Posyandu Lansia, Budaya Tutur dan Pewarisan Nilai

Opini
Sebarkan Artikel Ini:

ketika kita fokus pada tujuan pemberdayaan…”

Eposdigi.com – Departemen Kesehatan mendefinisikan lansia sebagai seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun, mengalami penuaan dari segi fisik, biologis, sosial dan kejiwaan.

Seiring usia, fisik mereka semakin lemah dan semakin rentan terhadap berbagai penyakit. Pada usia lansia kemampuan kognitif sesorang mulai menurun. Merasa kesepian dan hal-hal ini bisa membuat seseorang menjadi lebih mudah depresi.

Penuaan secara fisik, kerentaanan terhadap berbagai masalah fisik, kesehatan yang mulai menurun, dan kerentaanan terhadap depresi adalah persoalan serius yang membutuhkan pertolongan segera.

Karena itu, posyandu lansia adalah sebuah keharusan yang mutlak dilaksanakan. Lewat posyandu lansia, mereka bisa terus dipantau kesehatannya, diingatkan untuk selalu mengkonsumsi makanan bergizi,  menjalani kehidupan yang positif dalam komunitas rekan-rekan seusia tersebut.

Baca Juga: Mengapa Orang Dewasa Awal, Pasangan Pra Nikah dan Keluarga Baru Menikah Harus Ikut Posyandu?

Posyandu untuk lansia memang selama ini telah berusaha menjawab berbagai persoalan kesehatan. Para lansia terus di monitor kesehatan, pemeriksaan tekanan darah dan Indeks Masa Tubuh (IMT), termasuk di dalamnya penanggulangan terhadap kerentanan masalah psikologis.

Konsultasi dengan tenaga kesehatan pada saat posyandu, mengikuti berbagai senam untuk meningkatkan aktifitas fisik serta hadir di antara sesama komunitas lansia adalah cara agar membuat seseorang lansia lebih bahagia.

Sama seperti pada anak-anak, para lansia juga dalam kondisi tertentu yang mengharuskan mereka mendapatkan juga program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Baca Juga : Mencegah Stunting Sekaligus Pewarisan Nilai Lewat Posyandu Remaja

Selain hal-hal mengenai bidang kesehatan, para lansia juga bisa dilibatkan dalam berbagai aktifitas lain. Kesibukan mereka pada berbagai aktifitas ini tentu sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia.

Pada saat yang sama, dalam konteks Lamaholot yang proses pewarisan nilainya masih didominasi lewat dituturkan, maka peran para lansia sangat dibutuhkan untuk proses pewarisan nilai-nilai kultural ini.

Para lansia dapat menjadi nara sumber untuk menuturkan berbagai kearifan lokal, sekaligus tempat bertanya dan guru berlatih bagi berbagai masalah terkait budaya lokal Lamaholot kita.

Kesempatan untuk berbicara dari hati ke hati dengan orang tua yang semakin hilang  yang teralih oleh sebab berbagai kemajuan teknologi, akan menjadi masalah besar karena proses penuturan dan pewarisan nilai Kelamaholotan dengan cara diceritakan oleh orang tua kepada generasi muda.

Baca Juga: Selain Kesehatan, Hal ini bisa dilakukan lewat Posyandu Anak 5 hingga 10 tahun

Semakin jarang kesempatan untuk berbicara dari hati ke hati dengan orang tua, akan membuat kita semakin kehilangan kesempatan untuk menimba berbagai pengalaman hidup mereka. Semakin jarang pula waktu penuturan berbagai kearifan lokal.

Para lansia dilibatkan dalam kegitan posyandu sesuai kelompok umur sebagai upaya sadar untuk memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para lansia untuk menceritakan berbagai cerita rakyat. Para lansia yang masih kuat bisa menjadi pelatih dari berbagai macam tarian daerah.

Aktifitas ini tentu menjadi semacam obat bagi rasa kesepian. Memberi perasaan bahwa mereka para lansia ini masih dibutuhkan, dan masih memberi berbagai kontribusi positif terhadap para generasi muda.

Baca Juga: Posyandu: Potensi Dahsyat Mendorong Perubahan di Desa

Posyandu lansia bukan lagi hanya berisi para sepuh yang berusia  lebih dari 60 tahun, melainkan juga bersamaan dengan anak-anak dalam berbagai kelompok usia dan juga para remaja, hingga pasangan pengantin baru.

Integrasi posyandu semua kelompok umur ini tentu memberi manfaat paling besar bagi semua orang, tinggal bagaimana caranya agar dapat terselenggara dengan baik.

Ide ini, hanyalah salah satu cara guna mencari berbagai format pemberdayaan masyarakat, mulai dari bayi hingga para lansia, dan posyandu menjadi wadah yang kebetulan berisi semua kelompok umur. Mulai dari bayi hingga para lansia.

Karena hanya salah satu dari banyak alternatif lain maka, ketika kita fokus pada tujuan pemberdayaan, kita pasti akan bisa menemukan seribu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Para lansia sehat bahagia, masyarakat terberdayakan.

Foto ilustrasi dari pixabay / Public Domain Archive

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of