Eposdigi.com – Phubbing muncul sebagai istilah asing yang akhir-akhir ini semakin hari semakin marak. Phubbing adalah istilah untuk orang yang lebih fokus pada handphone daripada pada orang di sekitarnya.
Kata phubbing berasal dari phone dan snubbing. Seseorang yang phubbing memiliki sikap acuh tak acuh pada lingkungan dan orang di sekitarnya. Lebih fokus pada handphone dari pada berinteraksi atau bercakap-cakap dengan orang lain.
Perilaku phubbing mungkin tampak umum dan sepele. Namun sejumlah pengamat menyimpulkan, phubbing dapat berdampak negatif karena dapat menurunkan kualitas relasi sekaligus mental seseorang.
Phubing juga dapat menurunkan kemampuan seseorang dalam berbicara atau berbahasa secara lisan. Akhirnya, kualitas komunikasi interpersonal menurun, menjadi tidak empati dan tidak peka terhadap kebutuhan orang lain.
Ketika seseorang melakukan phubbing, orang di sekitarnya dapat merasa disingkirkan, diabaikan, tidak diperhatikan atau bahkan ditolak kehadirannya.
Baca Juga: Orang Tua Penyebab Anak Kecanduan Gawai
Jika memang ada aktivitas penting, lebih baik meminta maaf untuk membalas atau mengirim file pekerjaan melalui handphone, lalu melanjutkan berbincang dengan meletakkan ponsel di meja.
Perilaku phubbing dapat berkembang dan sulit dihentikan jika tidak didukung oleh orang tua atau lingkungan di sekitar anak untuk menghentikannya. Artinya orang tua harus menunjukkan keteladanan dalam beretika mengenai penggunaan ponsel. Orang tua perlu lebih sering mengajak anaknya berbincang dan mengajak anak beraktivitas.
Menurut WHO, usia anak 12-14 tahun, maksimal menggunakan ponsel sekitar 4 jam. Namun menjadi hal yang dilemastis di masa pembelajaran online. Penggunaan ponsel untuk mengerjakan tugas sekolah maupun tugas kuliah membutuhkan waktu lebih dari empat jam.
Mengapa anak menjadi phubbing? karena ada sesuatu yang lebih menarik dan menyenangkan. Coba perhatikan dan tanya, berapa jam dalam sehari anak-anak kita menggunakan handphone-nya? Pasti jawabannya lebih dari empat jam. Anak menjadi terbiasa bahkan terikat dengan ponsel yang dapat mempertemukannya dengan teman-teman maupun aktivitasnya.
Jika anak sibuk dengan hobby (selain game di ponsel), banyak aktivitas keagamaan, ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, umumnya anak dapat mengendalikan diri dalam penggunaan ponsel.
Baca Juga: Berapa Banyak Waktu Anak Anda Bermain?
Jika anak diarahkan agar menyadari tujuan penggunaan ponsel, umumnya anak dapat membatasi diri agar tidak terlalu lama menggunakan ponsel.
Sebagai orang tua dan guru di jaman sekarang, kita tidak bisa melarang anak menggunakan ponsel. Mereka lahir di generasi yang sudah menggunakan internet untuk akses belajar dan sosial.
Orang tua dan guru butuh mengajak anak berkomitmen mengenai penggunaan handpone. Bahkan sesekali memunculkan nasehat agar anak sadar pentingnya menjaga kesehatan mata, tubuh dan interaksi sosialnya.
Dapat juga berdiskusi dengan anak-anak di rumah maupun di sekolah mengenai kasus-kasus dampak penggunaan handpone yang berlebihan maupun cara aman bermedia sosial.
Jadi mulai sekarang hargai orang yang ingin berinteraksi dengan kita. Kurangi phubbing agar tetap sehat mental sosial.
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / Foto: aktual.com
Leave a Reply