Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan yang tayang sehari sebelumnya.
Eposdigi.com – Maka saya mengusulkan beberapa hal untuk mendukung kualitas pendidikan NTT adalah:
-. Bekerjasama dengan orang tua dalam mendampingi dan memberikan perhatian pada pendidikan anak, anak ketika anak sudah berada di rumah.
Ada pertemuan bulanan para orang tua murid atau wali dengan pihak sekolah dan Kadis baik propinsi maupun kabupaten/kota untuk berbagi bersama tentang pendampingan anak belajar di rumah.
-. Melatih para guru untuk kreatif dalam mengajar. Tidak hanya membaca atau mengutip dari buku pegangan yang ada tetapi ada kretaivitas pengajaran yang membuat para terdidik tetap bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
-. Wibawa guru. Dengan adanya UU HAM, maka para guru dibatasi untuk tidak melakukan “kekerasan” fisik pada anak.
Baca Juga:
“Penjajahan” Pendidikan (Menanggapi ‘inovasi’ Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT)
Oleh karena itu ketegasan dan kewibawaan para guru juga perlu diperhatikan termasuk penampilan. Para guru harus bijak dalam membangun relasi dengan para siswa. Boleh akrab tapi tegas pada prinsip.
-. Menciptakan lingkungan sekolah yang ramah dan membuat para siswa selalu merindukan untuk segera kembali ke sekolah.
Maka kreativitas pengajaran di luar sekolah, misalnya pada jam istirahat ada ruang untuk cerita dan sharing bersama diantara para siswa atau guru dengan para siswa.
-. Model pendidikan asrama. Banyak orang NTT yang sukses yang karena melaksanakan pendidikan dengan tinggal di asrama.
Dan pendidikan yang besar itu lebih baik membangun asrama di lingkungan sekolah dengan pengawasan yang ketat dan disiplin. Sekolah bisa mengadopsi model asrama para suster, bruder, seminari atau para fratee kekal.
-. Jam belajar anak pada malam hari di setiap kelurahan, desa, RT/RW. Di wilayah Adonara ada beberapa desa yang memberlakukan seperti ini dan terbukti efektif.
Baca Juga:
Para hansip bisa digiatkan untuk melakukan penertiban jam belajar anak di rumah. Hal ini juga untuk mengantisipasi bahaya penyalahgunaan miras dan obat-obat terlarang.
Saya tetap memiliki keyakinan bahwa dari beberapa hal ini jika bisa dilakukan maka mutu pendidikan di NTT bisa dicapai. Walau dalam kenyataan harus diakui pula bahwa masyarakat NTT dalam hal ini para siswa adalah orang-orang cerdas hanya saja dalam hal sarana dan prasarana yang minim.
Banyak orang NTT juga yang kuliah di UGM dan UI serta univeristas-universitas swasta lain yang terbaik dan berkualitas.
Lebih dari itu saya sangat menyayangkan bahwa tujuan dari pendidikan adalah supaya bisa tembus kuliah di universitas-universitas terbaik di Indonesia maupun luar negeri seperti Harvard.
Kalau ini menjadi tujuan pendidikan maka kita sedang membelenggu kreativitas para terdidik. Kita menjadi “penjajah” pendidikan yang memaksa anak untuk belajar dan belajar.
Bagi saya dimanapun para terdidik bersekolah dan kuliah, tujuannya adalah kembali membangun NTT, membangun lapangan pekerjaan dan menjadi orang NTT yang kreative dan berdedikasi termasuk dalam hal moral dan iman.
Baca Juga:
Mutu sebuah pendidikan itu tidak lahir dari lolosnya para lulusan masuk ke univeristas-universitas ternama, melainkan lahir dari kepedulian anak, orang tua, para guru dan semua pihak pada pendidikan anak dan mampu menjaga nama baik sekolah serta menciptakan kreativitas yang membanggakan dan menginspirasi serta menggerakan orang lain untuk mencintai pendidikan.
Manila: 01-Maret, 2023
Foto Gubernur NTT memimpin apel pagi disekolah yang masuk jam 5.30 pagi, dari detik.com
Leave a Reply