Eposdigi.com – Saat ini gadget bukan lagi barang mewah. Di pasar kita dapat menemukan gadget dengan berbagai spesifikasi dengan harga yang sangat terjangkau. Oleh karena itu hampir semua keluarga, bahkan keluarga yang sangat sederhana sekalipun, dapat membelikan gadget untuk anak.
Saat ini, telah menjadi pemandangan yang biasa, anak SD sibuk dengan gadget-nya, baik untuk bermain game, maupun untuk berkoneksi dengan orang lain melalui media sosial.
Pun saat ini telah menjadi rahasia umum, praktek penipuan usia ketika membuat account media sosial telah menjadihal yang biasa. Sehingga bahkan sejak dari SD, anak-anak telah memiliki account media sosial, meskipun pembuatannya mensyaratkan usia 17 tahun atau lebih.
Oleh karena itu, anak usia SD sudah sangat lihai mengoperasikan gadget. Mereka bisa dengan mudah membuka channel seperti, youtobe membuka account instagram, facebook, bahkan mengakses konten dewasa di internet.
Baca Juga:
Darurat Kecanduan Gawai pada Anak
Orang Tua Penyebab Anak Kecanduan Gawai
Internet dan media sosial telah menjadi pintu masuk untuk mengakses semua hal baik yang dimiliki oleh peradaban manusia. Bahkan internet dan media sosial dapat menjadi sarana bagi orang jahat untuk menebarkan kejahatan digital, di mana anak-anak kita dapat menjadi sasaran dan korbannya.
Oleh karena itu, orang tua perlu membekali anak-anak dan remaja dengan pengetahuan tentang keamanan digital.
Keamanan digital penting diajarkan
Lisa Strochman, seorang psikolog remaja, seperti dikutip pada laman dream.co.id menegaskan tentang pengetahuan apa saja yang diperlukan sehingga anak dan remaja memiliki keamanan digital.
Pertama, sejak SD orang tua dan guru wajib memperkenalkan pada anak tentang teknologi dan aspek positif dari teknologi. Bahwa manusia memerlukan teknologi untuk memudahkan hidup.
Dan bahwa internet merupakan bentuk teknologi yang akan selalu digunakan dan mempengaruhi kehidupan manusia. Namun teknologi dapat juga berdampak secara negatif jika manusia salah menggunakan.
Kedua, ketika remaja memasuki SMP, orang tua dan guru diharuskan memberi tahu anak tentang konsep jejak digital. Bahwa jejak digital di internet tidak akan terhapus.
Seseorang memiliki jejak positif atau negatif tergantung pada apakah internet dan account media sosial diisi dengan hal yang positif atau negatif. Internet dan media sosial pada dasarnya didisain untuk menunjang manusia tumbuh dan berkembang ke arah yang baik. Namun di tangan manusia pula, teknologi informasi dapat dipakai untuk kejahatan.
Saat ini, perusahaan besar memanfaatkan jejak digital dalam merekrut karyawan. Perusahaan tidak lagi melakukan wawancara tatap muka untuk mengetahui calon pelamar. Ahli IT tinggal menelusuri jejak digital calon dan membuat rekomendasi apakah calon dapat diterima atau tidak, berdasarkan jejak digital tersebut.
Bisa jadi karena jejak digital calon negatif, maka calon tersebut tidak kunjung direkrut oleh perusahaan untuk bekerja.
Ketiga, anak diajarkan tentang bagaimana melakukan perlindungan terhadap account media sosial dan mengenal tindakan perlindungan keamanan secara digital. Anak harus diajarkan untuk memproteksi account media sosial dan fitur seperti album dengan baik.
Sedangkan tindakan perlindungan keamanan secara digital, diupayakan dengan tidak mencantumkan informasi privat seperti alamat rumah, alamat sekolah, foto detail rumah, sekolah, di media sosial.
Ajarkan anak agar teman yang dipilih di media sosial adalah teman yang dikenal secara personal. Anak dilatih untuk tidak mudah percaya pada orang yang ditemui di internet. Apalagi sampai teman tersebut mengajak bertemu.
Keempat, orang tua pun perlu memantau account media sosial anak. Caranya orang tua dan anak saling mem-follow account media sosial. Namun berusaha untuk bersikap wajar jika memang ada konten posting-an yang mengganggu. Jangan merespon posting-an tersebut di media sosial, tetapi bicara secara personal dengan sang anak tentang posting-an tersebut.
Baca Juga:
Hati-hati! Copet Mengintai Dompet Digital Anda
Itulah empat cara melindungi anak dari kejahatan digital. Upaya perlindungan ini menjadi hal mendesak untuk dilakukan karena menggunakan teknologi komunikasi dan media sosial adalah kebutuhan dan tidak dapat dielakkan lagi. Anak sudah tidak dapat lagi dilarang. (Tulisan ini pernah tayang di depoedu.com. Kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis)(Foto : radioidola.com)
[…] Baca Juga : Melindungi Anak Milenial dari Kejahatan Digital […]