidak seimbang.
Selain itu, faktor seperti kemacetan masih menyebabkan tinggkat stress masih tinggi, juga kualitas udara masih buruk karena tingginya tingkat polusi dan perubahan iklim menjadi faktor lain yang menyumbang pada rendahnya angka indeks kualitas hidup.
Baca Juga:
Miris; Ribuan Warga Ibu Kota Masih Buang Air Besar Sembarangan
Perlu diketahui juga bahwa ada kaitan erat antara indeks kualitas hidup dan indeks pembangunan manusia suatu kota. Tinggi atau rendahnya indeks kualitas hidup warga pasti dipengaruhi indeks pembangunan manusia pada kota tersebut.
Itu berarti bahwa kota-kota dengan indeks kualitas hidup tinggi, adalah kota yang pemerintah kotanya berhasil melakukan pembangunan manusianya. Sebaliknya kota dengan indeks kualitas hidup warga rendah juga mencerminkan kegagalan pemerintah kotanya dalam pembangunan manusianya.
Kita berharap rilis seperti ini menjadi masukan bagi pemerintah dalam perencanaan pembangunan ke depan sehingga terus terjadi perbaikan dalam pembangunan manusia, sehingga kualitas hidup masyarakat semakin meningkat pula.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com / Foto:tempo.co
Leave a Reply