Media Sosial, Masyarakat Jaringan dan Kita

Budaya
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Zaman sekarang hampir semua orang  telah menggunakan media sosial. Media sosial ini membuat semua orang di seluruh dunia terhubung. Keterhubungan ini dikenal sebagai masyarakat jaringan.

Kita semua mengenal media sosial yang populer di seluruh dunia seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, facebook, YouTube,TikTok dan aplikasi lainnya.

Banyak orang memilih menggunakan aplikasi ini karena ada banyak manfaat yang mereka dapatkan. “Mendekatkan yang jauh” hanyalah salah satu manfaat dari media sosial. Selain itu masih ada begitu banyak manfaat yang lain yang dapat kita peroleh dari media sosial.

Melalui media sosial yang terhubung dalam jaringan kita bisa menerima berita atau informasi. Melalui media sosial kita bisa mengetahui berbagai informasi dan berita secara instan. 

Baca Juga:

Mayoritas Anak Indonesia ‘Kecepatan’ Terpapar Konten Media Sosial. Pemerintah Perlu Memperhatikan Isu Ini

Peristiwa yang terjadi di tempat lain, di negara lain, bahkan di benua lain dapat dengan mudah dan cepat kita dapatkan berkat adanya media sosial yang terhubung dalam jaringan (net).

Tidak hanya berita dan informasi yang serius, bahkan hal yang sederhana sekalipun bisa menjadi begitu “viral”. Sesuatu yang dianggap sederhana ternyata bisa menarik perhatian banyak orang. kemudian mereka membagikannya lagi dan lagi. Menjadikannya viral hingga ke seluruh dunia.

Beberapa tahun lalu, banyak orang belum familiar dengan media sosial. Misalnya, 20-an tahun lalu orang belum terlalu mengenal Facebook, WhatsApp, atau aplikasi perpesanan BBM (Blackberry Messenger) yang dulu sempat jadi trending, atau media sosial lainnya.  

Awalnya media sosial ini berkembang pada tahun 1978.  Penemuan sistem papan buletin oleh Ward Christensen dan Randy Suess.menjadikan media sosial berkembang sampai sekarang.

Hingga Januari tahun 2024 ini, pengguna internet di seluruh dunia telah mencapai 5,35 Miliar Orang (databoks.katadata.co.id/08.02.2024). Dan mengejutkan karena 5,04 miliar di antara mereka yang mengakses internet ini adalah pengguna media sosial. Angka ini setara dengan 62,3 % seluruh populasi dunia (statista.com/31.01.2024). 

Baca Juga:

Media Sosial Bukan Untuk Anak, Orang Tua Perlu Tahu Dampaknya

Media sosial ini yang meliputi berbagai macam aplikasi, ibarat dua sisi mata uang. media sosial dapat juga membawa pengaruh positif juga pengaruh negatif pada saat bersamaan. 

Bukan media sosialnya. Baik atau buruk pengaruh media sosial, tergantung pada mereka yang menggunakannya. Kalau pintar-pintar menggunakan maka akan mendatangkan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Kalau dimanfaatkan untuk melakukan berbagai tindakan yang tidak baik maka media sosial pasti akan merugikan diri sendiri juga orang lain.

Terhubungnya masyarakat dunia melalui jaringan internet, memungkinkan pengguna media sosial terhubung dengan masyarakat di seluruh dunia. Dan bisa jadi di masa depan perkembangan teknologi informasi lebih cepat dan lebih canggih dari yang kita alami saat ini.

Perkembangan media sosial yang cepat dan semakin canggih ini ternyata juga digunakan oleh para penjahat untuk berbagai kejahatan. yang membuat media sosial yang seharusnya baik menjadi tidak baik.

Baca Juga:

Terbukti; ‘Kita’ Paling Tidak Sopan Bersosial Media

Mereka melakukan penipuan, menyebarkan berita bohong dan hoax atau menyebarkan hal-hal tidak pantas lainnya yang dapat membawa pengaruh buruk, terutama pada anak-anak yang belum cukup mampu menyaring informasi-informasi buruk tersebut.

Contoh dampak negatif dari media sosial adalah menimbulkan ketidakpuasan diri, meningkatkan kecemburuan sosial, mengganggu waktu tidur, menyebabkan depresi dan kecemasan, menyebabkan kecanduan, menimbulkan phubbing dan interaksi secara tatap muka cenderung menurun. 

Bukan hanya pengguna, kadang tidak kita sadari bahwa hal-hal buruk yang kita bagikan juga dapat membawa pengaruh buruk pada orang lain, ketika mereka membaca atau melihat postingan kita.

Kalo kita bijak dalam menggunakan media sosial pasti hal yang seperti dikemukakan di atas tidak terjadi. Terutama pada anak-anak – pengguna media sosial – yang belum bisa memilah dan menyaring berbagai hal negatif di media sosial.

Baca Juga:

Pengadilan Arab Saudi Menghukum Seorang Siswi SMA 18 Tahun Penjara, karena Unggahan di Media Sosial

Kehadiran media sosial pasti untuk tujuan baik. Saat ini media sosial banyak membantu anak-anak dalam hal belajar. Namun kadang ketergantungan anak-anak pada media sosial membuat mereka tidak mau berpikir dan mencari alternatif informasi lain untuk membandingkan informasi yang ada di media sosial.

Padahal, selain informasi yang mereka dapatkan di media sosial, mereka juga dapat menemukan nya melalui buku atau sumber informasi lainnya. Karena itu peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mendampingi anak-anak ketika mereka mengakses media sosial.

Tidak hanya orang tua terhadap anak, kita yang sudah dewasa pun seharusnya memiliki sharingan yang baik untuk menyaring berbagai informasi di media sosial. Jika sesuatu yang baik maka disebarkan ke lebih banyak orang. Sebaliknya jika buruk, maka pastikan bahwa informasi tersebut berhenti di kita.

Foto ilustrasi dari bapenda.jabarprov.go.id

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of