Eposdigi.com – Kemenangan Timnas U-16 Indonesia atas Vietnam dengan skor 1-0, tidak hanya mengantar Indonesia menjadi juara, namun juga memunculkan optimisme baru bagi pertumbuhan sepak bola tanah air.
Pelatih tim nasional (Timnas) U-16 Indonesia, Bima Sakti mengatakan bahwa orang tua menjadi motivasi terbesar para pemain untuk berjuang dalam laga final.
Kesadaran tentang pentingnya peran orang tua ini mendorong Bima Sakti sejak babak penyisihan penerapkan satu ritual khusus untuk membakar semangat pemain.
Dalam ritual, yang dilakukan di ruang ganti itu, Bima Sakti meminta para pemain menghadap dinding sambil memegang foto orang tua mereka masing-masing yang telah tertempel di dinding.
Baca Juga:
Mengapa Pemain Bagus di Tim Sepak Bola Junior Tidak Bagus Ketika Bermain di Tim Senior?
Mereka kemudian diminta untuk berdoa di hadapan foto tersebut, meminta restu dan dukungan orang tua dan keluarga.
“Pendekatan ini ternyata ampuh sekali, dan menjadi pelecut semangat dan motivasi pemain. Saya selalu ingin pemain mengingat jasa orang tua, dan mempersembahkan pertandingan pada orang tua mereka sebagai balas jasa,” jelas Bima Sakti.
Melihat dampak dari pendekatan ini dalam pertandingan penyisihan, di pertandingan final, Bima Sakti kemudian mengusulkan kepada PSSI untuk mendatangkan orang tua semua pemain ke Yogyakarta, untuk menonton langsung laga tersebut.
“Alhamdulillah, PSSI setuju dan orang tua semua pemain didatangkan. Itu menjadi motivasi tersendiri. Sebelumnya pemain hanya melihat foto. Kini orang tua hadir secara fisik”, ujar Bima Sakti.
Usai pertandingan Bima Sakti menegaskan, kehadiran orang tua di tengah para pemain dan menonton di lapangan ternyata membuat para pemain termotivasi.
“Kehadiran orang tua di tengah-tengah mereka benar-benar membuat mereka termotivasi. Kalau soal taktik saya kira sama saja,” tegas Bima Sakti dalam konferensi pers.
Baca Juga:
Satu Lagi Pemain Sepak Bola Jebolan Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan Berkarier di Eropa
Menurutnya, kehadiran orang tua membuat anak asuhannya tampil fokus dan bekerja keras sejak menit pertama pada pertandingan final melawan Vietnam.
Menurut Bima Sakti, pendekatan ini selain sebagai upaya untuk membentuk mental pemenang dan menaikkan motivasi bertanding, ini adalah bagian dari pembentukan karakter pemain.
Bima Sakti kemudian membeberkan rahasia kemenangan Timnas U-16. Ternyata timnas U-16 tak hanya diajarkan bagaimana menjadi pemain sepak bola saja, namun juga digembleng akhlaknya, termasuk ibadahnya.
“Kita membentuk tim bukan sekedar main bolanya saja, ilmu sepak bolanya saja, tapi juga akhlak dan ibadahnya. Akhlak dan ibadah sangat penting, kemudian ilmu,” kata Bima dalam ceramahnya usai sholat subuh di masjid UNY, seperti dilansir TVONEnews.com
Oleh karena itu, para pemain wajib beribadah. Bima bahkan menerapkan aturan displin dalam beribadah. Jika tidak sholat didenda Rp100.000. Denda yang terkumpul akan disumbangkan pada panti asuhan.
Selain itu, Bima Sakti juga sangat mendorong kerja sama tim dan kerendahan hati. Ia menekankan sangat diperlukan kerjasama tim. Itu dinyatakan misalnya pada konferensi pers usai pertandingan final.
“Kemenangan ini adalah hasil kerja keras semua pemain, semua jajaran pelatih, dukungan dari orang tua dan dari pengurus PSSI. Ini bukan hasil kerja beberapa pelatih, atau karena kehebatan beberapa pemain,” tegas Bima Sakti.
Tentang kerendahan hati Bima Sakti mengatakan bahwa meskipun tim Indonesia juara namun jangan euphoria berlebihan.
“Kita syukuri gelar ini, namun tetap rendah hati. Jangan lupa diri. Kalau kita menyombongkan diri nanti kita hancur,” ujar mantan pemain Persiba Balikpapan ini.
Tentang kerendahan hati ini bagi Bima Sakti bukan sekedar omongan. Pada acara seremoni penyerahan medali dipraktikkan oleh tim Indonesia.
Bima Sakti mengajak semua pemain dan official Indonesia untuk membentuk pagar penghormatan untuk menghormati pemain Vietnam.
Baca juga :
Pelatih Sepak Bola Dipecat Karena Timnya Menang Terlalu Banyak
Ketika skuad Vietnam berjalan menuju panggung, seluruh pemain Indonesia terlihat tidak pernah berhenti memberi tepuk tangan dan memberi salam.
Tindakan inilah yang membuat pelatih Vietnam melempar pujian. “Pagar penghormatan pemain dan official Indonesia, sedikit mengobati kekecewaan kami setelah kekealahan dalam pertandingan,” uarai pelati Vietnam, Nguyen Quc Tuan.
“Ini contoh kerendahan hati yang bagus untuk para pemain muda. Tim kami belajar banyak hal dari kompetisi tahun ini,” ujar Pelatih Vietnam Nguyen Quc Tuan.
Ini adalah gambaran pendekatan pelatihan yang lebih holistic yang diterapkan oleh Bima Sakti dan tim. Selain para pemain digembleng teknik bermain sepakbola dan ketahanan fisiknya, mereka juga dibentuk karakternya.
Kemampuan Teknik dan karakter ini menjadi landasan bagi para pemain junior ini untuk merinstis karir professional mereka termasuk karir mereka di Timnas senior. Jangan sampai di kompetisi Yunior cemerlang, tetapi tidak cemerlang di tim senior.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tyangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto:sindonews.com
Leave a Reply