Media Sosial Bukan Untuk Anak, Orang Tua Perlu Tahu Dampaknya

Budaya
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Hampir semua media sosial, sebut saja Facebook, X atau Twitter, Instagram, Whatsaap, Linkedln, Myspace, gdidesain untuk digunakan oleh orang dewasa. Karena digunakan oleh orang dewasa, maka isi kontennya memang untuk konsumsi orang dewasa.

Inilah yang membuat hampir semua media sosial membatasi usia penguna media sosial. Facebook dan X misalnya membatasi usia penggunanya mulai dari 13 tahun. Sedangkan Whatsaap, Linkedln, Myspace membatasi usia penggunanya mulai 16 tahun.

Namun dalam kenyataannya tidak semua pengguna media sosial adalah orang dewasa. Banyak anak, bahkan anak di bawah umur dapat menjadi pengguna media sosial karena memalsukan identitas, dan media sosial umumnya tidak menyaring dengan ketat batas usia pengguna tersebut.

Sebuah penelitian tahun 2021 menyimpulkan bahwa pembatasan yang dilakukan oleh media sosial tidak efektif membatasi pengguna. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa banyak pengguna media sosial bahkan berumur 8 hingga 12 tahun.

Baca juga : 

Media Sosial Menjadi Salah Satu Penyebab Depresi Pada Anak dan Remaja Kita. Apa yang Harus Kita Lakukan?

Bahkan seperti dilansir pada laman Kompas.com, penelitian tersebut mencatat, pengguna media sosial usia 8 hingga 12 tahun ini, dalam sehari, rata-rata menghabiskan waktu 5 setengah jam menggunakan media sosial, di antaranya mereka umumnya mengakses video melalui You Tube.

Karena mayoritas penggunanya adalah orang dewasa, oleh karena itu, hampir semua isi kontennya adalah untuk konsumsi orang dewasa dan anak-anak tersebut terpaksa terpapar pengaruh konten media sosial tersebut.

Platform media sosial umumnya tidak membedakan konten untuk anak usia 13 tahun dan orang dewasa usia 30 tahun. Anak dapat mengakses konten yang sama, yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan pertumbuhannya.

Belum lagi konten-konten yang berbahaya untuk anak seperti, cyberbullying, pornografi dan kejahatan asusila yang menyasar anak dari orang dewasa seperti grooming yang belakangan marak. Ini semua menggambarkan rumitnya mendampingi anak zaman ini.

Baca juga : 

Pemerintah China Sangat Protektif Terhadap Anak Dalam Hal Ini, Bagaimana dengan Kita Para Orang Tua di Indonesia?

Situasi ini mengharuskan orang tua bertangung jawab membatasi penggunaan media sosial sebelum anak matang dan siap mendampingi anak menjadi pengguna media sosial yang cerdas, sehingga dapat mengambil manfaat dari penggunaan media sosial.

Ini memerlukan keterampilan komunikasi dari orang tua, karena melarang atau mengizinkan anak menggunakan media sosial hingga batas usia tertentu memerlukan komunikasi yang diterima anak, apalagi setelah mengizinkan anak mengunakan media sosial lalu membatasi.

Selain itu,  untuk dapat melakukan pendampingan tersebut orang tua memerlukan pengetahuan terutama tentang dampak baik positif maupun negatif dari media sosial seperti dilansir pada laman kompas.com sebagai berikut.

Dampak negatif dari media sosial;

  • Media sosial adalah platform yang luas di mana individu tidak dapat mengontrol aliran informasi yang tersedia di sini, termasuk konten seperti kekerasan, pelecehan pornografi dan provokasi.
  • Konflik sosial seperti bullying dapat muncul di media sosial sebagai cyber bullying. Anak yang memiliki konflik sosial dalam interaksi langsung dapat berlanjut di media sosial sebagai cyber bullying. Ini dapat mendatangkan efek yang sangat buruk bagi anak.
  • Anak dapat kecanduan media sosial yang dapat berdampak luas dalam pertumbuhan anak. Anak menjadi tidak produktif, kurang bergerak sehingga mempengaruhi kesehatan fisik seperti kegemukan.
  • Anak menjadi kurang kontak dengan orang lain, sehingga mempengaruhi perkembangan interpersonal anak.
  • Pola tidur anak jadi terganggu karena terpapar cahaya biru pada layar gawai sehingga berdampak pada jam bangun pagi dan berdampak pada disiplin di sekolah.

Baca juga : 

Orang Tua dan Guru, Hati-hati terhadap Gejala Kejahatan Grooming

Dampak positif  dari media sosial;

  • Membantu anak terhubung dengan keluarga besar dan teman-teman
  • Memungkinkan anak untuk mempelajari hal-hal baru, bertukar pikiran, mengasah keterampilan komunikasi, dan membangun relasi dengan kelompok teman sebayanya.
  • Memperluas jaringan untuk belajar dari pendidik di berbagai belahan dunia.
  • Memfasilitasi pengembangan keahlian teknis dan pemahaman teknologi pada anak-anak.

Itulah media sosial. Dampaknya positif atau negatif, tergantung kematangan anak kita dan pendampingan orang tua. Ini memerlukan pengetahuan dan keterampilan komunikasi.

Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com / Foto: tribunnews.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of