Eposdigi.com – Kartini lahir dan dibesarkan di tengah keluarga bangsawan. Ayah Kartini, R.M.A.A, Sosroningrat adalah Bupati Jepara. Ayah Kartini memiliki wawasan dan cara berpikir yang maju pada jaman itu.
Anak-anaknya disuruh sekolah dan anak perempuannya dipersiapkan untuk dapat berperan sebagai Raden Ayu yang baik, sehingga dapat berbahasa dan bersikap yang baik sesuai dengan tata cara pada waktu itu.
Pandangan yang dianut masyarakat pada jaman itu adalah, anak perempuan terbatas untuk mengenyam pendidikan. Anak perempuan dianggap tidak memerlukan pendidikan tinggi seperti anak laki-laki. Anak perempuan lebih diarahkan untuk mengurus keluarga.
Walaupun ayah Kartini berpandangan maju pada waktu itu, tetapi ia tidak mengijinkan Kartini melanjutkan sekolah menengah (HBS) di Semarang. Ayah Kartini tidak menyetujui keingian Kartini mengenyam pendidikan tinggi secara formal, tetapi mengijinkan Kartini belajar keterampilan wanita.
Kartini dan teman-temannya belajar menulis dan berkirim surat. Hal inilah yang mendorong Kartini memperjuangkan emansipasi perempuan dengan cara menulis surat kepada teman-temannya, juga nyonya Abendanon yang menjadi teman diskusi tentang pendidikan dan kehidupan pernikahan.
Baca Juga: Rambut Rebonding, Celana Umpan dan Martabat Perempuan Adonara
Menurut Kartini, perempuan perlu diberi pemahaman agar tidak menikah muda dan melahirkan anak dengan jumlah yang cukup banyak. Kartini melihat murid di kelasnya yaitu para perempuan, harus memiliki kehidupan yang lebih baik dan dapat bahagia dengan mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.
Buah dari keberanian Kartini mendobrak ruang yang membatasi gerak perempuan berbuah emansipasi yang ditunjukkan peran perempuan di dunia kerja pada saat ini. Ada banyak perempuan yang bekerja di berbagai bidang profesi. Bahkan ada perempuan yang menjadi mentri di pemerintahan di negara kita.
Kartini menulis surat kepada sahabat-sahabatnya bukan karena kebetulan tetapi Kartini berusaha mewujudkan ide-ide positif yang ditujukan bagi kesejahteraan banyak orang. Kartini ingin memajukan kaumnya, wanita Indonesia harus berpendidikan.
Sudah sepantasnya kita melanjutkan perjuangan Kartini dengan cara menebarkan semangat selalu belajar dan mandiri (tidak bergantung pada orang lain).
Baca Juga: “Marina Ungu”, Sex Education dan Penghormatan pada Perempuan
Menurut Kartini, sangat penting bagi seorang wanita mempunyai kemandirian dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan dan pernikahan. Wanita harus mewujudkan kehidupan yang harmonis sebagai wanita yang bekerja, dan perannya sebagai ibu rumah tangga.
Salah satu bentuk kemandirian dalam pendidikan adalah di usia yang masih remaja, wanita berani memilih kelanjutan studi sesuai minat dan bakatnya. Wanita menikah di usia yang matang agar mampu menjalankan perannya sebagai ibu dan istri dengan baik, secara fisik maupun sosial psikologis.
Menurut Sukarna (2003) ciri-ciri kemandirian di antaranya: 1) Merencanakan dan memilih kegiatan sendiri, 2) Inisiatif, 3) Tanggung jawab, 4) Kritis dan logis, 5) Percaya diri
Di jaman yang mengalami perkembangan iptek sangat pesat, banyak kemudahan yang dapat diperoleh wanita untuk menjadi seorang yang mandiri. Wanita dapat mejalankan perannya sebagai ibu rumah tangga yang produktif, mengambangkan minat dan kerja melalui berbagai aktivitas di luar maupun di dalam rumah misalnya menjadi pelaku bisnis online.
Baca Juga:Mahar Gading Gajah lambang “Harga Diri” Perempuan Lamaholot?
Mengembangkan kewirausahaan adalah pilihan yang baik bagi seorang wanita. Pengembangkan karir terbuka di berbagai bidang ilmu bagi semua wanita.
Menyebarkan informasi dan tips mengenai masakan, hobby, hal-hal praktis, sesuatu secara teknis di berbagai media sosial merupakan hal positif yang dapat dilakukan. Intinya, para wanita penerus perjuangan Kartini dapat berperan di berbagai sisi kehidupan.
Dimulai dari diri sendiri menciptakan pribadi yang mampu menjadi ibu penuh cinta kasih di keluarga, menjadi teladan di tempat kerja dengan sikap humanis, sudah menjadi cahaya bagi kaum wanita di negeri ini.
Walaupun ibu R.A Kartini telah tiada tetapi ada banyak Kartini-Kartini penerus yang dapat mengembangkan kemajuan kaum wanita di negeri kita. Ada banyak wanita yang menghasilkan putra putri terbaik di negeri ini. Semoga semangat Kartini tetap membara di hati para wanita Indonesia, memajukan kaumnya. Selamat Hari Kartini.
Tulisan ini telah tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto: nusantaranews.co
Leave a Reply