Eposdigi.com – Kata Psikolog Anak Michele Borba, semua anak bisa sukses jika orang tua sejak dini mengajarkan pada anak soft skill ketekunan dan kegigihan dalam hidup pada anak. Namun tidak semua orang tua dapat melakukannya dengan baik sehingga gigih dan tekun menjadi menjadi soft skill anaknya.
Dilihat dari cara mengajarkan dua soft skill ini, ada dua tipe orang tua. Orang tua tipe pertama melakukannya dengan menceritakan kisah sukses dari pribadi-pribadi sukses yang mereka ketahui secara langsung pada anak. Atau mengusahakan bacan tentang orang sukses dan mendorong anak membaca kisah sukses mereka.
Banyak orang tua berharap anaknya terinspirasi oleh kisah sukses dari tokoh-tokoh sukses melalui bacaan-bacaan yang mereka baca. Bahkan ditambah dengan mengajak anak menetapkan tujuan dari apa yang dilakukannya dan mendorong anak untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan cara ini orang tua berharap anak-belajar untuk menjadi sukses. Ini adalah salah satu cara mengajarkan ketekunan dan kegigihan bagi anak. Bahkan ditambah dengan mengajari strategi menghadapi frustasi, hal yang lumrah dialami oleh semua orang sukses pada semua tahap meraih sukses.
Sementara orang tua tipe kedua yang tidak memiliki waktu untuk melakukan hal-hal tersebut, meskipun dapat hadir pada momen-momen penting dimana anak membutuhkan kehadiran orang tau. Ini adalah tipe orang tua gigih berjuang meraih cita-cita. Ternyata anak-anak dari orang tua tipe kedua, terbukti lebih sukses dalam hidup mereka.
Baca Juga:
Lima Hal yang Harus Dihindari Orang Tua, Agar Anak Tumbuh Dewasa dan Bermental Tangguh
Dibandingkan dengan orang tua tipe pertama, anak-anak mereka tidak lebih gigih, tidak lebih tekun dan terbukti tidak lebih sukses, meskipun orang tua mereka tidak mengajarkan segala pengetahuan tentang kegigihan, tentang ketekunan dan bagaimana menjadi sukses, termasuk menyediakan bacaan bagi mereka.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technologi untuk menjelaskan fenomena ini. Kenapa anak yang didampingi lebih baik untuk mengetahui dan memahami tentang kesuksesan tidak lebih sukses dari anak yang hanya melihat orang tuanya berjuang untuk mencapai kesuksesan?
Dalam studi tersebut para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang melihat orang tua mereka gigih berjuang mencapai tujuan dalam keseharian, lebih sukses daripada anak-anak yang orang tuanya lebih mudah mencapai sukses karena fasilitas, karena koneksi, meskipun mereka mengajarkan pada anak tentang bagaimana menjadi sukses.
Studi ini menemukan bahwa anak sudah mulai belajar dari dua tipe orang tua yang disebutkan diatas sejak anak tersebut berusia 15 bulan. Selain itu studi tersebut juga berhasil menggambarkan kebiasaan dua tipe orang tua dalam merespon keberhasilan yang dicapai anak.
Ketika anak berhasil, orang tua tipe pertama, memberi perhatian pada hasil. Anak dipuji sebagai anak pintar. Ini menyebabkan anak merasa cepat puas diri. Ini yang menyebabkan daya tahan anak untuk tetap gigih menjadi menurun.
Baca Juga:
Konsumsi Makanan Olahan Di Kalangan Anak dan Remaja dan Dampaknya bagi Kesehatan Mereka
Sedangkan orang tua tipe kedua, ketika anak berhasil, fokusnya pada proses. Ia tahu bahwa untuk mencapai hasil bagus, memang tidak mudah. Dampaknya anak merasa dihargai dan termotivasi. Inilah yang menyebabkan anak terus bertekun dan gigih bertahan untuk mencapai yang terbaik.
Dua hal inilah yang menjelaskan kenapa, orang tua yang mengajarkan pada anak tentang sukses, tentang ketekunan, tentang kegigihan dengan kata-kata, tidak lebih sukses dari anak yang belajar tentang ketekunan, tentang kegigihan dengan melihat keteladanan orang tuanya.
Keteladanan orang tua dalam hal ketekunan, kerja keras dan kegigihan dalam upaya meraih sukses adalah cara mengajarkan ketekunan, kerja keras dan kegigihan yang paling efektif pada anak dan bukan dengan kata-kata
Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com, kami tayangkan kembali dengan izin penulis / Foto: ayomenulis.id
Leave a Reply