Sesungguhnya Pengembangan Minat Membaca Anak Tanggung Jawab Siapa?

Nasional
Sebarkan Artikel Ini:

Eposdigi.com – Profil minat baca masyarakat Indonesia menurut data dari badan PBB UNESCO sangat memprihatinkan. Saat ini menurut data UNESCO tersebut, hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang memiliki minat baca secara benar. 

Padahal hingga kini, di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat dahsyat, semua orang dituntut untuk terus mengikuti perkembangan teknologi tersebut melalui keharusan untuk belajar sepanjang hayat.

Itu artinya, upaya menumbuhkan minat baca menjadi pilihan bahkan keharusan bagi pendidik; orang tua, guru, dan pemimpin di berbagai lembaga. Karena tanpa minat baca, individu akan teralienasi di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Mereka yang teralienasi dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan ikut menikmati berkah dari pertumbuhan yang dipicu oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, padahal sejatinya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harusnya menjadi berkah bagi semua.

Baca juga : 

Kebiasaan Baik ini Bikin Masa Depan Anak Cemerlang

Inilah tantangannya. Di satu pihak pengembangan minat baca menjadi keharusan yang mendesak. Namun upaya ke arah pengembangan minat baca juga berhadapan dengan tantangan yang tidak ringan. 

Mulai dari belum tumbuhnya kesadaran orang tua sebagai pendidik utama untuk memberi perhatian pada pengembangan minat baca secara dini karena berbagai sebab, hingga munculnya budaya menonton yang ditopang oleh maraknya media sosial hingga industri televisi. 

Di sinilah letak salah satu akar masalahnya, dan pemerintah di berbagai level harusnya menjadi pihak yang paling bertanggung jawab menyelesaikan problem ini, baik terkait pengembangan minat baca  di keluarga, maupun bagaimana mengendalikan industri televisi dan budaya menonton di kalangan anak-anak.

Tanpa solusi menyeluruh bagi problem ini, upaya pengembangan minat baca yang dilakukan melalui sekolah apalagi  melalui kebijakan tambahan di luar pengajaran seperti yang dilakukan selama ini, akan menjadi beban tambahan yang justru mematikan minat baca para murid. 

Sesungguhnya pengembangan minat baca menjadi tanggung jawab orang tua, bukan tanggung jawab guru di sekolah. Harusnya sebelum anak masuk sekolah kegemaran membaca sudah ditumbuhkan oleh orang tua melalui tradisi mendongeng, membacakan buku cerita sehingga rasa penasaran dan imajinasi anak sudah tumbuh.

Baca juga : 

Minat Baca Masyarakat Indonesia Hanya 0.001 Persen

Ketika rasa penasaran dan imajinasi itu ketemu proses belajar mengenal huruf, merangkai kata menjadi kalimat, proses belajar membaca di kelas kecil sekolah dasar, rasa penasaran dan imajinasi tersebut akan menemukan jalannya. 

Di sinilah minat baca dalam pengertian yang sebenarnya sedang tumbuh, jika di kelas kecil sekolah dasar upaya yang sudah dilakukan oleh orang tua berlanjut, bercerita, membacakan cerita, memperkenalkan buku cerita yang bagus. Dan guru tidak tergesa-gesa mengejar  penguasaan pengetahuan seperti selama ini. 

Inilah sesungguhnya salah satu tantangan pengembangan sumberdaya manusia kita. Jika masalah terkait minat baca tidak segera terurai, dengan sunguh-sungguh melibatkan orang tua dalam pengembangannya, upaya pendidikan dan pengajaran juga tidak akan efektif, karena salah satu esensi belajar adalah membaca. 

Dan bagaimana mendorong anak belajar secara efektif ketika anak tidak sunguh-sungguh memiliki minat membaca? 

Tulisan ini sebelumnya tayang di depoedu.com / Foto: ekorantt.com

Sebarkan Artikel Ini:

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of