Belajar Dari SMAK Kosayu Malang Menciptakan Loyal Customer

Bisnis
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Tulisan yang hendak Digiers baca berikut ini merupakan tulisan lanjutan dari tulisan berjudul “Belajar Dari SMAK Kosayu Malang Mempertahankan Pertumbuhan Selama 70 Tahun,” yang kami publish kemarin.

Tulisan tersebut mencoba menggambarkan bagaimana sekolah ini mempertahankan pertumbuhannya dalam jangka yang sangat panjang tersebut melalui upaya menjalin kolaborasi dengan orang tua murid dan kemampuan staf yang prima dalam memberikan layanan pendidikan. 

Selain dua kemampuan tersebut, SMAK Kosayu juga secara konsisten menciptakan dan memelihara ekosistem pendidikan yang kemudian menjadi salah satu penopang penting pertumbuhan mereka. Selain itu, mereka juga aktif bersinergi dengan alumni mereka yang kini tersebar di berbagai penjuru dunia. 

Memiliki semua modalitas pertumbuhan tersebutlah yang pada gilirannya membuat SMAK Kosayu, memiliki kemampuan untuk menjawab ekspektasi orang tua murid, yang pada akhirnya menggiring mereka menjadi loyal customer yang membuat sekolah ini terus bertumbuh hingga tahun ke-70 ini. Berikut uraian lanjutannya. 

Baca Juga : 

Sales, Marketing dan Branding, Apa Bedanya?

Menciptakan ekosistem pendidikan

Ekosistem pendidikan adalah suatu tatanan yang menyatu, utuh dan menyeluruh antara segenap unsur pendidikan yang masing-masing saling mempengaruhi sebagai komunitas untuk mencapai tujuan pendidikan. 

Menciptakan ekosistem pendidikan inilah yang secara konsisten diupayakan oleh Pengelola Sekolah dan Kepala Sekolah ini, di mana semua unsur mulai dari Pengelola Sekolah,  Kepala sekolah, guru, peserta didik, dan orang tua murid, bahkan dinas pendidikan setempat adalah bagian penting dari ekosistem pendidikan di sekolah ini.

Semua unsur tersebut diakui keberadaannya, diberi tanggung jawab, dihargai. Komunikasi antar unsur diupayakan di mana ada upaya untuk saling mendengarkan dan saling menghormati posisi masing-masing terjadi.  

Hal-hal inilah yang membuat acara School Parent Gathering (SPG) menjadi acara yang penting di mana Pengelola Sekolah, Kepala Sekolah dan guru tidak hanya menjelaskan posisi mereka  tetapi menunjukkan penghargaan pada posisi orang tua, saling mendengarkan agar dapat bersinergi dalam upaya mengembangkan semua potensi unik peserta didik.

Baca Juga : 

Belajar Dari SMAK Kosayu Malang Mempertahankan Tren Pertumbuhan Selama 70 Tahun

Inilah yang membuat pertemuan dengan orang tua melalui acara seperti SPG sebagai pertemuan yang penting dan semua pihak terkait menginsvestasikan waktunya sehingga   memungkinkan pertemuan tersebut terselenggara karena semua unsur yang terlibat hendak menjadi bagian penting dari ekosistem pendidikan. 

Dalam upaya pimpinan sekolah mengkomunikasikan hal-hal yang penting baik kepada guru dan kepada peserta didik, untuk mengupayakan kesepahaman dan tindakan yang sinergis sebagai upaya untuk membangun ekosistem pendidikan, pasti tidak hanya dikomunikasikan secara lisan tetapi juga secara tertulis. 

Misalnya ketika Kepala Sekolah mengumumkan profil guru dan profil siswa yang dikehendaki dan diupayakan,  ini tidak hanya disampaikan dalam komunikasi lisan tetapi juga secara tertulis. Kepala Sekolah membuat poster dengan rumusan yang ringkas, mudah dibaca dan mudah dipahami. Ini sangat memudahkan implementasi. 

Sisi lain dari ekosistem pendidikan adalah mengupayakan sinergi dengan, pemerintah atau dinas pendidikan setempat, ini juga aktif dilakukan oleh Kepala Sekolah. Misalnya ketika Kurikulum Merdeka hendak diberlakukan, tim pengembanga kurikulum SMAK Kosayu meminta bimbingan dari Pengawas Sekolah. Ini tidak dilakukan oleh banyak sekolah. 

Baca Juga : 

Negara-negara ini Membatasi Penggunaan Ponsel Pintar di Sekolah. Indonesia Bagaimana?

Peserta didik sebagai unsur yang paling penting dalam ekosistem pendidikan tidak hanya diberi perhatian oleh Kepala Sekolah dan guru, tetapi juga diberi kepercayaan dan  tanggung jawab dalam interaksi dan proses belajar mengajar. 

Dalam hal memberi perhatian pada peserta didik, para guru sangat peka mengenali kebutuhan peserta didik, termasuk masalah peserta didik. Misalnya dalam hal bullying, kata Kepala Sekolah, dalam kadar tertentu mungkin saja ada. Namun jika ada tanda-tanda bullying, segera ditangani serentak oleh wali kelas, guru BK, bersama dengan orang tua. 

Bullying mungkin ada, tetapi ini bullying atau bukan itu sangat relatif. Yang pasti ketika ada tanda-tanda bullying, segera ditangani serentak oleh wali kelas, guru BK bersama orang tua. Ketika berkepanjangan dan memerlukan penanganan lebih, kami juga didampingi psikolog yang bertugas di Yayasan,” kata Petrus Harjanto sang Kepala Sekolah. 

Baca juga : 

Sekolah Muhammadiyah dari Berbagai Daerah, Berjaya di Ajang International Kangaroo Mathematics Contest Tahun 2024

Selain memberi perhatian, Kepala Sekolah dan Guru juga memberi kepercayaan kepada para peserta didik. Ini misalnya terbukti dari berhasilnya pembelajaran dengan pendekatan konstruksi melalui pembelajaran berbasis proyek dan inkuiri. Di banyak sekolah pendekatan pembelajaran ini tidak berjalan karena guru tidak percaya pada kemampuan  peserta didik. 

Bukti lain bahwa Kepala Sekolah dan Guru memberi kepercayaan pada peserta didik adalah peserta didik senior/Kakak Kelas diberi tanggung jawab untuk mendampingi adik kelas, baik untuk membantu mereka beradaptasi maupun untuk mempersiapkan pentas. Ini adalah cara lain menciptakan ekosistem pendidikan untuk mendorong sinergi. 

Sinergi dengan alumni 

Untuk mempertahankan tren pertumbuhan, SMAK Kosayu juga sejak lama mengupayakan sinergi dengan alumni. Sinergi dengan alumni sangat bermanfaat dalam acara rutin tahunan sekolah, dalam acara expo karier dan expo Perguruan Tinggi. Dalam acara ini alumni dari seluruh dunia  berbagi pengalaman tentang perguruan tinggi maupun tentang dunia kerja.

Baca Juga : 

Kasus Murid SD Dianiaya Orang Tua Murid Menggambarkan Buruknya Tata Kelola Sekolah

Acara ini sangat membantu peserta didik untuk mengenali dunia karier, merencanakan karier, mengenal program studi di perguruan tinggi, dan menentukan program studi yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Ini dilakukan di kelas X. Oleh karena itu, peserta didik umumnya memiliki fokus yang baik dalam proses belajar mereka di SMA. 

Selain itu, alumni SMAK Kosayu yang tersebar di seluruh kota besar di Indonesia, maupun di dunia, selalu mengadakan acara setiap tahun untuk menyambut alumni SMAK Kosayu, baik yang baru lulus dan melanjutkan studi maupun yang bekerja di kota tersebut. Ini sangat membantu proses adaptasi alumni di tempat baru. 

Sinergi dengan alumni menjadi salah satu modalitas yang sangat penting, selain tiga modalitas yang lain,  termasuk yang dibahas dalam tulisan sebelumnya. Modalitas-modalitas inilah yang di antaranya membuat sekolah mampu memenuhi ekspektasi orang tua peserta didik dan menjadi faktor penting yang membuat orang tua menjadi loyal customer. 

Baca Juga : 

Pendidikan di SMA di Adonara Timur, Tanggung Jawab Siapa?

Setelah mereka menjadi orang tua, mereka datang kembali ke sekolah, tidak hanya untuk bernostalgia tetapi untuk mengantar anak mereka belajar di SMAK Kosayu karena mereka percaya pada sekolah. Inilah pertumbuhan sekolah yang sesungguhnya.

Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis / foto dari googel.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of